TRADISI
7 BULANAN
Dosen pengampu : Jefri gunawan, S.Pd
Disusun oleh : 5A PGSD
WULAN NORMADIANSA (201210004)
SITI MAHMUDA (201210005)
DESI
RATNASARI (201210051)
ANIS
PRATIWI (201210049)
S1
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ABDURACHMAN SALEH
SITUBONDO
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
ALLAH SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Tradisi 7 bulanan” dengan tepat waktu.
Makalah yang kami buat sesuai dengan
petunjuk dosen pengampu dan sesuai dengan kemampuan yang kami miliki, maka dari
itu kami berharap saran dan kritikan pada makalah yang telah kami buat ini,
yaitu untuk penyempurnaan makalah ini.
26
oktober 2014
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
1.2 Rumusan
masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Tradisi 7 bulanan
2.2
Prosesi 7 bulanan
2.3
Manfaat 7 bulanan
BAB III PENUTUP
3.1
kesimpulan
3.2
saran
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Pada umumnya masyarakat
jawa meyakini adanya tradisi 7 bulanan bagi orang yang sedang hamil. Tradisi 7
bulanan ini adalah upacara selametan terhadap bayi yang masih ada di dalam
kandungan .
Selametan 7 bulanan ini
dilaksanakan pada usia kehamilan 7 bulan. Tradisi ini bermakna bahwa pendidikan
bukan saja setelah dewasa akan tetapi semenjak benih tertanam di dalam rahim
ibu. Dalam tradisi 7 bulanan ini calon ibu yang sedang hamil dimandikan dengan
air yang dicampur dengan kembang setaman disertai do’a yang bertujuan untuk
memohon do’a kepada Allah SWT agar selalu diberikan rahmat dan berkah sehingga
bayi yang akan dilahirkan selamat dan sehat.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan 7 bulanan bagi orang hamil ?
2. Apa
manfaat diadakannya 7 bulanan bagi orang hamil ?
3. Bagaimana
prosesi 7 bulanan tsb ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan 7 bulanan bagi orang hamil ?
2. Untuk
mengetahui manfaat dari diadakannya 7 bulanan bagi orang hamil ?
3. Untuk
mengetahui prosesi 7 bulanan bagi orang hamil ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 TRADISI 7 BULANAN
Tradisi 7 bulanan
adalah adat atau upacara selametan bagi bayi yang masih ada di dalam kandungan.
Seperti yang telah dilakukan oleh pasangan miftahul arifin dan nur jannah. Nur
jannah adalah wanita yang baru pertamakali hamil, untuk mensyukuri kehamilan
pertamanya dan untuk berharap bayi pertama yang di kandung lahir dengan selamat
seperti harapan nur jannah, yaitu dia
ingin anak pertamanya lahir dengan lancar dan di berkahi oleh allah swt .
2.3 PROSESI 7 BULANAN
Masyarakat di desa
gebangan kampung kerajan RT 1/ RW 5 mengatahui dan mendapat undangan 7 bulanan
yang diadakan oleh keluarga nur jannah. Sehingga sebagian besar masyarakat
disana datang ke rumah nur jannah dengan membawa gula, beras, telur dll. Mereka
ikut serta berpartisipasi dan membantu keluarga nur jannah dalam upacara selametan 7 bulanan.
Alat-alat yang
diperlukan saat prosesi 7 bulanan :
1. Bak
air
2. Gayung
yang terbuat dari batok kelapa
3. 2
Kursi
4. Kain
putih
5. Sisir
rambut
6. Bunga
setaman (melati, mawar, dan kenanga)
7. Benang
putih
8. I
butir telur
9. 2
buah kelapa yang bertuliskan tulisan madura
10. Air
sumur
11. Ayam
putih
12. Sewek
(samper)
13. Kotak
uang
14. Kemenyan
Langkah –langkah
prosesi 7 bulanan :
1. Kedua
pasangan duduk di kursi yag telah disiapkan, dibawah kursi telah ada 1 ekor
ayam putih dan kemenyan.di atas pangkuan sang ibu diberi telur ,setelah itu
ditutupi oleh kain putih dan kedua jari
tangan pasangan ini diikat oleh tali putih . wanita diikat di jari tangan
sebelah kanan dan laki-laki di jari tangan sebelah kiri, ikatan ini bertujuaan
agar bayi yang mereka kandung setelah lahir memiliki ikatan yang erat dengan
orang tuanya.
2. Ibu
dari pasangan ini menggendong kelapa yang bertuliskan tulisan madura, kelapa
yang digendong oleh orang tua perempuan di berikan kepada calon ayah sementara
kelapa yang digendong oleh orang tua laki-laki diberikan kepada calon ibu,
kelapa ini di ibaratkan bayi bagi mereka, sehingga mereka sangat berhati-hati
saat memangku kedua kelapa tsb.
3. Kedua
pasangan ini di beri asap kemenyan dengan tujuan agar bayi yang mereka kandung
lahir dengan selamat.
4. Dukun
dari sang bayi mengambil air dari tempat yang sudah disediakan. Sebelum air di
siramkan kepada ke dua pasangan air tersebut d bacakan doa terlebih dahulu
barulah di siramkan kepada kedua pasangan .
5. Setelah
dukun menyiramkan air kepada kedua pasangan, barulah orang tua dan kerabat
menyiramkan air kepada kedua pasangan dengan memberi uang seikhlasnya. Hal ini
bertujuan untuk mensucikan calon ibu dan calon bayi yang sedang di kandung. Setelah
itu kelapa yang mereka pangku diambil oleh kedua orang tua pasangan dan di bawa
kedalam rumah.
6. Ikatan
tali di jari tangan mereka di buka lalu diambil, setelah itu kain putih yang
ada di pangkuan pasangan diambil, dengan begitu telur yang ada di pangkuan calon
ibu langsung jatuh dengan sendirinya dan telur itupun pecah, namun jika telur
itu tidak pecah maka telur itu harus diinjak sampai telur itu pecah .
2.3 manfaat 7
bulanan
1. Agar
bayi yang ada di dalam kandungan lahir dengan selamat
2. Agar
diberi kemudahan saat melahirkan
3. Agar
diberkahi oleh Allah swt
4. Agar
bayi yang mereka lahirkan kelak menjadi anak yang sholeh dan sholeha
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tradisi 7 bulanan ini adalah suatu adat
yang telah diyakini oleh masyarakat dan sudah dilaksanakan secara turun –
temurun. Tradisi 7 bulanan ini dilaksanakan
dengan harapan di berikan kelancaran saat melahirkan dan berharap kelak anak
yang mereka lahirkan menjadi anak yang sholeh dan sholeha .
3.2 SARAN
Tradisi 7 bulanan ini
sudah membudaya di masyarakat, oleh karena itu kita harus menghargai kebudayaan
ini, walaupun ada sebagian yang mengarah pada perbuatan syirik, namun kita
harus menghargai dan menghormati adanya kepercayaan yang ada dalam upacara
selametan. Dan dalam tradisi 7 bulanan ini sebaiknya tidak dilaksanakan secara
berlebihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar