Minggu, 21 Agustus 2016

Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Hasil Belajar



BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan pendidikan serta teknologi semakin berkembang pesat dari waktu ke waktu. Bangsa yang tidak ingin tertinggal dalam penguasaan ilmu pengetahuan pendidikan dan teknologi harus mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Untuk meningkatkan kualitas SDM diperlukan pula adanya peningkatan  mutu pendidikan. Salah satu kunci utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah guru. Guru secara langsung dapat menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa membentuk dari bahan-bahan pelajaran melalui suatu proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 bab II menjelaskan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada tuhan, berakhlak,sehat,berilmu,kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Peningkatan mutu pendidikan dapat pula dilihat dari pembelajaran yang berlangsung pada sekolah tersebut baik proses pembalajaran maupun hasil belajar siswa.
Menurut UNESCO,pendidikan pada abad ini harus diorientasikan terhadap pencapaian 4 pilar pembelajaran yaitu :
1.         Learning to know (belajar untuk tahu)
2.         Learning to do ( belajar untuk melakukan )
3.         Learning to be ( belajar untuk menjadi diri sendiri ),dan
4.         Learning to live together (belajar bersama dengan orang lain)
Bila seorang guru dapat membekali siswanya dengan memberi pondasi 4 pilar tadi dapat berdiri kokoh,betapa bahagianya siswa yang mempunyai guru atau pendidik yang berkualitas seperti itu. untuk mendapatkan hasil dan proses pendidikan yang maksimal tentunya diperlukan pemikiran yang kreatif dan inovatif serta dukungan dalam pengembangan baik pendekatan,strategi,metode,teknik dan model pembelajaran.
Menurut Johnson (1991:27) yang menyatakan bahwa “Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil,siswa belajar dan bekerja sama sampai kepada pengalaman belajar yang maksimal,baik individu maupun pengalaman kelompok”.
Menurut Slavin (2009:103) Pembelajaran kooperatif adalah suatu solusi terhadap masalah meniadakan kesempatan berinteranksi secara kooperatif dan tidak dangkal kepada para siswa dari latar belakang etnik yang berbeda.
Inovasi pendidikan tidak hanya pada inovasi sarana dan prasarana pendidikan serta kurikulum saja melainkan juga proses pendidikan itu sendiri. Inovasi dalam proses pembelajaran sangat diperlukan guna meningkatkan prestasi kearah yang maksimal. Inovasi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran.
Linda Lundgren dalam Muslimin Ibrohim (2000: 17) menyatakan “Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif cenderung memiliki dampak positif untuk siswa yang rendah hasil belajarnya.”Hal ini disebabkan pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa untuk berinteraksi.
Untuk mengetahui pembelajaran mana yang lebih baik, maka dilakukan penelitian yang berjudul PENGARUH METODE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR  DI SDN 1 KARANG ANYAR tahun ajaran 2015/2016.


1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
1.      Apakah ada pengaruh yang segnifikan antara hasil belajar IPA siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif  model “jigsaw” dengan metode konvensional?


1.3  Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,maka batasan masalah yang dikaji dalam penilitian ini adalah pengaruh model pembelajaran jigsaw terhadap hasil belajar Mata pelajaran IPA SK (Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makananannya) dan KD (Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya) pada siswa SDN 1 karang anyar kelas IV semester 1 Melihat identifikasi masalah yang dipaparkan diatas, nampak dengan jelas permasalahan yang ada hubungannya dengan topik penelitian sangat luas dan kompleks namun karena alasan – alasan tertentu dan untuk mempermudah kajian teoritisnya dan agar permasalahan yang dihadapi tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah tersebut pada : Pengaruh Metode Pembelajaran Jigsaw dengan Konvensional terhadap Prestasi Belajar IPA kelas IV SDN 1 Karang Anyar.

1.4  Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengaruh yang segnifikan antara hasil belajar IPA siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif  model “jigsaw” dengan metode konvensional.


1.5  Manfaat

Manfaat dalam penelitian ini penulis bagi menjadi dua bagian, melputi manfaatteoritis dan manfaat praktis, antara lain :

 Manfaat teorotis, meliputi ;

1. Mengaktualisasikan teori – teori keilmuan yang telah dipelajari sebagai sarana kreatifitas berfikir ilmiah.
2. Merelevansikan teori – teori keilmuan yang telah didapatkan dengan tantangan keadaan yang ada di lapangan.
3. Sebagai wujud kepedulian terhadap pemecahan masalah yang ada di dunia pendidikan terutama sekolah.
4. Bagi Penulis, harapan penulis dengan penyusunan karya tulis ini semoga dapat bermanfaat untuk memenuhi salah satu tugas dalam pengajuan proposal skripsi dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar  (S.Pd.)
5. Bagi Sekolah khususnya lembaga yang menjadi objek penelitian ini, berguna sebagai bahan masukan mengenai masalah – masalah kegiatan belajar mengajar.
6. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi, sumbangan pemikiran, penambah pengetahuan, keterampilan sebaagi guru yang profesional.
7. Bagi Universitas Abdurachman Saleh Situbondo, sebagai lembaga pendidikan yang mendorong penulis mengajukan proposal ini, semoga berguna untuk masukan dan bahan kajian dalam pengembangan keilmuan dan penambah koleksi perpustakaan.

Manfaat Praktis, meliputi ;

 1. Bagi Penulis, harapan penulis dengan penyusunan karya tulis ini semoga dapat bermanfaat untuk memenuhi salah satu tugas pengajuan proposal skripsi dalam mencapai gelar akademik Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S.Pd.)
2. Bagi Sekolah khususnya lembaga yang menjadi objek penelitian ini, berguna sebagai bahan masukan mengenai masalah – masalah kegiatan belajar mengajar.
3. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi, sumbangan pemikiran, penambah pengetahuan, keterampilan sebaagi guru yang profesional.
4. Bagi Universitas Abdurachman saleh Situbondo, sebagai lembaga pendidikan yang mendorong penulis mengajukan proposal ini, semoga berguna untuk masukan dan bahan kajian dalam pengembangan keilmuan dan penambah koleksi perpustakaan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori

Pada kajian pustaka di bawah ini akan dijelaskan tentang beberapa teori yang  mengkaji mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang akan  diteliti antara lain mengenai penerapan metode jigsaw,hasil belajar.

A.    Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan di uji cobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas,dan kemudian di adaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Lie,2007).Metode jigsaw dikembangkan sebagai metode cooperative learning.
Teknik ini dapat digunakan dalam  pengajaran membaca,menulis,mendengarkan,ataupun berbicara.
Model  pembelajaran  kooperatif Tipe jigsaw adalah  rangkaian  kegiatan  belajar yang   dilakukan   oleh   siswa   dalam   kelompok-kelompok   tertentu   untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif Tipe jigsaw adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009:15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya   Stahl   dalam   Isjoni   (2009:   15)   menyatakan   pembelajaran kooperatif Tipe Jigsawdapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku sosial.
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran  yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto,2010: 37). Anita Lie (2007: 29) mengungkapkan bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada    lima    unsur    dasar    pembelajaran    cooperative    learning    yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan menunjukkan pendidik mengelola kelas lebih efektif.
1.      Johnson (Anita Lie,2007: 30) mengemukakan dalam model pembelajaran kooperatif ada lima unsur yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.
2.      Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah model pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan positif antar individu   siswa,   adanya   tanggung   jawab   perseorangan,   tatap   muka, komunikasi  intensif  antar  siswa,  dan  evaluasi  proses  kelompok  (Arif Rohman, 2009: 186).
3.      Cooperative learning menurut Slavin (2005: 4-8) merujuk pada berbagai macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok karena dalam model pembelajaran ini harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif  sehingga  memungkinkan  terjadi  interaksi  secara  terbuka  dan hubungan-hubungan  yang  bersifat  interdependensi  efektif  antara  anggota kelompok.
4.      Agus Suprijono (2009: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif  adalah  konsep  yang  lebih  luas  meliputi  semua  jenis  kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan- pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan  informasi  yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksudkan. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
5.      Anita Lie (Agus Suprijono, 2009: 56) menguraikan model pembelajaran kooperatif ini didasarkan pada falsafah homo homini socius. Berlawanan dengan teori Darwin, filsafat ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dialog interaktif (interaksi sosial) adalah kunci seseorang dapat menempatkan dirinya di lingkungan sekitar.
6.      Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran  yang  menempatkan  siswa  dalam  kelompok-kelompok  kecil yang anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran.

B.     Tabel Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Fase
Tingkah Laku Guru
Fase 1:
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2:
Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase 3:
Mengorganisasikan siswa   ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi
Fase 4:
Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5: Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6:
Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.


C.    Jigsaw II  berisi siklus kegiatan pembelajaran berikut ini :

1. Membaca
2. Diskusi kelompok tim ahli
3. Laporan hasil diskusi
4. Penilaian
5. Penghargaan kelompok



D.    Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Stephen, Sikes, dan Snapp (Rusman, 2011: 220) menyebutkan langkah-langkah model   pembelajaran   kooperatif   Jigsaw,   sebagai berikut:
a.    Siswa dikelompokkan ke dalam 1 sampai 5 anggota tim.
b.    Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
c.    Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d.   Anggota dari tim  yang berbeda  yang telah mempelajari bagian/ sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab yang sama.
e.    Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim kelompok asal tentang subbab yang siswa kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama.
f.    Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g.    Guru memberi evaluasi.




E.     Pengertian Hasil Belajar

            Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar,Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relative menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas peneliti menyimpulkan bahwa aspek aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperolah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran IPA  untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan diperlukan aktivitas siswa yaitu dengan melakukan aktivitas langsung .
Melalui aktivitas tersebut pembelajar akan lebih mengena pada siswa.Selain itu siswa juga perlu berinteraksi dengan siswa yang lain untuk membuat simpulan dengan benar.

F. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor,Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perincianya adalah sebagai berikut :
a. Ranah Kognitif
          Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
b. Ranah Afektif
          Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
c. Ranah Psikomotor
           Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan
psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
    Ada tiga bagian macam hasil belajar yaitu, keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian serta sikap dan cita-cita.
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada dIri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Menurut Winkel (dikutip oleh purwanto,2010) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam dalam sikap dan tingkah lakunya.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan
tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Nana Sudjana (2010: 5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik
Mulyasa (2008) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan.Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.
Menurut Suprijono (2009: 5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,nilai-nilai,pengertian-pengertian,sikap-sikap,apresiasi dan keterampilan.

2.2 Kerangka Berfikir

            Berdasarkan uraian dari kajian pustaka diatas,maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran.Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dengan siswa melalui kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai prestasi belajar yang maksimal.Keberhasilan suatu proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor penting,baik faktor intern maupun ekstern yang perlu diperhatikan dala meningkatkan keefektifan kegiatan belajar mengajar dan juga prestasi belajar siswa.
            Metode pembelajaran kooperatif saat ini masih terus dikembanggkan untuk meningkat prestasi belajar siswa, dimana kebnayakan pembelajaran saat ini masih menggunakan metode konvensional dengan ceramah .Berdasarkan kajian teori yang ada,metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dinilai dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran ipa. Pembelajaran kooperatif sendiri memiliki banyak tipe dengan karakteristik yang berbeda pula Sala satunya adalah metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang mempunyai spesialiasi tugas. Dalam jigsaw siswa dikelompokkkan menjadi kelompok asal yang kemudian mereka diberikan beberapa subtopik.
Setiap siswa mempelajari 1 subtopik kemudia siswa berkelompok sesuai subtopik yang mereka pelajari (kelompok ahli)
            Berdasarkan uraian tersebut,peneliti menyususun hipotesis bahwa pembelajaran mmenggunakan metode kooperatif tipe jigsaw akan memberikan hasil belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional.

2.3 Kajian Pustaka

Kajian pustaka penerapan metode jigsaw II pada pembelajaran ipa dapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar menurut skripsi Efrilia Metha 2013/2014 mulai dari prasiklus,siklus 1 dan siklus 2. Penerapan metode jigsaw II ini menumbuhkan semangat belajar siswa yang aktif,bertanggung jjawab dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok. Selain itu,siswa yang memiliki kemampuan rendah dibantu oleh siswa lain yang berkemampuan lebih tinggi darinya baik dalam satu kelompok (kelompok asal dan kelompok ahli)untuk mennjadi tutorialnya.
Hasil belajar matematika tentang mengindentifikasi sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas V di SDN 4 Sumber Anyar kec. Banyu putih – situbondo tahun ajaran 2013 / 2014 melaui penerapan metode jigsaw II mengalami peningkatan dari prasiklus I ke siklus 2. Pada prasiklus nilai rata-rata kelas sebesar 70,00. Siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 75,22. Siklus 2 nilai rata-rata kelas sebesar 83,44. Peningkatan nilai rata-rata kelas dari prasiklus ke siklus 1 sebesar 5,22. Dan peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 8,22 Persentase hasil belajar matematika tentang mengindentifikasi sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas V semester 2 di SDN 4 Sumber Anyar Kec. Banyu putih – situbondo tahun ajaran 2013 / 2014 melalui penerapan metode jigsaw II mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus 1 ke siklus 2 dapat mencapai ketuntasan sesuai KKM ≥ 65 dengan persentase ketuntasan hasil belajar prasiklus 55,56 meningkat pada siklus 1 sebesar 72,22%.  Kemudian pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 86,11%. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari prasiklus ke siklus 2 meningkat 16,66% dan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 13,89%. 



2.4 Hipotesis Penelitian

Ha       : Terdapat pengaruh yang segnifikan antara hasil belajar IPA siswa yang menggunakan metode pembelajaran
              kooperatif  model “jigsaw” dengan metode konvensional.
Ho       : Tidak terdapat  pengaruh yang seginifikan antara hasil belajar IPA siswa yang menggunakan metode
              pembelajaran kooperatif  model “jigsaw” dengan metode konvensional.


BAB III
Metodologi Penilitian

3.1 Metode Penilitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode kooperatif tipe jigsaw dan metode konvensional (ceramah) pada mata pelajaran IPA, SK (Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makananannya) dan KD (Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya) untuk siswa kelas IV SDN 1 Karang anyar.Oleh karena itu, dalam penelitian
ini menggunakan metode penelitian eksperimen.
Sugiyono (2009: 108), mengatakan bahwa terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan  dalam penelitian eksperimen yaitu pre exsperimental design, true exsperimental design, factorial design dan quasi exsperimental design.
Penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas pertama yang diajar dengan metode kooperatif tipe jigsaw dan kelas kedua yang diajar dengan metode konvensional (Ceramah). Dalam penelitian ini digunakan pretest dan posttest untuk mengukur kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dalam jenis penelitian
eksperimen semu (quasi experimental). Bentuk desain eksperimen menggunakan desain pretest and posttest group design

E
X
O1
K
-
O2

Keterangan
E                      : Kelas Eksperimen
K                     : Kelas Kontrol
X                     : Media Lingkungan
-                       : Media Konvensional
O1 dan O2      : Hasil Belajar

Dalam penelitian ini terdapat perbedaan perlakuan antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksprimen 2,dimana pada kelas eksperimen 1,pembelajaran disampaikan dengan menggunakan metode kooperatif tipe Jisaw dan kelas eksperimen 2 menggunakan metode pembelajaran Konvensional.
Pada awal pembelajaran kedua kelas diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal masing-masing kelas tersebut. Proses pembelajaran di kelas, materi yang disampaikan sama antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 hanya metode pembelajarannya saja yang berbeda. Dalam kelas eksperimen 1 siswa belajar dengan menggunakan metode kooperatif tipe jisaw. Pada kelas eksperimen 2 guru mengajar dengan metode Konvensional. Proses akhir pembelajaran kedua kelas diberi posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa. Posttest dilakukan di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dengan soal evaluasi yang sama. Data-data yang diperoleh dari soal posttest yang telah diujikan pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dianalisis sesuai dengan statistik yang sesuai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa pada akhir materi yang telah disampaikan.

3.2 Tempat Dan Waktu
 1. Tempat Penilitian
Penilitian ini dilaksanakan di SDN 1 Karang Anyar yang berlokasi di Desa karang anyar Kecamatan klabang Kabupaten Bondowoso.
 2. Waktu Peniltian
Waktu penelitian ini dimulai dari pengajuan proposal pada tanggal 8 Juni 2015.
Subjek penilitian ini adalah
Yang menjadi subyek adalah siswa kelas 4 SDN 1 karang anyar dan yang menjadi obyek penilitian adalah pengelompokkan siswa dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw di SDN 1 karang anyar.

3.3 Populasi Dan Sampel Penilitian

3.3.1 Populasi
populasi adalah kumpulan dari individu dengan kulitas serta ciri-ciri yang telah di tetapkan. Kualitas ciri tersebut dinamakan variabel. Sebuat populasi dengan jumlah individu tertentu dinamakan populasi vinit sedangkan, jika jumlah individu dalam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap, ataupun jumlahnya tidak terhingga disebut populasi invinit.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus 2 yang ada di Kecamatan Klabang, Bondowoso pada Tahun Akademik 2015/2016.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling.
Sedangkan sampel penelitiannya adalah dua sekolah yang masing-masing terdiri dari satu kelas sebagai eksprimen dan satu kelas sebagai kontrol dengan teknik random sampling.


3.4 Variabel Penilitian
Dalam penelitian yang dilakukan ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependent variable). Sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (independent variable). 
Penelitian yang dilakukan memiliki variabel meliputi:
1. Variabel bebas  :  - Metode Kooperatif tipe jigsaw
- Metode Konvensional
2. Variabel terikat : Hasil belajar IPA.

3.5 Definisi Operasional Variabel
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah skor yang di peroleh siswa setelah menjawab tes dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban sebanyak 20 butir soal. Tes tersebut dibuat berdasarkan indikator pada silabus yang tercantum pada SK dan KD pembelajaran yang dijadikan obyek penelitian.
3.5.1 Metode Kooperatif Jigsaw
pembelajaran kooperatif Tipe jigsaw adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen.
3.5.2 Metode Konvensinal
Metode konvensional adalah metode yang di pakai guru pada umumnya atau sering dinamakan metode konvensional , metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode cerama, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses KBM.
















3.6 Prosedur Penilitian



Tahap Persiapan

1.      Mengurus surat ijin penilitian
2.      Survey tempat uji coba instrumen dan penilitian
3.      Membuat instrumen penilitian RPP
4.      Uji coba instrumen, analisis hasil uji coba
instrumen, dan perbaikan instrumen


Tahap Pelaksanaan








Text Box: 1. Analis data
2. Hasil penelitian
3. kesimpulan
Text Box: Kelas EksperimenText Box: Kelas kontrol


















3.7 Metode pemgumpulan data
Metode  pengumpulan data  yang dimaksud  dalam penelitian  ini adalah cara-cara yang   dipergunakan untuk memperoleh   data empiris yang dipergunakan untuk penelitian. Dalam pengumpulan data  ini terlebih dahulu ditentukan sumber data, kemudian jenis data, metode pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

Sumber data
Jenis data
Metode pengumpulan data
Instrumen
Kelas eksperimen dan kelas kontrol
Hasil belajar siswa setelah diterapkan
Pendekatan pembelajaran kooperatif dan Konvensional
Melaksanakan tes akhir (posttest)
10 Butir Pilihan ganda

Tes pada penelitian ini yaitu:

a.      Posttest 
Posttest merupakan pengetesan akhir, dengan kata lain tes yang dilakukan setelah dilakukan eksperimental. Posttest dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh nilai populasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimental. Posttest dilakukan setelah kelompok-kelompok tersebut di dalam kelas diberi perlakuan berupa penggunaan metode konvensional ceramah dan tanya jawab untuk kelompok kontrol dan penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw untuk kelas eksperimental.

3.8 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan lembar pengamatan.
1.      Instrumen Test

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang digunakan untuk mengukur hasil  belajar IPA siswa pada materi (Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makananannya). Test ini berupa posttest. Test yang diberikan berupa soal pilihan ganda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana materi yang akan diajarkan telah diketahui oleh siswa. Posttest dilakukan di akhir pembelajaran dimana bertujuan untuk mengetahui apakan indikator pembelajaran yang diajarkan telah dikuasai dengan baik oleh siswa. Hasi kedua test tersebut di dua kelas eksperimen kemudian digunakan sebagai data yang kemudian akan dianalisis.

2.      Kisi-kisi pembuatan Tes
Variabel
Jenis Instrumen
Kompetensi Dasar
Indikator
Aspek
C1
C2
C3
Hasil Belajar
Soal Tes
Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
o  Mencirikan hewan berdasarkan makanannya
o  Mengklasifikasi hewan berdasarkan kelompok karnivora,herbivora dan omnivora .
o  Memberikan alasan atas penggolongan makanan.





3.        Rubrik Penskoran
Rumus
Rerata Skor
Klasifikasi

80 < X ≤ 100
Sangat Tinggi

60 < X ≤ 80
Tinggi

40 < X ≤ 60
Sedang

20 < X ≤ 40
Rendah

0 < X ≤ 20
Sangat Rendah

4.      Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan dalam penelitian ini digunakan saat pembelajaran berlangsung di kedua kelas eksperimen. Lembar ini digunakan dengan tujuan untuk mempermudah observer memperoleh informasi bagaimana jalannya pembelajaran dengan metode yang diterapkan. Lembar pengamatan disini berupa lembar observasi jalannya pembelajaran dan lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran itu sendiri.

5.      Analisis Item
Setelah dilakukan uji coba tes maka di analisis item untuk mengetahui Validitas dan Reabilitasnya.
1.      Validitas
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi instrumen tesdapat diketahui dari kesesuaian instrumen test dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diajarkan. Validitas ini diperoleh melalui penilaian dari pendapat ahli yang dalam hal ini adalah dosen ahli untuk mengetahui apakah instrumen tersebut telah mewakili apa yang akan diukur.

2.      Reliabilitas

Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Spearman Brown dibawah ini:. 


Text Box:
 



Keterangan:
r11           = Reliabilitas instrument
rb              =  korelasi  product  momen  antara  belahan  pertama  dan  kedua, dengan rumus


Text Box:
 





3.9 Analisis Data

a.       Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu data atau sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan di kedua kelas eksperimen. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 16.0 for windows
 (koyan, 2012:90)
Keterangan :
 = Chi Kuadrat
  = Frekuensi yang diperoleh sampel
  = Frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian data berdistribusi normal jika hit < tabel  dengan taraf  signifikansi 5% dan derajat kebebasan dk-(k-1)




b.      Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data atau sampel yang diambil berasal dari varian yang homogen atau tidak. Populasi dikatakan homogen jika variansinya sama.
H0    :  σ12    =  σ22    (Data  kelas   eksperimen   1  =  data  kelas eksperimen 2)
H1    :  σ12        σ22    (Data  kelas  eksperimen   1   data  kelas eksperimen 2)
Statistik uji : (Walpole, 1995: 314)
                         
                           
Keterangan:
 S12 = variansi data kelas eksperimen 1
 S22= variansi data kelas eksperimen 2

c.       Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil nilai posttest kelas eksperimen. Metode pembelajaran yang di lakukan dikatakan berpengaruh jika hasil posttest  siswa  minimal  mencapai  KKM  yaitu  75 dan  metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih berpengaruh dibandingkan  metode  pembelajaran  konvensional  ditinjau  dari hasil belajar ipa siswa pada materi pokok (Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya), dijabarkan sebagai berikut:
Metode pembelajaran jigsaw dikatakan berpengaruh terhadap hasil belajar ipa siswa jika rata-rata nilai posttest siswa minimal mencapai KKM yaitu 75.
Hipotesis:

H0 : μ 74,9

H1 : μ > 74,9

Taraf nyata : α = 0,05
Kriterian keputusan : H0  ditolak jika
Statistik uji : (Walpole, 1995: 305)
Keterangan


 
x  = rata-rata nilai posttest
μ0 = nilai yang dihipotesiskan (75)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sudrajat, Cooperative Learning teknik - Jigsaw
Anita Lie.2007.Cooperative Learning.Jakarta : Grasindo.
Dalam http://akhmadsudrajat. wordpress.com.
Isjoni. (2007). Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Joyce, Bruce, Marsha Weil, With Emily Calhoun, 2000: Models of Teachings
Boston; Alyn and Bacon.
Muhadjir, Noeng, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake
Sarasin.
Narulita Yusron.Bandung : Nusa Media.
Slavin,Robert E.2010.Cooperative Learning:Teori,Riset dan Praktek, alih bahasa
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta
Suarmika E. Putu, 2014. Penelitian Pendidikan SD, Situbondo: Universitas abdurachman Saleh





Instrumen soal Posttes
1.       Herbivora adalah golongan hewan pemakan?
a.       Tumbuhan                                  c. segala
b.      Daging                                          d. jagung
2.       Hewan apa saja yang termasuk tergolong hewan herbivora?
a.       Gajah,singa,ular                       c. Gajah,sapi,kambing   
b.      Semut,kucing,buaya               d. singa,sapi,kambing
3.       Karnivora adalah golongan hewan pemakan?
a.       Daging                                          c. segala
b.      Tumbuhan                                  d. rumput
4.       Hewan apa saja yang tergolong hewan karnivora?
a.       Sapi,buaya,kerbau                  c. Ikan,anjing,gajah
b.      Buaya,singa,kucing                  d. gajah,singa,beruang
5.       Omnivora adalah golongan hewan pemakan ?
a.       Tumbuhan                                  c. segala
b.      Daging                                          d. jagung
6.       Hewan apa yang tergolong hewan omnivora?
a.       Ayam                                            c. buaya
b.      Sapi                                                d. komodo
7.       Sebutkan ciri-ciri hewan yang tergolong kedalam herbivora?
a.       Mempunyai taring dan kuku yang tajam
b.      Mempunyai ekor dan belalai
c.       Tidak mempunyai taring dan pemakan tumbuhan
d.      Mempunyai kaki dan badan yang besar
8.       Apa saja ciri-ciri hewan yang tergolong kedalam karnivora?
a.       Mempunyai ekor dan belalai
b.      Tidak mempunyai taring dan pemakan tumbuhan
c.       Mempunyai kaki dan badan yang besar
d.      Mempunyai taring dan kuku yang tajam
9.       Apa saja ciri-ciri hewan yang tergolong  kedalam omnivora?
a.       Memakan makanan apa saja
b.      Suka memamakan daging
c.       Tidak mempunyai taring
d.      Mempunyai kaki dan badan yang besar
10.   Apa perbedaan golongan hewan herbivora,karnivora dan omnivora?
a.       Mempunyai taring dan kuku yang tajam
b.      Pemakan segala
c.       Pemakan tumbuhan
d.      A,B,C semua benar




 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar