BAB
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Di sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik
yang diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses
pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan salah satu upaaya pemerintah untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan nasioanal adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat
nasional. Hasil pencapaiannya akan berwujud:warganegara yang berkepribadian
nasional dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bertanggung jawab atas
kesejahteraan masyarakat, bangsa dan tanah air. Inilah yang merupakan tujuan
pendidikan.
Guru
harus mengimplementasikan tujuan-tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan
dapat ditempuh melalui kegiatan penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan
pendidikan dapat ditempuh melalui pendidikan formal, nonformal dan informal.
Pendidkan formal yang pada umumnya menunjuk pada pendidikan persekolahan.
Pendidikan nonformal adalah jenis pendidikan yang selalu tidak terikat oleh
jenjang dan terstruktur persekolahan tetapi tidak berkesinambungan. Pendidikan
informal adalah pendidikan keluarga dan lingkungan. (Arif Rohman, 2009:223).
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
Menurut Eysenck dkk (2003:170), motivasi adalah sebagai suatu proses
yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum
dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep
lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya. motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi
motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni
tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya
karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain.
Menurut Slameto (2003:2) “Belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Jika dihubungkan dengan pembelajaran Matematika
maka pada hakekatnya merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
menghitung pada siswa. Pengukuran belajar Matematika dapat dilihat dari hasil
nilai tes ujian/ulangan.
Sardiman (2006:75) Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan
atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jika dikaitkan dengan pembelajaran,
motivasi belajar adalah keseluruhan daya pengaruh didalam diri siswa, yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki
siswa dapat tercapai. Pengertian motivasi di atas, menunjukkan bahwa motivasi
belajar adalah suatu daya (kekuatan) yang ada pada diri siswa untuk mengaktifkan
kegiatan belajar, karena pentingnya motivasi bagi siswa, maka guru perlu
berusaha merangsang munculnya motivasi dan meningkatkan motivasi siswa dalam
pembelajaran. Guru perlu merancang dan melakukan pembelajaran yang memungkinkan
muncul dan
berkembangnya motivasi belajar siswa. Dengan adanya motivasi
belajar maka akan menghasilkan hasil belajar yang baik.
Hasil belajar merupakan bagian
terpenting dalam pembelajaran. Hasil belajar kognitif merupakan salah satu
acuan dalam mencapai tujuan pendidikan. Kemampuan intelektual peserta didik
sangat menentukan keberhasilan dalam memperoleh hasil belajar yang peserta
didik inginkan. Berhasil tidaknya seorang peserta didik dalam belajar dapat
diketahui dengan melakukan penilaian yang dilakukan oleh guru, tujuan penilaian
ini untuk mengetahui hasil yang diperoleh oleh peserta didik setelah proses
pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran
matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik
melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh
kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Salah satu komponen yang
menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran
matematika, yang sesuai dengan ( 1). Topik yang sedang dibicarakan, (2).
Tingkat perkembangan intelektualpeserta didik, (3). Prinsip dan teori belajar,
(4). Keterlibatan aktif peserta didik, (5). Keterkaitan dengan kehidupan
peserta didik sehari-hari, dan (6). Pengembangan dan pemahaman penalaran
matematis.
Matematika
merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai
dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Oleh karena itu, matematika
sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia
sekolah dasar. Matematika dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan
berargumentasi, bernalar secara kritis, kreatif dan aktif. Kompetensi tersebut
diperlukan siswa agar memiliki kemampuan untuk memperoleh, mengelola,
memanfaatkan informasi, untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari dan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan wawancara dengan guru yang dilakukan peneliti di SDN 4 Peleyan, faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa berasal dari dalam (intrinsik) dan faktor
dari luar (ekstrinsik). Faktor dari dalam; setiap siswa memiliki motivasi
belajar yang berbeda-beda, ada yang kuat dan ada yang lemah. Motivasi belajar
Matematika siswa SDN 4 Peleyan masih cenderung lemah. Hal ini dapat diketahui
dari sikap siswa ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa cenderung
kurang memperhatikan dan masih ada yang berbicara sendiri pada saat guru
memberikan pelajaran.
Siswa SD tidak menyukai pelajaran matematika.
karena matematika dianggap sulit dan rumit serta
berkaitan dengan menghafal rumus dan berhitung.
Banyak siswa beranggapan bahwa matematika adalah mata
pelajaran yang sukar. Salah satu faktor yang menjadi penyebab matematika
dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit adalah karena matematika merupakan
bidang studi yang didominasi oleh lambang-lambang sehingga tingkat abstraksinya
lebih tinggi dibandingkan dengan bidang studi lainnya.
Dalam kaitannya dengan hasil belajar,motivasi belajar
sangat diperlukan dalam proses pembelajaran karena fungsinya mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan
kegiatan belajar. Disamping itu apabila seseorang yang tidak mempunyai motivasi
dalam belajar, maka tidak akan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar
adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek komunitif, efektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Antara Motivasi dengan
Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas V SDN 4
Peleyan tahun Pelajaran
2016/2017 ”.
1.2 Batasan
Masalah
Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1)
Motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh siswa sebagai subjek dapat tercapai. Motivasi
dalam penelitian ini termasuk faktor intrinsik dan ekstrinsik yang mempengaruhi
hasil belajar.
2)
Hasil
belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini hasil belajar pada ranah
kognitif berupa skor yang didapat siswa pada nilai ulangan harian mata
pelajaran matematika.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah ada hubungan antara motivasi
belajar dengan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDN 4
Peleyan tahun pelajaran 2016/2017?
1.4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah
dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu ntuk
mengetahui adanya hubungan antara
motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDN 4 Peleyan tahun
pelajaran 2016/2017?
1.5
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka hasil
penelitian diharapkan bermanfaat.
1)
Bagi
guru, dapat memberikan wawasan dan keterampilan pembelajaran sebagai upaya
mengembangkan kreatifitasnya dalam meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
2)
Bagi
sekolah, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memilih media dan metode
pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa guna
meningkatkan mutu pendidikan.
3)
Bagi
penelitian, sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya
BAB
2 KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Motivasi belajar
2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar
Pada dasarnya motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Sehingga motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Menurut Hamzah (2008:23). Belajar merupakan perubahan tingkah laku secara relativ permanen dan secara potensional terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif. Abraham maslow (2004) dalam Ahmad Nawir (2015:6). Kemudian menurut Cliton Alderfer (2004) dalam Ahmad Nawir (2015:6) motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang (individu) untuk bertindak atau berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
Menurut (Sudjana, 2011:61). Tingkat motivasi belajar siswa dapat diamati dari sikap yang ditunjukkan oleh siswa pada pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahuinya dapat diamati sebagai berikut :
1.
Minat belajar siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran
2.
Semangat siswa untuk melakukan
tugas-tugas belajarnya
3.
Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan
tugas-tugas belajarnya
4.
Reaksi yang di tunjukkan siswa terhadap
stimulus yang diberikan guru
5.
Rasa senang dalam mengerjakan tugas yang
diberikan.
Ditinjau dari sudut sumber yang
menimbulkannya motivasi dibedakan dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan
ekstrinsik.
a)
Motivasi intrinsik
adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Sebagai contohnya
dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka
yang dimaksud motivasi intrinsik disini adalah ingin mencapai tujuan yang
terkandung dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkretnya siswa
melakukan belajar karna betul-betul ingin ingin mendapatkan pengetahuan, nilai,
keterampilan,agar dapat berubah tingkah lakunya tidak karna tujuan yang lain.
b)
Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang timbul karena adanya rangsangan dari luar individu.
Motivasi intrinsik
lebih kuat dari motivasi ekstrinsik. Oleh karena itu, siswa harus berusaha
menimbulkan motivasi intrinsik dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat
mereka terhadap mata pelajaran matematika.
Menurut Sardiman (2001:
81), interaksi dan motivasi
belajar mengajar mengemukakan beberapa indikator motivasi belajar sebagai
berikut :
a.
Tekun
menghadapi tugas
b.
Ulet
menghadapi kesulitan
c.
Menunjukkan
minat
d.
senang
bekerja mandiri.
e.
Cepat
bosan pada tugas-tugas yang rutin
f.
Dapat
mempertahankan pendapatnya
g.
Senang
mencari dan memecahkan soal-soal
h.
Tidak
mudah melepas hal yang diyakini
2.1.2
Macam-macam
Motivasi Belajar
Motif dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu : (Akhyas Azhari, 1996:75)
a)
Motivasi intrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu misalnya :
1. Minat
Minat besar
pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu mata
pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik
baginya.
2. Ketekunan
Ketekunan adalah upaya bersinambung untuk mencapai
tujuan tertentu tanpa mudah menyerah hingga meraih keberhasilan.
3. Keinginan
Keinginan adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk mencapai sebuah keberhasilan yang akan dicapai.
4. Perhatian
Perhatian adalah pemprosesan secara sadar sejumlah
kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia.
b)
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya karna ada perangsang dari luar misalnya:
1. Orang
tua
Orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya pendidikan, besar
kecilnya penghasilan dan perhatian.
2. Guru
Guru turut mempengaruhi tingkat keberhasilan anak,
karena kualitas guru, metode mengajar guru, kesesuaian kurikulum dan
sebagainya, semua ini mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
3. Hadiah
Hadiah dapat membuat siswa termotivasi untuk
memperoleh nilai yang baik,. Hadiah tersebut dapat digunakan orang tua atau
guru untuk memacu belajar siswa.
4. Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement positif sekaligus
motivasi yang baik.guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan
siswa dalam mengerjakan pekerjaan sekolahdengan pujian yang tepat akan memupuk
suasana menyenangkan, mempertinggi gairah belajar.
5. Hukuman
Hukuman merupakan reinforcement negatif, tetapi jika
dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan
efektif.
2.1.3
Unsur-unsur
Motivasi Belajar
Motivasi belajar yang
kuat dapat menjadi landasan untuk dapat memperoleh suatu prestasi. Motivasi
timbul dari diri individu masing-masing, juga dapat datang dari lingkungan.
Dimyati dan Mudjiono (2006:97-100) mendeskripsikan unsur-unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa sebagai berikut:
a)
Cita-cita atau aspirasi siswa
Keinginan yang
terpuaskan dapat memperbesar kemampuan dan semangat belajar. Dalam proses
pembelajaran, penguatan berupa hadiah atau hukuman dapat mengubah keinginan
mengubah kemauan, dan kemauan selanjutnya menjadi cita-cita.
b)
Kemampuan siswa
Suatu keinginan atau
tujuan haruslah disertai dengan kemampuan atau kecakapan dalam mencapainya.
Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan.
c)
Kondisi siswa
Kondisi jasmani dan
rohani siswa mempengaruhi motivasi belajar siswa. Seorang siswa yang sakit,
lapar atau emosi akan menggangu perhatian belajar, sedangkan siswa yang sehat,
kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
d) Kondisi
lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat
berupa keadan alam lingkungan tempat tinggal, dan kehidupan masyarakat. Dengan
lingkungan yang aman, tentram, tertib, dan indah, semangat dan motivasi siswa
mudah di perkuat.
e)
Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan
pembelajaran
Siswa memiliki
perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang terus berkembang karena
adanya pengalaman hidup dan lingkungan siswa dapat mendinamiskan motivasi
belajar.
2.1.4
Strategi
Motivasi Belajar
Menurut Catharina Tri
Anni (2006:186-187) ada beberapa strategi
motivasi belajar antara lain sebagai berikut:
1. Membangkitkan
minat belajar
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah
sangat penting dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengatahuan yang dipelajari
itu sangat bermanfaat bagi mereka. Cara lain yang dapat dilakukan adalah
memberikan pilihan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan
dipelajari dan cara-cara mempelajarinya.
2. Mendorong
rasa ingin tahu
Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk
membangkitkan dan memelilhara rasa ingin tahu siswa didalam kegiatan
pemmbelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskoveri, inkuiri, diskusi,
curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode
yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu siswa.
3. Menggunakan
variasi metode penyajian yang menarik
Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan
melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi
metode penyajian.
4. Membantu
siswa dalam merumuskan tujuan belajar.
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan
belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau
ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang
lain.
2.2
Hasil
Belajar
2.2.1
Pengertian
hasil belajar
Menurut Catharina Tri
Anni (2002:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apersepsi, dan keterampilan. Hasil belajar menyangkut pada serangkaian pola
atau sikap peserta didik untuk mengolah sendiri informasi yang baru saja
diperoleh dengan pengetahuan yang sebelumnya sudah dimiliki peserta didik
Suprijono (2010:5). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil
masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari
lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh
terdadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan
belajar, (Keller
dalam H Nashar, 2004: 77). Seseorang dapat
dikatakan telah belajar sesuatu
apabila dalam dirinya telah terjadi
suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi. Dari
beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian tujuan
belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat
hasil belajar.
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil
Belajar
Setiap
kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang disebut sebagai hasil
belajar. Hasil belajar dapat dicapai peserta didik melalui usaha-usaha sebagai
perubahan tingkah laku sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara
optimal. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak sama karena ada beberapa
faktor yang mempengaruhi keberhasilannya dalam proses belajar Menurut Slameto
(1995:56) factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:
a) Faktor
intern adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi:
1.
Faktor jasmani,
meliputi: kesehatan dan cacat tubuh
2.
Faktor psikologis,
meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan, dan kesiapan.
3.
Faktor kelelahan,
seperti kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Berdasarkan
pendapat diatas menjelaskan bahwa faktor dalam diri individu sangat
mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran hingga mendapat hasil belajar
yang memuaskan. Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat,
bakat pada diri siswa sangat penting sekali untuk dikembangkan. Apabila orang
tua dan guru tidak dapat mengembangkan dan cenderung memaksakan bakat yang
bukan kemauan siswa tersebut, maka menyebabkan kemunduran hasil belajar siswa.
b) Faktor
ekstern, adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Satu
keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi, dan latar belakang kehidupan orang tua.
2. Faktor
sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan
gedung sekolah, metode mengajar dan tugas dirumah.
3. Faktor
masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, temen
bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat lainnya.
Faktor
dari dalam merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Faktor dari dalam meliputi faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor
kelelahan dari faktor intern dan ekstern, motivasi disini termasuk dalam
kategori faktor intern yaitu faktor psikologis. Oleh karena itu motivasi
belajar juga ikut mempengaruhi hasil belajar.
2.2.3 Klasifikasi Hasil belajar
Dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin S. Bloom dalam Catharina Tri Ani (2006:7-12) secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:
a. Ranah
Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan
intelektual seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses
berpikir seperti mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa sintesis dan
evaluasi.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang
berkenaan dengan sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya aspek
ini dimulai dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu
penerimaan, penanggapan penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai.
c. Ranah
Psikomotor
Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang
menyangkut gerakan-gerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini, yaitu gerakan
refleks keterampilan pada gerak dasar
kemampuan perseptual, kemampuan dibidang pisik, gerakan-gerakan skil mulai dari
keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang kompleks dan kemampuan
yang berkenaan dengan non
discursive komunikasi seperti gerakan
ekspresif dan interpretative.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada
hasil belajar lebih memfokuskan pada ranah kognitifnya saja.
2.3
Tinjauan
Umum Pelajaran Matematika
2.3.1
Pengertian
Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada
semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan
tinggi. Oleh karena itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan
baik oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar. Matematika dapat
meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, bernalar secara kritis,
kreatif dan aktif. Kompetensi tersebut diperlukan siswa agar memiliki kemampuan
untuk memperoleh, mengelola, memanfaatkan informasi, untuk menyelesaikan
permasalahan sehari-hari dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2.3.2
Tujuan
Pembelajaran Matematika
a.
Memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep.
b.
Menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagsan dan pernyataan matematika.
c.
Memecahkan masalah yang
meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d.
Mengkomunikasikan
gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan
keadaan atau masalah.
2.4 Kerangka Berfikir
dalam penelitian ini
peneliti terdorong untuk meneliti
hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar dengan gambaran skema sebagai
berikut:
3
4
5
6
7
8
9
10
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan tujuan pustaka
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H0 = Tidak ada hubungan yang signifikan
antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika kelas V di SD Negeri 4 Peleyan Situbondo
Ha = Ada hubungan yang signifikan antara
motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
kelas V di SD Negeri 4 Peleyan Situbondo
BAB
3 METODE
PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional, dengan design penelitian
survey. Menurut Ari Kunto dalam Basriono (2011:23). Penelitian korelasi adalah
penelitian yang dimaksud mengetahui variable independen dan dependen, dimana
salah satu variable independennya dibuat tetap atau dikendalikan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variable atau
lebih. Dalam hal ini penulis penelitian hubungan antara motivasi sebagai
variable X dengan hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Peleyan kapongan sebagai
varable Y.
Penelitian survei bertujuan
untuk mengumpulkan informasi tentang variable dari sekelompok objek atau
populasi. Pada penelitian ini survei dilakukan untuk memperoleh data dari
variabel dengan menggunakan questioner atau angket.
3.2
Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian (Arikunto, 2013:173). Disamping itu dapat juga diartikan populasi
adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya dapat diduga.
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SD Negeri 4 Peleyan
Kapongan Tahun pelajaran 2016/2017.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti (Arikunto, 2013:174) dinamakan penelitian sampel apabila kita
bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud
dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai
suatu yang berlaku bagi populasi. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V yang
berjumlah 20 siswa.
3.3
Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari penafsiran yang
berbeda-beda terhadap judul penelitian, maka perlu diberikan penjelasan
beberapa istilah yaitu sebagai berikut:
3.3.1 Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang
menyebabkan seseorang (individu) untuk bertindak atau berbuat mencapai tujuan, sehingga
perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi.
3.3.2 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil
belajar juga merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apersepsi, dan keterampilan.
3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1
Angket (Questionnaire)
Daftar pernyataan atau pernyataan yang harus dijawab atau diisi oleh
responden. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup yaitu
jawaban untuk setiap pertanyaan atau pertanyaan telah disediakan.
Maka dari itu dalam penelitian ini angket menggunakan skala Likert.
Tabel 3.1 Ketentuan Pemberian Skor Angket Motivasi Belajar
Pernyataan
|
Kriteria Skor
|
||||
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
|
Favorebel
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Unfavorebel
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket
Motivasi Belajar
No.
|
Indikator
|
Aitem Favorebel
|
Aitem Unfavorebel
|
∑
|
pernyataan
|
|
+
|
-
|
|||||
a.
Tekun menghadapi tugas
b.
Ulet menghadapi kesulitan
c.
Menunjukkan minat
d.
senang bekerja mandiri.
e.
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
f.
Dapat mempertahankan pendapatnya
g. Senang mencari dan memecahkan soal-soal
h. Tidak mudah melepas hal yang diyakini
|
2
2
2
2
2
2
2
2
|
2
2
2
2
2
2
2
2
|
4
4
4
4
4
4
4
4
|
1, 2
3, 7
10, 12
13, 16
17, 19
20, 28
22, 24
29, 30
|
6, 7
4, 8
9, 11
14, 15
18, 21
23, 25
26, 27
31, 32
|
|
32
|
3.4.1 Nilai Ulangan Harian Matematika
Nilai ulangan harian yang digunakan sebagai instrumen pada penelitian ini adalah
nilai ulangan harian Matematika
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara
yang dapat dipergunkan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto dalam
Basriyono, 2011:25). Pengumpulan data dimkasud untuk memperoleh bahan-bahan
yang relevan dan akurat yang dapat digunakan dengan tepat sesuai dengan tujuan
penelitian. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah angket atau kuisioner,wawancara
dan dokumentasi
a)
Metode Angket/Kuesioner
Menurut Arikunto (2013: 194), kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui. Dalam penelitian ini sebelum kuesioner dijadikan sebagai alat
pengumpulan data, terlebih dahulu akan diadakan uji validitas dan reabilitas
instrumen terhadap instrumen variabel motivasi belajar dengan maksud agar data
yang diperoleh benar-benar teruji keandalannya.
Angket dalam penelitian ini berupa angket
tertutup yang ditunjukkan kepada siswa kelas V SD Negeri 4 Peleyan Kapongan
yang terpilih sebagai sampel penelitian. Angket dalam penelitian ini berisi
sejumlah pertanyaan yang berjumlah 20 butir pertanyaan.
Alasan menggunakan
angket sebagai alat untuk mengetahui tentang faktor-faktor motivasi belajar
siswa terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Matematika kelas V
SDN 4 Peleyan, yang sesuai dengan fakta. Isi dari angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan tentang fakta yang
dianggap diketahui responden. Selain itu penggunaan angket mempunyai
keuntungan yaitu angket dapat dibagikan secara serentak kepada banyak
responden, serta dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan
waktu senggang responden.
b)
Metode Wawancara
Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
pembicaraan secara langsung dengan pihak-pihak yang dibutuhkan untuk
mendapatkan informasi yang berkenaan dengan penelitian ini.
c)
Metode Dokumentasi
Menurut Arikunto (2013:201), teknik
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip nilai. Dokumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil ulangan harian mata pelajaran
Matematika siswa kelas V SD Negeri 4 Peleyan Kapongan.
3.6 Analisis Data
3.6.1 Uji Validitas Angket
Menurut
Sumardi Suryabrata validitas soal adalah derajat kesesualan antara perangkat
soal dengan soal yang lain. Ukuran soal adalah kolerasi antara skor pada soal
itu dengan skor pada perangkat soal yang biasa disebut kolerasi beserial.
Uji
validitas dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila angket tersebut menjalankan fungsi ukurnya
atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat. Validitas alat ukur diuji
dengan menggunakan bantuan komputer program Statistical Package for the
Social Sciences (SPSS) versi 16 for Windows. Syarat bahwa item-item
tersebut valid adalah nilai korelasi (r Hitung harus positif dan lebih besar
atau sama dengan r Tabel) dengan menggunakan taraf signifikansi 0.05%.
Adapun
rumus yang digunakan untuk menguji validitas angket adalah
product moment dengan angka kasar yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
N
= jumlah sampel
X
= skor butir
Y
= skor total
rxy
= koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan program komputer SPSS For Windows Release 16.0. untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau
tidak, maka dengan membandingkan antara nilai (rhitung)
dengan (rtabel)
dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Apabila rhitung >
rtabel
maka instrumen dikatakan valid, apabila rhitung <
rtabel
maka
instrumen dikatakan tidak valid.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Suharsimi
Arikunto (2006: 154) menyatakan “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.
Uji reliabilitas
dilakukan dengan rumus cronbach alpha. Apabila
koefisien Cronbach Alpha (r11) ≥ 0,7 maka dapat dikatakan instrumen
tersebut reliabel (Johnson & Christensen, 2012).
Sama halnya dengan Uji Validitas,
Uji Reliabilitas juga dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0
for windows.
Rumus
Alpha Cronbach:
Keterangan
:
r11
|
= reliabilitas instrument
|
K
|
=
banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
|
= jumlah varians butir
|
|
=
varians total
|
3.6.3 Uji Hipotesis
Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mencari hubungan antara
motivasi dengan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 04 Peleyan Kapongan
adalah menggunakan analisa statistik dengan rumusan Korelasi Product Moment
karena data ini membahas 2 variabel yang berhubungan. Adapun rumus korelasi
yang digunakan adalah:
rxy = n∑xy – (∑x)(∑y)
√(n∑x² - (∑x²)(n∑y² -
(∑y)²
Keterangan :
∑Y : jumlah seluruh skor Y
rXY : koefisien korelasi variabel
X dengan Y
x : selisih setiap skor pada
variabel X dengan rata-rata skor variabel X
y : selisih setiap skor pada
variabel Y dengan rata-rata skor variabel Y
xy : hasil perkalian antara x
dengan y
x² : kuadrat dari x
y² : kuadrat dari y
N : jumlah sampel
Interprestasi besarnya koefisien korelasi
adalah sebagai berikut:
Interval Korelasi
|
Tingkat Hubungan
|
0,00 – 0,199
|
Sangat Rendah
|
0,20 – 0,399
|
Rendah
|
0,40 – 0,599
|
Sedang
|
0,60 – 0,799
|
Kuat
|
0,80 – 1,000
|
Sangat Kuat
|
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
4.1.1
Deskripsi Data Motivasi Belajar
Pada Penelitian ini, peneliti melakukan sebuah penelitian di kelas V SD
Negeri 4
Peleyan yang memiliki sejumlah murid 20 siswa. Peneliti akan meneliti Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Di SD Negeri 4 Peleyan.
Dengan menggunakan angket yang dibuat sendiri oleh peneliti dan hasil ulangan
harian Matematika yang dibuat oleh Guru Kelas 5. Penelitian ini dilaksanakan
mulai Hari Senin tanggal 22 Agustus 2016 sampai Hari Rabu Tanggal 31 Agustus
2016. Dan menyampaikan permohonan ijin kepada
kepala sekolah untuk mengadakan penelitian. Kegiatan penyebaran angket
dilakukan pada tanggal 26 Agustus
2016. Kegiatan
penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi terhadap
hasil belajar matematika.
Data motivasi belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel
4.1 Data Motivasi Belajar siswa kelas V SDN 4 Peleyan (Nilai Angket)
NO
|
NAMA
|
MOTIVASI BELAJAR (X)
|
1
|
Adinda Oktavia
|
64
|
2
|
Ahmad Adiantoro
|
68
|
3
|
Ahmad Davin
|
70
|
4
|
Andi Prayoga
|
71
|
5
|
Azize
|
63
|
6
|
Citra Indriyani
|
72
|
7
|
Cintia Nurul .M
|
72
|
8
|
David Hariyanto
|
64
|
9
|
Dewi Arindi
|
68
|
10
|
Fika Dwi Fatma H
|
75
|
11
|
Ganda G.Z
|
77
|
12
|
Herna Sintia Sari
|
80
|
13
|
Mila Tuljanna
|
81
|
NO
|
NAMA
|
MOTIVASI BELAJAR (X)
|
14
|
Mili Novia
|
77
|
15
|
Radittya
|
73
|
16
|
Rehan B
|
74
|
17
|
Siti Hotima
|
81
|
18
|
Samsul Sufyan
|
74
|
19
|
Wulan Safitri
|
77
|
20
|
Zainul Muhyi
|
80
|
Jumlah
|
1461
|
Berdasarkan hasil penelitian di atas, didapat
data tentang motivasi belajar kelas V SDN 4 Peleyan dengan nilai angket tertinggi 81 dan nilai angket terendah 63 pada lampiran. Nilai rata – rata adalah
72,85, simpangan baku 3,59, median 73,3
dan modus 73,75
(perhitungan dalam mencari mean, median, modus dan simpangan baku dapat dilihat
di lampiran). Berikut ini daftar distribusi frekuensi data angket motivasi belajar kelas V SDN 4 Peleyan :
Tabel
4.2 Data Motivasi Belajar kelas V di SDN 4
Peleyan
NO
|
X
|
F
|
Xi
|
fi.Xi
|
Fk
|
1
|
63 – 65
|
3
|
64
|
192
|
3
|
2
|
66 – 68
|
2
|
67
|
134
|
5
|
3
|
69 – 71
|
2
|
70
|
140
|
7
|
4
|
72 – 74
|
5
|
73
|
365
|
12
|
5
|
75 – 77
|
4
|
76
|
304
|
16
|
6
|
78 – 80
|
2
|
79
|
158
|
18
|
7
|
81 – 83
|
2
|
82
|
164
|
20
|
∑
|
20
|
511
|
1457
|
Berdasarkan
data tabel diatas maka dapat diperoleh data bahwa siswa yang mendapatkan nilai
angket antara 81
– 83
sebanyak 2
siswa, yang mendapatkan nilai angket antara 78 – 80 sebanyak 2 siswa, yang mendapatkan nilai angket
antara 75
– 77 sebanyak 4 siswa, yang mendapatkan nilai angket antara 72 – 74 sebanyak 5 siswa, dan ada 2 orang siswa yang mendapatkan nilai
angket antara 69
– 71
sedangkan 2 orang siswa nilai angket antara 66 – 68 dan sisanya yaitu 3 orang siswa nilai angket antara 63 – 65.
Data
dapat disajikan dalam bentuk diagram batang di
bawah ini, dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar
4.1 Diagram Grafik Motivasi
Belajar Kelas V SDN 4 Peleyan
4.1.2 Deskripsi Data Hasil Belajar
Pada penelitian ini, peneliti
melakukan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2016. Data hasil belajar siswa
kelompok dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel
4.3
Data Hasil Belajar Matematika
Kelas V SDN 4 Peleyan
(Nilai Ulangan)
NO
|
NAMA
|
HASIL BELAJAR (Y)
|
1
|
Adinda Oktavia
|
70
|
2
|
Ahmad Adiantoro
|
70
|
3
|
Ahmad Davin
|
75
|
4
|
Andi Prayoga
|
75
|
NO
|
NAMA
|
HASIL BELAJAR (Y)
|
5
|
Azize
|
70
|
6
|
Citra Indriyani
|
75
|
7
|
Cintia Nurul .M
|
75
|
8
|
David Hariyanto
|
70
|
9
|
Dewi Arindi
|
70
|
10
|
Fika Dwi Fatma H
|
80
|
11
|
Ganda G.Z
|
80
|
12
|
Sintia Sari
|
90
|
13
|
Mila Tuljanna
|
86
|
14
|
Mili Novia
|
80
|
15
|
Radittya
|
75
|
16
|
Rehan B
|
85
|
17
|
Siti Hotima
|
80
|
18
|
Samsul Sufyan
|
80
|
19
|
Wulan Safitri
|
85
|
20
|
Zainul Muhyi
|
85
|
Jumlah
|
1556
|
Berdasarkan
hasil penelitian di atas, didapat data tentang hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Peleyan dengan nilai tertinggi 90 dan
nilai terendah 70
(pada lampiran). Nilai rata – rata 78,1, simpangan baku 1,21, median 77,5 dan modus 77,5 (perhitungan dalam mencari mean,
median, modus dan simpangan baku dapat dilihat di lampiran). Berikut ini daftar
distribusi frekuensi data hasil belajar Matematika kelas V SDN 4 Peleyan
:
Tabel 4.4
Data Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN 4 Pelryan
NO
|
X
|
F
|
Xi
|
fi.Xi
|
Fk
|
1
|
70 – 73
|
5
|
71,5
|
357,5
|
5
|
2
|
74 – 77
|
5
|
75,5
|
377,5
|
10
|
3
|
78 – 81
|
5
|
79,5
|
397,5
|
15
|
4
|
82 – 85
|
3
|
83,5
|
250,5
|
18
|
5
|
86 – 89
|
1
|
87,5
|
87,5
|
19
|
6
|
90 – 93
|
1
|
91,5
|
91,5
|
20
|
∑
|
16
|
489,5
|
1562
|
Berdasarkan data tabel diatas maka dapat diperoleh data
bahwa siswa yang mendapatkan nilai hasil belajar antara 90 – 93 sebanyak 1
siswa, yang mendapatkan nilai hasil belajar yang terletak antara 81 – 85
sebanyak 4 siswa, yang mendapatkan nilai hasil belajar antara 86 – 89 sebanyak 1
siswa dan ada 3 orang siswa yang mendapatkan nilai hasil antara 82 – 85
sedangkan 5 orang siswa nilai hasil belajarnya antara 78 – 81, yang mendapatkan
nilai hasil belajar antara 74 – 77 sebanyak 5 siswa dan sisanya yaitu 5 orang
siswa nilai hasil belajarnya antara 70 – 73.
Data
hasil belajar siswa dapat disajikan dalam bentuk diagram batang di bawah ini,
dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Diagram Grafik Hasil Belajar Siswa Kelas V
SDN 4 Peleyan
4.2 Pengujian
Hipotesis
4.2.1 Uji Hipotesis
Dari data penelitian didapat mean
(rata – rata) motivasi belajar
siswa adalah 72,85
dan Standar Deviasi (simpangan baku) adalah 3,59
Untuk mean (rata – rata) hasil belajar siswa adalah 78,1 dan Standar Deviasi (simpangan
baku) adalah 1,21
Tabel
4.5
Data Motivasi
Belajar dan Hasil
Belajar Siswa Kelas V SDN 4 Peleyan
(Nilai Ulangan)
NO
|
Motivasi Belajar (X)
|
Hasil Belajar (Y)
|
1
|
64
|
70
|
2
|
68
|
70
|
3
|
70
|
75
|
4
|
71
|
75
|
5
|
63
|
70
|
6
|
72
|
75
|
7
|
72
|
75
|
8
|
64
|
70
|
9
|
68
|
70
|
10
|
75
|
80
|
11
|
77
|
80
|
12
|
80
|
90
|
13
|
81
|
86
|
14
|
77
|
80
|
15
|
73
|
75
|
16
|
74
|
85
|
17
|
81
|
80
|
18
|
74
|
80
|
NO
|
Motivasi Belajar (X)
|
Hasil Belajar (Y)
|
19
|
77
|
85
|
20
|
80
|
85
|
Jumlah
|
1461
|
1556
|
Skor
data dari hasil tersebut adalah sebagai berikut :
N = 20 ∑X2 = 107333
∑X = 1461
∑Y2 = 121796
∑Y = 1556
∑XY = 114261
Penelitian
ini menggunakan Analisis Product Moment dari
Karl Pearson yang bertujuan untuk
mencari ada tidaknya hubungan antara Variabel X (Motivasi Belajar) dengan Variabel Y
(Hasil Belajar). Data untuk Variabel X diperoleh dari hasil angket yang sudah
diisi oleh 20
responden, sedangkan Variabel Y diperoleh dari hasil nilai ulangan
siswa kelas V SDN 4
Peleyan.
Untuk mengetahui besarnya hubungan
antara Variabel X (Motivasi
Belajar)
dengan Variabel Y (Hasil Belajar), maka digunakan rumus Korelasi Product Moment dengan rumus sebagai
berikut :
rxy
=
rxy
=
rxy =
rxy =
rxy =
rxy = = 0,888
Untuk
mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka rhitung
dibandingkan dengan rtabel. Hasil pengujian hipotesis
selengkapnya adalah sebagai berikut : pada taraf signifikan 5% dengan jumlah
responden / sampel 20
diperoleh rtabel = 0,444 sedangkan perhitungan rxy =
0,888.
Jadi rhitung > rtabel, artinya Hipotesa Nihil (Ho)
ditolak dan Hipotesa Kerja (Ha) diterima. Hipotesa Kerja yang diterima adalah :
“Terdapat hubungan antara motivasi
belajar dengan hasil belajar siswa kelas 4 pada pelajaran Matematika di SDN 4 Peleyan Kecamatan Kapongan”.
Koefisien
Determinasi
=
r2 x 100%
=
0,8882
x
100
=0,789 x 100
=
78,9 %
Selanjutnya
untuk mengidentifikasi tinggi rendahnya koefisien korelasi atau memberikan
interpretasi koefisien korelasi maka nilai rxy = 0,888 dilihat
pada tabel Interpretasi Koefisien Korelasi berikut :
Tabel
4.6
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Korelasi
|
Tingkat Hubungan
|
0,00 – 0,199
|
Sangat Rendah
|
0,20 – 0,399
|
Rendah
|
0,40 – 0,599
|
Sedang
|
0,60 – 0,799
|
Kuat
|
0,80 – 1,000
|
Sangat Kuat
|
Sesuai tabel Interpretasi Koefisien
Korelasi diketahui bahwa nilai 0,888
terletak antara 0,80 – 1,000 yang berarti tingkat hubungan sangat kuat.
Selanjutnya untuk mengetahui hasil penelitian ini signifikan atau tidak maka
dilakukan Uji Signifikasi Korelasi.
T
=
T =
T =
T =
T = = 8,37
Hasil penelitian ini dikatakan
signifikan apabila thitung > ttabel. Karena thitung
8,37 > ttabel 1,734
maka penelitian ini dinyatakan “Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas V pada pelajaran Matematika di SDN 4 Peleyan Kecamatan Kapongan”.
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pembahasan ini ditafsirkan analisis uji hipotesis
yang telah diajukan yaitu : terdapat hubungan
yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada
pelajaran Matematika Kelas V di SDN 4 Peleyan Tahun Pelajaran 2016/2017. Setelah diadakan
pengujian hipotesis, ternyata hipotesis yang diajukan diterima atau menunjukkan
signifikansi dengan hasil sebesar 0,888 > rtabel 0,444. Terkait dengan hal itu, maka
untuk mengetahui sejauh mana hubungan
kedua variabel tersebut (hubungan yang signifikan
antara motivasi belajar dengan hasil belajar
siswa pada pelajaran Matematika Kelas V di SDN 4 Peleyan Tahun Pelajaran 2016/2017 telah dilakukan uji signifikan korelasi yang menunjukkan bahwa:
1.
Variabel (X) :
Berdasarkan hasil angket motivasi belajar siswa kelas V SDN 4 Peleyan Kapongan Situbondo sebagaimana diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai
angket antara 81
– 83 sebanyak 2 siswa, yang mendapatkan nilai angket
yang terletak antara 78
– 80
sebanyak 2
siswa, yang mendapatkan nilai angket antara 75 – 77 sebanyak 4 siswa, yang mendapatkan nilai angket yang
terletak antara 72 – 74 sebanyak 5 siswa dan ada 2
siswa yang mendapatkan nilai angket antara 69 – 71 sedangkan 2 siswa nilai angket antara 66 – 68 dan sisanya yaitu 3 siswa nilai hasil angket antara 63 – 65.
2.
Variabel (Y) : Hasil Belajar Matematika
Berdasarkan
hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Peleyan Kapongan
Situbondo sebagaimana di atas, dapat diketahui nilai hasil belajar antara 90 – 93 sebanyak 1 siswa, yang
mendapatkan nilai hasil belajar yang terletak antara 86 – 89 sebanyak 1 yang
mendapatkan nilai hasil belajar yang terletak antara 82 – 85 sebanyak 3 siswa,
yang mendapatkan nilai hasil belajar antara 78 – 81 sebanyak 5 siswa dan ada 5
orang siswa yang mendapatkan nilai hasil antara 74 – 77 dan 5 orang siswa nilai
hasil belajarnya antara 70 – 73.
3.
Setelah diketahui hasil dari masing – masing
variabel di atas, kemudian dilakukan perhitungan melalui analisis Product
Moment pada taraf signifikansi 5% yang
menghasilkan nilai sebagai berikut : nilai
rhitung sebesar
0,888 > rtabel 0,444 Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya “Motivasi Belajar (X) berhubungan terhadap hasil belajar (Y). Kemudian dilakukan uji signifikasi korelasi dengan hasil
sebagai berikit : nilai thitung sebesar 8,37 > ttabel 1,734. Hasil
hipotesis penelitiannya terdapat hubungan yang signifikan
antara peranan orang tua dengan hasil belajar
siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV di SDN 3 Kotakan Tahun Pelajaran 2016/2017.
4.4 Menafsirkan Temuan – Temuan
Penelitian dan Mengintegrasikan ke dalam Pengetahuan dan Teori yang Telah
Mapan.
Perhitungan
pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa Ha diterima terdapat hubungan yang
signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar
siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V. Hal ini yang
diperoleh sebesar 78.9 %. Dengan demikian
hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh motivasi belajar, dan 21,1 % dipengaruhi oleh
faktor lainnya seperti tidak mendapat perhatian dan pengawasan orang tua, tidak
mendapat fasilitas belajar dari orang tua, dan tidak mendapat motivasi belajar
dari orang tua, sedangkan dari koefisien determinasi 78,9 %. Menurut
Slameto (1995:56) factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai
berikut:
a)
Faktor intern adalah faktor yang
ada dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor internal meliputi:
1.
Faktor jasmani, meliputi: kesehatan dan
cacat tubuh
2.
Faktor psikologis, meliputi intelegensi,
perhatian, minat, bakat, kematangan, dan kesiapan.
3.
Faktor kelelahan, seperti kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani.
Berdasarkan
pendapat diatas menjelaskan bahwa faktor dalam diri individu sangat
mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran hingga mendapat hasil belajar
yang memuaskan. Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat,
bakat pada diri siswa sangat penting sekali untuk dikembangkan. Apabila orang
tua dan guru tidak dapat mengembangkan dan cenderung memaksakan bakat yang
bukan kemauan siswa tersebut, maka menyebabkan kemunduran hasil belajar siswa.
b)
Faktor ekstern, adalah faktor yang ada
diluar individu. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Satu keluarga, meliputi cara orang tua
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, dan
latar belakang kehidupan orang tua.
2.
Faktor sekolah, meliputi metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung sekolah, metode mengajar dan tugas
dirumah.
3.
Faktor masyarakat, meliputi kegiatan
siswa dalam masyarakat, media massa, temen bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat lainnya.
Hasil penelitian sesuai dengan teori Akhyas Azhari, (1996:75) motivasi dibagi dua, Motivasi intrinsik
adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu misalnya
:
1.
Minat
Minat besar
pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu mata
pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik
baginya.
2.
Ketekunan
Ketekunan adalah upaya bersinambung untuk mencapai
tujuan tertentu tanpa mudah menyerah hingga meraih keberhasilan.
3.
Keinginan
Keinginan adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk mencapai sebuah keberhasilan yang akan dicapai.
4.
Perhatian
Perhatian adalah pemprosesan secara sadar sejumlah
kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia.
a)
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya karna ada perangsang dari luar misalnya:
1.
Orang tua
Orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya pendidikan, besar
kecilnya penghasilan dan perhatian.
2.
Guru
Guru turut mempengaruhi tingkat keberhasilan anak,
karena kualitas guru, metode mengajar guru, kesesuaian kurikulum dan
sebagainya, semua ini mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
3.
Hadiah
Hadiah dapat membuat siswa termotivasi untuk
memperoleh nilai yang baik,. Hadiah tersebut dapat digunakan orang tua atau
guru untuk memacu belajar siswa.
4.
Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement positif sekaligus
motivasi yang baik.guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan
siswa dalam mengerjakan pekerjaan sekolahdengan pujian yang tepat akan memupuk
suasana menyenangkan, mempertinggi gairah belajar.
5.
Hukuman
Hukuman merupakan reinforcement negatif, tetapi jika
dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan
efektif.
Faktor dari dalam
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor
dari dalam meliputi faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan dari
faktor intern dan ekstern, motivasi disini termasuk dalam kategori faktor
intern yaitu faktor psikologis. Oleh karena itu motivasi belajar juga ikut
mempengaruhi hasil belajar.
BAB
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian, analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran pendidikan Matematika kelas V di SDN 4 Peleyan Situbondo Tahun Pelajaran 2016 /
2017. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan rhitung sebesar 0,888 > rtabel 0,444 pada taraf signifikansi 5%. Maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya “Motivasi Belajar (X) berhubungan
terhadap hasil belajar (Y). Kemudian dilakukan uji signifikasi korelasi dengan
hasil sebagai berikit : nilai thitung sebesar 8,37 > ttabel 1,734. Hasil hipotesis penelitiannya
terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar
siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V di SDN 4 Peleyan Tahun Pelajaran 2016/2017.
5.2 Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Orang Tua Murid :
Orang tua hendaknya mengetahui bahwa peranan orang
tua ada hubungannya dengan hasil belajar anaknya, oleh karena ini orang tua
hendaknya memberikan perhatian dan
pengawasan serta memfasilitasi belajar anak agar dapat memperoleh hasil belajar Matematika yang bagus.
2. Bagi sekolah :
Sekolah hendaknya dapat membantu memfasilitasi
kebutuhan yang dibutuhkan oleh siswa dalam kegiatan belajar dan menciptakan
pengalaman belajar yang lebih agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Peneliti :
Mendapat
ilmu pengetahuan dan tambahan wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Anni,
Chatarina Tri. 2002. Psikologi Belajar.
Semarang: UPT UNNES Press.
Arikunto,Suharsimi.2013. Prosedur Penelitian.Jakarta:Rineka
Cipta.
Basriyono.2015.Hubungan Antara Motivasi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Matematika Kelas 3 MI Sabilil Mukarromah Kecamatan Cerme Kabupaten Bondowoso. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Situbondo:Universitas
Abdurachman Saleh Situbondo.
Dimyati dan Midjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar, 2001, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi
Aksara
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika.
Nawir,Ahmad.2015. Hubungan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 1
Duwet. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Situbondo: Universitas Abdurachman Saleh
Situbondo.
Rohman,
Arif.2009.Memahami Pendidikan dan Ilmu
Pendidikan. Yogyakarta.
Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV.Rajawali.
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sondang Siagian P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudjana, N.2011. Penelitian
Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Suprijono, A.2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sutrisno Hadi, 1998. Metodologi Research II, Yogyakarta, Andi Offset
Tim Dosen
Prodi PGSD UNARS,2016.Pengantar
Pendidikan. Pedoman Penulisan Skripsi. Situbondo Universitas Abduracman
Saleh