Jumat, 18 November 2016

PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia sangat diperlukan sebagai modal dasar pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu upayauntuk mengatasi masalah tersebut, maka pendidikan merupakan salah satu saranadalam usaha untuk memajukan dan mencerdaskan sumber daya manusia.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut sistem pendidikan dipandang memegang peranan penting, mengingat dalam sistem pendidikan terlaksana serangkaian kegiatan yang terencana dan terorganisasi. Kegiatan ini bertujuan menghasilkan perubahan yang positif didalam diri anak yang sedang menuju kedewasaan. Sejalan dengan itu pemerintah berusaha keras untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan dengan berbagai macam upaya, dengan landasan pemikiran tersebut maka pendidikan Nasional disusun sebagai usaha untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengembangkan dirinya secara terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang berarti bahwa tiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan dari tiap tahap atau dalam perjalanan hidupnya (pendidikan seumur hidup).
1
Untuk menunjang pendidikan tersebut maka usaha dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran sangat diperlukan pendidikan yang berkualitas. Untuk itu pemerintah mengubah pola pendidikan, yaitu dari pola pendidikan dasar enam tahun menjadi pola pendidikan dasar sembilan tahun. Dengan perubahan ini diharapkan kualitas SDM akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa dalam akhir proses pembelajaran. Masalah yang berkaitan dengan hasil belajar, tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar, hal ini disebabkan hasil belajar merupakan bukti keberhasilan dalam proses kegiatan belajar yang berlangsung disekolah. Hasil belajar sebagai hasil usaha belajar siswa dalam kurun waktu tertentu dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor itu secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern siswa antara lain: motivasi dan minat belajar, daya pikir atau kecerdasan yang dimiliki siswa. Sedangkan faktor ekstern adalah lingkungan, tingkat ekonomi orang tua, namun faktor intern yang lebih dominan dalam penilitian yang akan diteliti.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri. Nana Sudjana (2011:39) mengemukakan bahwa ”hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan”. Minat belajar merupakan salah satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, minat belajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan belajar siswa. Siswa yang menaruh minat pada suatubidang tertentu, maka akan berusaha lebih keras dalam menekuni bidang tersebut dibanding siswa yang tidak memiliki minat belajar.
Minat belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa. suatu kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan memungkinkan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan. Dengan adanya minat dan tersedianya rangsangan yang ada sangkut pautnya dengan diri siswa, maka siswa akan mendapatkan kepuasan batin dari kegiatan tadi.
Dengan adanya unsur minat belajar pada diri siswa, maka siswa akan memusatkan perhatiannya pada kegiatan belajar tersebut. Dengan demikian, minat merupakan faktor yang sangat penting untuk kegiatan belajar siswa. kenyataan inijuga diperkuat oleh pendapat Sardiman (2009:95) menyatakan proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Menurut William James dalam Uzer Usman (2010:27), bahwa minat belajar merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. jadi, dapat ditegaskan bahwa faktor minat ini merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan belajar, karena jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Dari uraian singkat di atas, maka semakin jelas bahwa minat belajar akan berdampak terhadap kegiatan yang dilakukan seseorang. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, hal ini dikarenakan dengan adanya minat siswa terhadap sesuatu dalam kegiatan belajar itu sendiri. Pernyatan ini didukung oleh pendapat Hartono (2010:14) yang menyatakan bahwa minat memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Bahan pelajaran, pendekatan, ataupun metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan minat peserta didik menyebabkan hasil belajar tidak optimal.
Dalam kegiatan belajar, juga dalam proses pembelajaran, maka tentunya minat yang diharapkan adalah minat yang timbul dengan sendirinya dari diri siswa itu sendiri, tanpa ada paksaan dari luar, agar siswa dapat belajar lebih aktif dan baik. Akan tetapi, dalam kenyatannya tidak jarang siswa mengikuti pelajaran dikarenakan terpaksa atau karena adanya suatu keharusan, sementara siswa tersebut tidak menaruh minat terhadap pelajaran tersebut. Yang baik, seharusnya anak mengetahui akan minatnya, karena tanpa tahu apa yang diminatinya, maka tujuan belajar yang diinginkan tidak akan tercapai dengan baik. Untuk mengantisipasi kondisi yang seperti ini, maka seyogyanya seorang guru mampu memelihara minat anak didiknya.
Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat siswanya. Karena minat merupakan komponen penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan, serta pembelajaran di ruang kelas pada umunya. Guru juga harus memelihara minat yang timbul, apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka tugas guru untuk memelihara minat belajar tersebut. Selain itu guru juga harus mampu mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik, sekolah merupakan lembaga yang menyiapkan peserta didik untuk hidup dalam masyarakat, maka sekolah harus menggembangkan aspek-aspek ideal agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik. Sebagai persiapapan untuk memberikan bimbingan kepada anak-anak tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang sesuai baginya, minat merupakan bahan pertimbangan untuk mengetahui kesenangan anak, sehingga kecenderungan minat terhadap sesuatu yang baik perlu bimbingan lebih lanjut.
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dapat ditegaskan bahwa minat belajar siswa merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang tercapainya efektivitas proses belajar mengajar, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru yang mengajar pada IPA siswa kelas IV Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017 di SD Negeri 7 Curah Tatal kabupaten Situbondo diperoleh keterangan bahwa sebagian siswa mengalami kesulitan dalam masalah menerima dan mempelajari materi pelajaran IPA, hal tersebut mengindikasikan bahwa ada kaitannya dengan faktor-faktor internal yang berasal dari siswa terutama pada faktor-faktor seperti minat belajar siswa yang masih rendah. Masih bervariasinya minat belajar yang dimiliki oleh siswa khususnya dalam belajar IPA terlihat dari sebagian kecil siswa yang berminat untuk mengikuti proses pembelajaran, tetapi sebagian besarnya lagi justru kurang berminat dan tidak tekun dalam belajar, siswa cenderung kurang bersemangat dalam proses pembelajaran dan lain-lain.
Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang ”Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas IV Semester Ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017.

1.3. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan tidak meluas, penelitian ini dibatasi pada:
1.    Minat Belajar Siswa pada mata pelajaran  IPA kelas IV semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017.
2.    Hasil belajar Siswa pelajaran IPA kelas IV semester genap di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017.


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapatlah dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.    Adakah pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017?

1.4 Tujuan Penelitian
  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.    Untuk mendeskripsikan pengaruh antara minat belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IVsemester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017.
2.    Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017.

1.5 Manfaat Penelitian
Suatu kegiatan diharapkan mempunyai hasil dan manfaat, demikian juga dalam penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a.  Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang pendidikan pada sekolah kejuruan.
b. Sebagai pembanding, pertimbangan dan pengembangan pada penelitian sejenis untuk masa mendatang.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru dalam memberikan pengarahan dan dorongan kepada siswa.
b. Sebagai masukan yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan mutu dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.




  
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian tentang Minat Belajar
2.1.1. Pengertian Minat Belajar
Minat mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan belajar siswa. Siswa yang menaruh minat pada suatu bidang tertentu, maka akan berusaha lebih keras dalam menekuni bidang tersebut dibanding siswa yang tidak menaruh minat. Menurut Slameto (2009: 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Menurut Sumadi Suryabrata (2008:109) Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu. Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan.
Menurut M Alisuf Sabri (2010: 84) minat adalah “kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus, minat kali ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang terhadap sesuatu, orang yang minta terhadap sesuatu, berarti ia sikapnya senang terhadap sesuatu.”
6
Menurut Muhibin Syah (2011: 136) minat adalah “kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. ”Menurut Sardiman (2009: 76) minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi, yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan yang mengarahkan manusia terhadap bidang–bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun. Minat pula yang mengarahkan manusia untuk berprestasi dalam berbagai hal atau bidang yang ia sukai dan tekuni. Seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu hal atau bidang tertentu, maka ia akan senantiasa mengarahkan dirinya terhadap bidang tersebut dan senang menekuninya dengan sungguh-sungguh tanpa adanya paksaan. Apabila seorang guru ingin berhasil dalam melakukan kegiatan belajar mengajar harus dapat memberikan rangsangan kepada murid agar ia berminat dalam mengikuti proses belajar mengajar tersebut. Apabila murid sudah merasa berminat mengikuti pelajaran, maka ia akan dapat mengerti dengan mudah dan sebaliknya apabila murid merasakan tidak berminat dalam melakukan proses pembelajaran ia akan merasa tersiksa mengikuti pelajaran tersebut.
Menurut Nasution (2010: 34) belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian, berlatih, dan berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Dengan belajar tindakan atau perilaku siswa berubah menjadi baik. Berhasil atau tidaknya perubahan baik itu tergantung pada siswa itu sendiri dan tergantung pula oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Minat belajar adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun untuk meningkatkan kualitasnya dalam hal pengetahuan, ketrampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, logika berpikir, komunikasi, dan kreativitas. Merupakan ketertarikan atau kesenangan pada suatu pelajaran sehingga dapat menimbulkan perubahan perilaku pada diri siswa yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2.1.2.                  Aspek-aspek Minat Belajar
Menurut Hurlock (2010:422) Mengemukakan bahwa minat memiliki dua aspek yaitu:



1) Aspek kognitif
Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif diasarkan atas pengalaman dan apa yangdipelajari dari lingkungan.
2) Aspek afektif
Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasikan tindakan seseorang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka minat terhadap mata pelajaran IPA yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.

2.1.3. Indikator Minat Belajar
Menurut Slameto (2009 :58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.
e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
Menurut Dinar Barokah (2011) dalamhttp://pedoman-skripsi.blogspot.com/2016/01/indikator minat belajar.html ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah yaitu:

a. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran IPA, maka ia harus terus mempelajari ilmu dengan IPA. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.
b. Ketertarikan Siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
c. Perhatian dalam Belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang hal lain. Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat terhadap pelajaran IPA, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya.
d. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik
Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran karena faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik. Walaupun demikian lama-kelamaan jika siswa mampu mengembangkan minatnya yang kuat terhadap mata pelajaran niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang berhasil sekalipun ia tergolong siswa yang berkemampuan rata-rata.
Sebagaimana dikemukakan oleh Brown yang dikutip oleh Ali Imran (2009:88) sebagai berikut: Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya diketahui oleh orang lain, tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri, selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungannya.
e. Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut.
f. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran
Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan juga bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran IPA) juga merupakan salah satu indikator minat. Karena setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. Pelajaran IPA banyak memberikan manfaat kepada siswa bila IPA tidak hanya dipelajari di sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa tidak membaca pelajaran IPA maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam pelajaran IPA tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas maka indikator minat belajar siswa dalam penelitian ini adalah :
1.    Perasaan Senang
2.    Ketertarikan Siswa
3.    Perhatian dalam Belajar
4.    Keterlibatan Siswa

2.1.4 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Dengan minat yang tinggi tentunya akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi pula. Apabila siswa mempunyai minat yang tinggi terhadap amat pelajaran IPA prestasi belajar IPA pun akan tinggi pula. Hal ini juga dapat dilihat dengan apabila prestasi siswa tersebut tinggi tentunya siswa tersebut mempunyai minat yang tinggi pula. Sehingga dapat dilihat minat mempunyai hubungan dengan prestasi belajar. Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat terutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat.
Menurut Dinar Barokah (2011), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara lain :
a. Motivasi
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Menurut D.P. Tampubolon (2008: 41) minat merupakan “perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi”. seorang siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan Alamnya misalnya tentang keanekaragaman mahluk hidup, tentu  siswa tersebut akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku tentang aneka ragam mahluk hidup, mendiskusikannya, dan sebagainya.
b. Belajar
Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar siswa yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G (2012: 68) bahwa “minat akan timbul dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang minat”.
c. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru
Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Slameto (2009: 187) bahwa “Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya”. Guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa.
Menurut Kurt Singer (2007: 93) bahwa “Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya, berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan murid-muridnya”. Guru yang pandai, baik, ramah, disiplin, serta disenangi murid sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat murid. Sebaliknya guru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat dan perhatian murid.
Bentuk-bentuk kepribadian gurulah yang dapat mempengaruhi timbulnya minat siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru harus peka terhadap situasi kelas. Ia harus mengetahui dan memperhatikan akan metode-metode mengajar yang cocok dan sesuai dengan tingkatan kecerdasan para siswanya, artinya guru harus memahami kebutuhan dan perkembangan jiwa siswanya.
d. Keluarga
Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan dari keluarga khususnya orang tua.
e. Teman Pergaulan
Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama-sama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami. Apabila seseorang bergaul dengan orang yang berkepribadian baik tentu orang tersebut akan terpengaruh menjadi baikpula. Begitu pula dalam hal minat, orang yang bergaul dengan orang yang mempunyai minat yang besar dalam belajar tentu orang tersebut juga dapat terpengaruh. Karena teman pergaulan sangat berpengaruh terhadap kepribadian siswa.

f. Lingkungan
Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal ini ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh Crown L dan A. Crow (2009:352) bahwa “minat dapat diperoleh dari kemudian sebagai dari pengalaman mereka dari lingkungan di mana mereka tinggal”. Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat bergaul, juga tempat bermain sehari-hari dengan keadaan alam dan iklimnya, flora serta faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.
g. Cita-cita
Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang. Cita-cita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang meskipun mendapat rintangan, seseorang tetap berusaha untuk mencapainya.
h. Bakat
Melalui bakat seseorang akan memiliki minat. Ini dapat dibuktikan dengan contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki bakat menyanyi, secara tidak langsung ia akan memiliki minat dalam hal menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai sesuatu yang lain, kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu beban bagi dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan baik sekolah maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan dengan bakat dimiliki.
i. Hobi
Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang menyebabkan timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki hobi terhadap matematika maka secara tidak langsung dalam dirinya timbul minat untuk menekuni ilmu matematika, begitupun dengan hobi yang lainnya. Dengan demikian, faktor hobi tidak bisa dipisahkan dari faktor minat.
j. Media Massa
Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak ataupun media elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak untuk memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah, gaya hidup, nilai-nilai, dan juga perilaku sehari-hari. Minat khalayak dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh dari media massa.
k. Fasilitas
Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang berada dirumah, disekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh yang positif dan negatif. Sebagai contoh, bila fasilitas yang mendukung upaya pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat anak untuk menambah wawasannya. Tetapi apabila fasilitas yang ada justru mengikis minat pendidikannya, seperti merebaknya tempat-tempat hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak negatif bagi pertumbuhan minat yang sudah ada dalam diri anak tersebut.

2.1.5  Hasil Belajar
Beberapa ahli dalam  dunia pendidikan memberikan definisi belajar sebagai berikut. Sntrock dan Yussen (Sugihartono, 2007: 74) mengemukakan bahwa belajar merupakan sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman. 
Sugihartono (2007: 74) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Slameto (2007: 2) mengemukakan belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Morgan (Ngalim Purwanto, 2009: 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan definisi belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Nana Sudjana (2005: 5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Menurut Gagne (dalam Muhammad Zainal Abidin, 8:2011) bahwa: Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dalam diri siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah mempelajari
Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 10) mengemukakan belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
Eko Putro Widoyoko (2009:1), mengemukakan bahwa hasil belajar terkait dengan pengukuran, kemudian akan terjadi suatu penilaian dan menuju evaluasi baik menggunakan tes maupun non-tes. Pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat hirarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment), sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran.
Benyamin  Bloom  (Nana Sudjana , 2010: 22-31)  mengemukakan secara garis besar membagi hasil belajar  menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
a.  Ranah kognitif
Ranah kognitif  berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:1)  Pengetahuan; 2)  Pemahaman; 3)  Aplikasi; 4)  Analisis; 5)  Sintesis; 6)  Evaluasi

b.  Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap  dan nilai  yang terdiri dari lima aspek.  Kelima aspek dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks sebagai berikut.
1)  Receiving/ attending (penerimaan)
2)  Responding (jawaban)
3)  Valuing (penilaian)
4)  Organisasi
5)  Karakteristik nilai atau internalisasi nilai
c.  Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
1)  gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak sadar;
2)  keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;
3)   kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain;
4)  kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan;
5)   gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks;
6)   kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Tohirin (2006: 155) mengungkapkan seseorang yang berubah tingkat kognitifnya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya. Suharsimi Arikunto (2007: 121)  mengungkapkan  ranah  kognitif pada siswa SD yang cocok diterapkan adalah ingatan, pemahaman dan aplikasi, sedangkan untuk analisis, sintesis, baru dapat dilatih di SMP dan SMA dan Perguruan Tinggi secara bertahap sesuai urutan yang ada. Pengetahuan atau ingatan merupakan proses berfikir yang paling rendah, misalnya mengingat rumus, istilah, nama-nama tokoh atau nama-nama kota. Kemudian pemahaman adalah tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan, misalnya memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Sedangkan aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Menerapkan abstraksi yaitu ide, teori atau petunjuk teknis ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, model atau prosedur yang  dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
Dari beberapa  pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penilaian hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar dan dinilai dalam periode tertentu. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi  bahan pengajaran (Nana Sudjana, 2005: 23).  Dalam pembatasan hasil pembelajaran yang akan diukur, peneliti mengambil ranah kognitif pada jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2) dan aplikasi (C3). Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang dicapai siswa.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini ranah kognitif ditunjukkan dengan nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
2.1.6 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.
Menurut Rom Harre (Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis, 2009: 4), Science is a collection of well attested theories which explain the patterns and regularities among carefully studied phenomena. Bila diterjemahkan secara bebas artinya sebagai berikut: IPA adalah kumpulan teori yang telah diuji kebenarannya yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama. Pendapat Harre ini memuat dua hal yang penting yaitu Pertama, bahwa IPA suatu kumpulan pengetahuan yang berupa teori-teori. Kedua, bahwa teori-teori itu berfungsi untuk menjelaskan gejala alam.
Seperti halnya setiap ilmu pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan jelas yaitu berobjek benda-benda alam dan mengungkapkan misteri (gejala-gejala) alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Powler (Usman Samatowa, 2006: 2), IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik sangat dipengaruhi oleh sifat keilmuan yang terkandung pada masing-masing mata pelajaran. Perbedaan karakteristik pada berbagai mata pelajaran akan menimbulkan perbedaan cara mengajar dan cara siswa belajar antar mata pelajaran satu dengan yang lainnya. IPA memiliki karakteristik tersendiri untuk membedakan dengan mata pelajaran lain.
Harlen (Patta Bundu, 2006: 10) menyatakan bahwa ada tiga karakteristik utama Sains yakni: Pertama, memandang bahwa setiap orang mempunyai kewenangan untuk menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah meskipun kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis. Teori dan prinsip hanya berguna jika sesuai dengan kenyataan yang ada. Kedua, memberi pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang memungkinkan penyusunan prediksi sebelum sampai pada kesimpulan. Teori yang disusun harus didukung oleh fakta-fakta dan data yang teruji kebenarannya. Ketiga, memberi makna bahwa teori Sains bukanlah kebenaran yang akhir tetapi akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini memberi penekanan pada kreativitas dan gagasan tentang perubahan yang telah lalu dan kemungkinan perubahan di masa depan, serta pengertian tentang perubahan itu sendiri.

2.1.7 Hasil Penelitian Terdahulu
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti sebagai bahan pembanding, terdapat beberapa penelitian yang hasilnya relevan, antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Winarni ( 2004 ) diperoleh hasil ada hubungan antara minat baca terpola dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri I di Desa Tampingan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2012/2013, yang terbukti rhitung = 0,654 lebih besar dari rtabel = 0,244, dan kedua variabel tersebut (minat baca terpola dan prestasi belajar) memiliki hubungan sebesar 0,654 yang ternyata masuk pada kriteria tinggi (rentang korelasi 0,61 – 0,81). Penelitian di atas menunjukkan bahwa apabila seseorang mempunyai minat pada suatu bidang tertentu maka orang tersebut akan mempengaruhi hasil, dalam hal ini prestasi belajar.
Penelitian hampir serupa juga telah dilakukan oleh Gumelar Andriani (2005). Penelitiannya menunjukkan pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas I SMK TU Semarang 2013/2014 yaitu
pengaruh faktor intern (kesehatan, perhatian, minat, bakat motivasi) terhadap prestasi belajar siswa adalah 41,2%, sedangkan pengaruh faktor ekstern (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat) terhadap prestasi belajar siswa sebesar 26,6%.

2.2 Kerangka Berfikir
Seorang siswa yang menempuh pendidikan di sekolah tentu memiliki keinginan untuk menjadi siswa yang berprestasi di kelasnya, unggul dari teman–teman lain dalam hal pencapaian hasil belajar. siswa yang berprestasi tidak dapat dipisahkan dari usaha–usahanya dalam meraih prestasi belajar itu, terutama proses belajar.
Dalam belajar banyak hal yang dilakukan, salah satunya adalah dengan menyukai mata pelajaran tersebut atau minat dalam mata pelajaran tersebut, sehingga dengan menyukai mata pelajaran tersebut siswa tidak akan terpaksa dalam mempelajari materi yang diperoleh. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Sehingga malas untuk belajar, dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar dan hasilnya, maka minat dapat mempengaruhi kwalitas pencapaian hasil belajar dalam bidang-bidang tertentu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai minat yang besar terhadap suatu bidang studi ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari temannya, kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang studi tersebut.
Demikian pula halnya dengan minat siswa terhadap mata pelajaran IPA, apabila seorang siswa mempunyai minat yang besar terhadap bidang studi IPA maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya terhadap bidang studi IPA dan lebih giat dalam mempelajari bidang studi ini dan hasil belajarnya pun akan memuaskan. Setelah pembelajaran dilakukan diharapkan siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan di masyarakat, para siswa sudah mempunyai bekal pengetahuan dan ketrampilan melalui pembelajaran IPA.
Berikut ini adalah alur kerangka berfikir pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa:
Minat Belajar (X)

1)   Perasaan Senang
2)   Ketertarikan Siswa
3)   Perhatian dalam Belajar
4)   Keterlibatan Siswa

Variabel Independen                                         Variabel Dependen

Hasil Belajar 
Siswa (Y)
 






Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

2.3  Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara yang perlu diuji lebih dulu kebenarannya, dan berdasarkan uraian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017.

Ha       : Diterima => Terdapat pengaruh yang signifikan antara minat belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017
Ho       : Ditolak => Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara minat belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017



















 


BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1    Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif non eksperimen. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasional, yaitu penelitian yang bermaksud mencari hubungan antara dua faktor variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional karena pengumpulan data variabel bebas dan variabel terikat dilakukan dalam waktu bersamaan pada satu waktu (Nursalam, 2003).
Mulai
Berikut ini adalah gambar rancangan penelitian yang akan di lakukan:

Identifikasi masalah dan studi pustaka
Menyusun Instrumen
UjiValiditas
Selesai
Gambar 2.2 rancangan penelitian
22
Pengumpulan Data
Analisis Data
Kesimpulan
Uji Reliabilitas
 

























3.2    Populasi Sampel
3.2.1 Populasi
Metode penentuan responden adalah penegasan salah satu cara yang dipergunakan oleh peneliti untuk menentukan siapa saja yang akan dikenai penelitian serta berapa besar jangkauan jumlahnya. Nana Sudjana (2005: 83) berpendapat bahwa “ setiap penelitian memerlukan data  atau informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya agar data dan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjawab masalah penelitian atau untuk menguji hipotesis ”. sampel dan instrumen sangat erat kaitannnya, sebab keduanya berkenaan dengan subyek yang sama. Sampel adalah informan sedangkan instrumen adalah alat untuk memperoleh informasi dari sumber tersebut. Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak 30 siswa.

3.2.2 Sampel
Ada dua macam metode penentuan responden penelitian yaitu : metode populasi atau metode sampel. Sugiono (2008: 55-56) yang menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi dan karakteristik yang ditarik kesimpulannya sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Mengenai besar kecilnya sampel sebenarnya tidak ada ketentuan yang pasti berkaitan dengan jumlah yang diambil. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (2005 : 73) yang mengemukakan bahwa : “sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak suatu sampel harus diambil dari populasi”.
Sedangkan Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa : “untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan populasi. Selanjutnya jika jumlah subyek besar dapat diambil antara 10%-15 atau 20 %-25% atau lebih ” (2008: 107).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penentuan responden menggunakan tehnik populasi yaitu hanya seluruh siswa kelas IV di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017 untuk dijadikan sampel penelitian, dengan jumlah siswa sebanyak 30 Siswa.

3.3    Definisi Operasional
Definisi Operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Minat Belajar
Minat belajar adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang disukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun untuk meningkatkan kualitasnya dalam hal pengetahuan, ketrampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, logika berpikir, komunikasi, dan Kreativitas. Untuk mengukur minat belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan angket.
2. Hasil belajar
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai yang dicapai siswa dalam ulangan harian IPA siswa kelas IV di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo tahun ajaran 2016/2017.

3.4 Instrument Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel. 1 Item  Angket Minat Belajar
Indikator
Nomer Soal
Keterangan
1.    Perasaan Senang
2.    Ketertarikan Siswa
3.    Perhatian dalam Belajar
4.    Keterlibatan Siswa

1,2,3,4,5
6,7,8,9,10
11,12,13,14,15,

16,17,18,19,20

Jika jawaban responden :
S.Setuju, skor = 4
Setuju, skor = 3
K. Setuju, skor = 2
T. Setuju, Skor = 1

3.5  Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti guna memperoleh data. Penggunaan metode penelitian yang tepat sangat penting dalam sebuah penelitian ilmiah. Agar data yang diperoleh sesuai yang diharapkan.
Sutrisno Hadi mengatakan bahwa “baik buruknya suatu penelitian sangat bergantung kepada teknik-teknik pengumpulan datanya. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode angket, observasi, interview dan dokumentasi.

3.5.1   Metode Angket
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang disertai dengan beberapa alternatif jawaban untuk dipilih salah satu oleh responden dan untuk mendapatkan informasi dari responden. Angket yang digunakan oleh peneliti berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memberi jawaban yang tersedia dalam angket. Angket dalam penelitian ini di gunakan untuk meraih data tentang minat belajar siswa kelas IV di SDN 7 Curah Tatal.

3.5.2    Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang berasal dari surat-surat atau bukti-bukti serta catatan yang ada di tempat. Untuk memperoleh data tersebut, pihak yang akan dimintai keterangan mengenai dokumen yang diinginkan adalah guru kelas IV SDN 7 Curah Tatal. Adapun dokumen-dokumen penelitian yang diperlukan adalah, nilai hasil ulangan harian mata pelajaran IPA, daftar nama-nama siswa yang akan di jadikan responden.

3.6  Metode Analisis Data
3.5.1   Metode Analisis Data
Analisis data adalah merupakan cara yang paling menentukan untuk menyusun dan mengelolah data yang terkumpul, sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarnya. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif.
Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian pengaruh, sehingga  untuk menghitung antara dua atau lebih variabel, penelitian penulis menerangkan keeratan hubungan dua variabel dan untuk menentukan pengaruh antara dua keeratan hubungan dua variabel untuk menentukan pengaruh gejala interval dalam hal ini yaitu “ Pengaruh minat belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 7 Curah Tatal.
         Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 124) Rumus yang digunakan  antara lain :
1. Uji Validitas
Validitas adalah tingkat kemampuan instrument penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan. Validitas instrument dilakukan agar mengetahui ketepatan alat penilaian. Validitas instrument dilakukan dengan rumus point biserial yang dirumuskan sebagai berikut:
 (Koyan, 2008)
Keterangan :             
       rpbi = koefisien korelasi point biserial
       Mp = rata-rata skor jawaban
       Mt = rata-rata skor seluruhnya
       t= simpangan baku skor seluruhnya
        p  = proporsi yang menjawab benar             
        q  = proporsi yang menjawab salah
Kriteria pengujian validitas instrumen :
rpbi hitung > rpbi tabel = valid
rpbi hitung < rpbi tabel = tidak valid

2. Uji Reliabilitas
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan konsistensi internal tes (reliabilitas tes) adalah Alpha Cronbach khususnya untuk instrumen yang skor butirnya non-dikotomis, sedangkan untuk data dikotomis konsistensi internal tes (reliabilitas tes) adalah dengan KR-20 (Arikunto, 2005; Depdiknas, 2008).
     Rumus Alpha Cronbach: ,
     Di mana , dan
Rumus KR-20
Dengan:
r11
= reliabilitas instrument
K
= banyaknya butir pertanyaan
= jumlah varians butir
= varians total
X
= skor butir
Y
= skor total
N
= jumlah responden
P
= proporsi responden yang menjawab betul
Q
= proporsi responden yang menjawab salah
Kriteria Normatif menurut Guilford (dalam Candiasa, 2004; Koyan 2008) adalah:
       0,00 – 0,19           → sangat rendah
       0,20 – 0,39           → rendah
       0,40 – 0,59           → sedang
       0,60 – 0,79           → tinggi
       0,80 – 1,00           → sangat tinggi




3. Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran data dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa sampel benar-benar berasal dari sampel yang berdistribusi normal, sehingga uji hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas siswa digunakan analisis Uji Lifefors test dengan rumus:
- Data diurutkan dari terkecil ke terbesar
- Cari rata-rata, simpangan baku sampel (program SD)
- Tentukan angka baku 
- Hitung peluang F(zi ) = P(zi)
- Hitung proporsi  yang lebih kecil atau sama dengan zi -> S( zi)
- Hitung | F(zi) – S(zi) |
- Statistik Uji :
         Nilai terbesar dari | F(zi) -S(zi) |
  -Dengan α  tertentu tentukan titik kritis L
Kriteria pengujian data berdistribusi normal jika hit > tabel,, terima dalam hal lainnya.

4. Menghitung Regresi Sederhana
Data yang telah terkumpul perlu dianalisis dalam rangka menguji kebenaran  hipotesis dan juga untuk mengambil kesimpulan hasil penelitian, data yang telah  terkumpul dianalisis secara kuantitatif ini menggunakan rumus–rumus statistik  tertentu untuk menguji hipotesis. Analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik regresi sederhana.Analisis regresi digunakan untuk menyatakan dalam bentuk persamaan (model matematika) matematik, antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas terdiri dari satu prediktor yaitu minat belajar (X) yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik (Y), maka hubungan kedua variabel tersebut merupakan garis lurus (linier), sehingga dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Korelasi Produk Moment dan regresi sederhana (yaitu 1 prediktor). Langkah–langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Y = a + bX
Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan Rumus dibawah ini :
a =   (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy)
.        n(Σx²) – (Σx)²
b =   n(Σxy) – (Σx) (Σy)
.      n(Σx²) – (Σx)²
Dimana :
R= nilai koefisien korelasi
X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent)
Y = Variabel Response atau Variabel Akibat (Dependent)
a = konstanta
b = koefisien regresi (kemiringan); besaran Response yang ditimbulkan oleh Predictor.
Selanjutnya untuk mengetahui ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y maka digunakan rumus:

Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel (x) dengan variabel (y)
Σxy = jumlah produk antara variabel (x) dengan variabel (y)
Σx² = jumlah kuadrat variable (x)
Σy² = jumlah kuadrat variable (y)
N = jumlah data 





 


BAB 4. HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Penelitian
4.1.1 Penentuan Responden Penelitian dan Data hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 7 Curah Tatal. Pengambilan data dilaksanakan mulai hari tanggal 24 April 2016 sampai dengan hari tanggal 30 April 2016. Data diambil dengan memberikan angket kepada semua siswa kelas IV. Kegiatan pengisian angket bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat belajar  terhadap hasil belajar IPA.
Adapun daftar nama siswa kelas IV SD Negeri 7 Curah Tatal  yang menjadi responden dalam penelitian adalah sebagai berikut :
30
Tabel 4.1. Daftar Nama Responden
No
Nama
Jenis Kelamin
 Kelas
1
Ahmad Rofiki
L
IV
2
Ana Nabilatul Laila
P
IV
3
Asnan Wahyudi
L
IV
4
Dimas Devio
L
IV
5
Dimillah Salamh
L
IV
6
Farhan Afandi
L
IV
7
Imroatus Soleha
P
IV
8
Muhammad Sandi
L
IV
9
Muhammad Febri
L
IV
10
Muhammad Faidris
L
IV
11
Muhammad Farhan
L
IV
12
Miswandi
L
IV
13
Nurhanifa
P
IV
14
Nyi Nila
P
IV
15
Nuraisya
P
IV
16
Nurul Qomariah
P
IV
17
Dini Antika
P
IV
18
Muhammad Ifandika
L
IV
19
Muhammad Rian
L
IV
20
Rendi
L
IV
21
Raudatul Anisya
P
IV
22
Nafiatun Mubarokah
P
IV
23
Ahmad Ibnu Daruri
L
IV
24
Ahmad Ramadhani
L
IV
25
Andi Al Iqrom Afandi
L
IV
26
Desy Lilatul Qomariyah
P
IV
27
Hasan Basori
L
IV
28
Hasyim Ashari
L
IV
29
Juni Zuhri
L
IV
30
Lady Ramadhanti C
P
IV






4.1.2        Data Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode angket dimana setiap item soal disediakan 4 jawaban, yaitu :
1.    Jawaban SS, skor  = 4
2.    Jawaban S, skor      = 3
3.    Jawaban KS, skor   = 2
4.    Jawaban TS, skor   = 1

Adapun pengumpulan data dari nilai / skor angket tentang minat belajar  terhadap hasil belajar IPA  kelas IV Semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal tahun pelajaran 2016/2017 terdapat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Data tentang Minat belajar dan nilai ulangan harian  (hasil belajar) IPA

NO

Minat belajar  (X)
Hasil Belajar (Y)
1
40
65
2
45
70
3
40
80
4
45
80
5
30
50
6
40
60
7
43
60
8
44
70
9
20
50
10
40
70
11
30
65
12
45
60
13
20
71
14
45
75
15
20
60
16
41
70
17
40
60
18
41
70
19
45
65
20
40
66
21
45
70
22
22
60
23
20
50
24
22
55
25
45
60
26
22
55
27
30
55
28
44
62
29
45
65
30
30
50
Jml
1079
1899

     Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada (lampiran 1)


4.1.3 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas
1) Uji Validitas
Pada validitas item angket minat belajar ini, Setelah dilakukan pengujian melalui bantuan spss 19.0 for windows diperoleh hasil output uji coba instrumen yang akan disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.3 Validitas soal angket minat belajar
No.
Nilai r hitung
Nilai r tabel
Keterangan
1
0,803
0,361
Valid
2
0,823
           0,361
Valid
3
0,935
0,361
Valid
4
0,887
0,361
Valid
5
0,589
0,361
Valid
6
0,815
0,361
Valid
7
0,430
0,361
Valid
8
0,498
0,361
Valid
9
0,432
0,361
Valid
10
0,455
0,361
Valid
11
0,717
0,361
Valid
12
0,634
0,361
Valid
13
0,539
0,361
Valid
14
0,869
0,361
Valid
15
0,786
0,361
Valid
16
0,852
0,361
Valid
17
0,814
0,361
Valid
18
0,541
0,361
Valid
19
0,425
0,361
Valid
20
0,629
0,361
Valid

Dari tabel di atas diketahui jika r hitung > r tabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid. Dari hasil output di atas, diketahui nilai r hitung dari butir soal no 1 sampai no 20 lebih besar dari r tabel sehingga seluruh butir soal angket minat belajar siswa dinyatakan valid. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada (lampiran 2)

2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari         r kritis product moment. Adapun hasil reliabilitas dengan bantuan SPSS 19 ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.4 Reliabilitas Minat belajar
Cronbach’s alpha
N of items

0,939
20
  Sumber : Data yang diolah
Apabila koefisien Cronbachs Alpha (r11) > 0,7 maka dapat dikatakan instrument tersebut reliabel. Untuk lebih jelasnya hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada (lampiran 3)

3) Uji Normalitas
Dalam penelitian ini Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non parametrik. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji  Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Berikut ini hasil uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 19:
Tabel. 4.5 Tests of  Normality
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


MINAT_BELAJAR
HASIL_BELAJAR
N
30
30
Normal Parametersa
Mean
39.30
63.30
Std. Deviation
8.255
8.375
Most Extreme Differences
Absolute
.234
.121
Positive
.212
.120
Negative
-.234
-.121
Kolmogorov-Smirnov Z
1.281
.665
Asymp. Sig. (2-tailed)
.075
.768
a. Test distribution is Normal.


Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel minat belajar dan hasil Belajar berdistribusi normal. Angka Statistic menunjukkan variabel Minat belajar  sebesar 0,075 dan hasil belajar siswa sebesar 0,768. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada (lampiran 4)

4.2 Pengujian Hipotesis
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel X                         pembelajaran Minat belajar dengan Variabel Y (hasil belajar), dilakukan penghitungan dengan menggunakan SPSS.19, hasil penghitunganya dapat dilihat pada tabel berikut.


Tabel. 4.6 Tests of  Coefficients
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
45.099
6.846

6.588
.000
X
.463
.171
.456
2.715
.011
a. Dependent Variable: Y




Sumber: SPSS 19 Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada (lampiran 5)

Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka nilai thitung dibandingkan dengan ttabel. Dari hasil perbandingan dengan thitung dengan taraf signifikansi 5% dengan jumlah responden 30 orang df= 30 – 2 =28 diperoleh ttabel = 2,048 sedangkan thitung = 2,715. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel artinya hipotesis kerja (Ha) diterima dan hipotesis (Ho) ditolak. Hipotesis kerja yang diterima adalah ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPA  kelas IV Semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Tahun Pelajaran 2016/2017.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan terima / ditolak, maka nilai thitung dibandingkan dengan ttabel. Dari hasil perbandingan dengan thitung dengan taraf signifikansi 5% dengan jumlah responden 30 orang df=2 diperoleh ttabel = 2,048 sedangkan thitung = 2,715. Dari hasil perbandingan ternyata thitung lebih > dari ttabel dan Y= 45.099 + 0,463 artinya hipotesis (Ha) diterima dan hipotesis (Ho) ditolak, hipotesis kerja yang diterima adalah : ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPA kelas IV Semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Tahun Pelajaran 2016/2017.
Setelah dilakukan pengujian hipotesis, ternyata hipotesis yang diajukan thitung = 2,715 ttabel = 2,048 dan taraf signifikasi (Sig.) 0,011 < 0,05 maka (Ha) diterima dan (Ho) ditolak.
Berikut ini hasil pengolahan data deskripsi statistik dengan menggunakan SPSS 19:
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.456a
.208
.180
7.584
a. Predictors: (Constant), X


Nilai tersebut di atas  dikonsultasikan dengan tabel interprestasi koefisien   korelasi :
Tabel 4.7 : Interprestasi koefisien korelasi
Besar nilai r
Interprestasi
+ 0,00 s/d + 0,20
+ 0,21 s/d + 0,40
+ 0,41 s/d + 0,60
+ 0,61 s/d + 0,80
+ 0,81 s/d + 1,00
Tidak ada pengaruh
pengaruh rendah
pengaruh sedang
pengaruh tinggi
pengaruh sempurna

Setelah dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi diketahui bahwa nilai 0,456 terletak + 0,41 s/d + 0,60 yang berarti tingkat pengaruh sedang. Setelah menganalisis data pengujian hipotesis, maka dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,456. Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan terima / ditolak, maka thitung dibandingkan dengan ttabel. Dari hasil perbandingan dengan thitung = 2,715 sedangkan dengan taraf signifikansi 5% jumlah responden 30 orang diperoleh ttabel =2,048 (lampiran 5)
Dari hasil perbandingan ternyata thitung lebih > ttabel artinya hipotesis kerja (Ha) diterima dan hipotesis (Ho) ditolak, hipotesis kerja yang diterima adalah : ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPA  kelas IV Semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Tahun Pelajaran 2016/2017.
Hasil penelitian ini juga sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh sedang penggunaan minat belajar  dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA  kelas IV di SD Negeri 7 Curah Tatal.
Dengan adanya minat belajar yang besar dalam belajar, maka akan  berdampak pada kegiatan yang dilakukan seseorang. Dalam kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.  Pernyatan ini didukung oleh pendapat Sumadi Suryabrata (2008: 109) Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu. Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan.
Minat terhadap mata pelajaran IPA yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat belajar yang besar.
Oleh karena itu setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat siswanya untuk belajar. Karena minat belajar merupakan komponen penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan, serta pembelajaran di ruang kelas. Guru juga harus memelihara minat yang timbul, apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka tugas guru untuk memelihara minat belajar tersebut. Selain itu guru juga harus mampu mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.
Hasil penelitian ini juga sudah membuktikan bahwa ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar  IPA siswa kelas IV Semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017.

4.4 Menafsirkan Temuan-Temuan Penelitian dan Mengintegrasikan ke dalam Pengetahuan dan Teori yang Telah Mapan.
Perhitungan pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa (Ha) diterima terdapat pengaruh yang signifikan antara minat terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil dan (Ho) ditolak tidak terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil, dengan demikian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh minat belajar dan koefisien determinasi 20,8% (Lampiran 5) dipengaruhi oleh minat belajar, sedangkan dari hasil belajar 79,2%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa temuan diantaranya dukungan kondisi lingkungan kelas yang nyaman yang ditandai dengan kondisi kelas yang tertata rapi dan bersih sehingga nyaman untuk belajar. Semua warga sekolah diberi tanggung jawab untuk menjaga kondisi kelas agar selalu nampak rapi dan bersih. Di kelas IV SD Negeri 7 Curah Tatal  ini juga disediakan fasilitas-fasilitas belajar sehingga dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar siswa kelas IV di SD Negeri 7 Curah Tatal, namun fasilitas yang ada hanya terbatas, misalnya peralatan buku tulis, media belajar yang tidak semua siswa bisa mengunakannya secara bersama-sama. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan, sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa. Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Seperti pernyataan Sntrock dan Yussen (Sugihartono, 2007: 74) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman. Slameto (2007: 2) mengemukakan hasil belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.



BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh antara Minat belajar  terhadap hasil belajar IPA  kelas IV Semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Tahun Pelajaran 2016/2017”. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,456 dan df=2 dengan taraf signifikansi 5%  thitung = 2,715 dan ttabel = 2,048 berarti thitung > ttabel sehingga dapat dikatakan Ada pengaruh minat belajar  terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA kelas IV Semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal  Tahun Pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian ini juga sudah sesuai dengan hasil pengujian SPSS 19.

5.2 Saran
Saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan diatas adalah sebagai berikut:
1.  Dengan adanya fasilitas yang terbatas dan pentingnya hal tersebut maka diharapkan panambahan fasilitas, terutama peralatan laboratorium.
2.  Guru sebaiknya lebih mampu membimbing siswa untuk lebih mengembangkan Minat belajarnya, agar siswa lebih dapat meningkatkan hasil belajarnya dan melatih dirinya untuk berani tampil dalam mengungkapkan pendapatnya di depan umum
3. Penelitian hendaknya dapat dijadikan sebagai masukan bagi penelitian lain untuk menggabungkan penelitian lebih lanjut dengan materi dan mata pelajaran yang berbeda dan tingkat yang berbeda juga.





40
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar