1.1. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia sangat diperlukan
sebagai modal dasar pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia.
Salah satu upayauntuk mengatasi masalah tersebut, maka pendidikan merupakan
salah satu saranadalam usaha untuk memajukan dan mencerdaskan sumber daya
manusia.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut sistem
pendidikan dipandang memegang peranan penting, mengingat dalam sistem
pendidikan terlaksana serangkaian kegiatan yang terencana dan terorganisasi.
Kegiatan ini bertujuan menghasilkan perubahan yang positif didalam diri anak
yang sedang menuju kedewasaan. Sejalan dengan itu pemerintah berusaha keras
untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan dengan berbagai macam upaya, dengan
landasan pemikiran tersebut maka pendidikan Nasional disusun sebagai usaha
untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengembangkan
dirinya secara terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang
berarti bahwa tiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan dari
tiap tahap atau dalam perjalanan hidupnya (pendidikan seumur hidup).
1
|
Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang
berasal dari luar diri siswa itu sendiri. Nana Sudjana (2011:39) mengemukakan
bahwa ”hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama,
yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari
luar diri siswa atau faktor lingkungan”. Minat belajar merupakan salah satu
faktor yang berasal dari dalam diri siswa, minat belajar mempunyai peranan yang
sangat penting dalam perkembangan belajar siswa. Siswa yang menaruh minat pada
suatubidang tertentu, maka akan berusaha lebih keras dalam menekuni bidang tersebut
dibanding siswa yang tidak memiliki minat belajar.
Minat belajar merupakan faktor yang
sangat penting dalam kegiatan belajar siswa. suatu kegiatan belajar yang
dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan memungkinkan berpengaruh negatif
terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan. Dengan adanya minat dan
tersedianya rangsangan yang ada sangkut pautnya dengan diri siswa, maka siswa
akan mendapatkan kepuasan batin dari kegiatan tadi.
Dengan adanya unsur minat belajar pada
diri siswa, maka siswa akan memusatkan perhatiannya pada kegiatan belajar
tersebut. Dengan demikian, minat merupakan faktor yang sangat penting untuk
kegiatan belajar siswa. kenyataan inijuga diperkuat oleh pendapat Sardiman (2009:95)
menyatakan proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
Menurut William James dalam Uzer Usman (2010:27), bahwa minat belajar merupakan
faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. jadi, dapat
ditegaskan bahwa faktor minat ini merupakan faktor yang berpengaruh secara
signifikan terhadap keberhasilan belajar, karena jika bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Dari uraian singkat di atas, maka
semakin jelas bahwa minat belajar akan berdampak terhadap kegiatan yang
dilakukan seseorang. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat tertentu
dimungkinkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, hal ini dikarenakan
dengan adanya minat siswa terhadap sesuatu dalam kegiatan belajar itu sendiri.
Pernyatan ini didukung oleh pendapat Hartono (2010:14) yang menyatakan bahwa
minat memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik.
Bahan pelajaran, pendekatan, ataupun metode pembelajaran yang tidak sesuai
dengan minat peserta didik menyebabkan hasil belajar tidak optimal.
Dalam kegiatan belajar, juga dalam
proses pembelajaran, maka tentunya minat yang diharapkan adalah minat yang
timbul dengan sendirinya dari diri siswa itu sendiri, tanpa ada paksaan dari
luar, agar siswa dapat belajar lebih aktif dan baik. Akan tetapi, dalam
kenyatannya tidak jarang siswa mengikuti pelajaran dikarenakan terpaksa atau
karena adanya suatu keharusan, sementara siswa tersebut tidak menaruh minat
terhadap pelajaran tersebut. Yang baik, seharusnya anak mengetahui akan
minatnya, karena tanpa tahu apa yang diminatinya, maka tujuan belajar yang
diinginkan tidak akan tercapai dengan baik. Untuk mengantisipasi kondisi yang
seperti ini, maka seyogyanya seorang guru mampu memelihara minat anak didiknya.
Setiap guru mempunyai kewajiban untuk
meningkatkan minat siswanya. Karena minat merupakan komponen penting dalam
kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan, serta pembelajaran di ruang kelas
pada umunya. Guru juga harus memelihara minat yang timbul, apabila anak-anak
menunjukkan minat yang kecil, maka tugas guru untuk memelihara minat belajar tersebut.
Selain itu guru juga harus mampu mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang
tidak baik, sekolah merupakan lembaga yang menyiapkan peserta didik untuk hidup
dalam masyarakat, maka sekolah harus menggembangkan aspek-aspek ideal agar
anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik. Sebagai persiapapan untuk
memberikan bimbingan kepada anak-anak tentang lanjutan studi atau pekerjaan
yang sesuai baginya, minat merupakan bahan pertimbangan untuk mengetahui
kesenangan anak, sehingga kecenderungan minat terhadap sesuatu yang baik perlu
bimbingan lebih lanjut.
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka
dapat ditegaskan bahwa minat belajar siswa merupakan faktor yang sangat penting
dalam menunjang tercapainya efektivitas proses belajar mengajar, yang pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh
dari guru yang mengajar pada IPA siswa kelas IV Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017 di SD Negeri
7 Curah Tatal kabupaten Situbondo diperoleh keterangan
bahwa sebagian siswa mengalami kesulitan dalam masalah menerima dan mempelajari
materi pelajaran IPA, hal tersebut mengindikasikan bahwa ada kaitannya dengan
faktor-faktor internal yang berasal dari siswa terutama pada faktor-faktor
seperti minat belajar siswa yang masih rendah. Masih bervariasinya minat
belajar yang dimiliki oleh siswa khususnya dalam belajar IPA terlihat dari
sebagian kecil siswa yang berminat untuk mengikuti proses pembelajaran, tetapi
sebagian besarnya lagi justru kurang berminat dan tidak tekun dalam belajar,
siswa cenderung kurang bersemangat dalam proses pembelajaran dan lain-lain.
Dari latar belakang masalah di atas,
maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang ”Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPA siswa
Kelas IV Semester Ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun
Pelajaran 2016/2017.
1.3. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah,
terfokus, dan tidak meluas, penelitian ini dibatasi pada:
1.
Minat Belajar Siswa
pada mata pelajaran IPA kelas IV semester
ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017.
2.
Hasil belajar Siswa
pelajaran IPA kelas IV semester genap di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten
Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapatlah dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh minat
belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil di SD Negeri
7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk
mendeskripsikan pengaruh antara minat belajar
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IVsemester ganjil di SD Negeri 7 Curah
Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh minat belajar
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil di SD Negeri 7 Curah
Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017.
1.5 Manfaat Penelitian
Suatu kegiatan diharapkan mempunyai
hasil dan manfaat, demikian juga dalam penelitian ini diharapkan mempunyai
manfaat diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang pendidikan pada
sekolah kejuruan.
b. Sebagai pembanding, pertimbangan dan
pengembangan pada penelitian sejenis untuk masa mendatang.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai
sumbangan pemikiran bagi guru dalam memberikan pengarahan dan dorongan kepada
siswa.
b. Sebagai
masukan yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan mutu dalam usaha
meningkatkan hasil belajar siswa.
|
BAB
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1
Kajian tentang Minat Belajar
2.1.1.
Pengertian Minat Belajar
Minat mempunyai peranan yang sangat
penting dalam perkembangan belajar siswa. Siswa yang menaruh minat pada suatu bidang
tertentu, maka akan berusaha lebih keras dalam menekuni bidang tersebut
dibanding siswa yang tidak menaruh minat. Menurut Slameto (2009: 57) minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang
disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat
adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh.
Menurut Sumadi Suryabrata (2008:109)
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu
objek atau menyenangi sesuatu. Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang
tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari
bakat dan lingkungan.
Menurut M Alisuf Sabri (2010: 84) minat
adalah “kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara
terus-menerus, minat kali ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu
dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang terhadap sesuatu,
orang yang minta terhadap sesuatu, berarti ia sikapnya senang terhadap
sesuatu.”
6
|
Berdasarkan pendapat di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan yang mengarahkan
manusia terhadap bidang–bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya
keterpaksaan dari siapapun. Minat pula yang mengarahkan manusia untuk
berprestasi dalam berbagai hal atau bidang yang ia sukai dan tekuni. Seseorang
yang mempunyai minat terhadap suatu hal atau bidang tertentu, maka ia akan
senantiasa mengarahkan dirinya terhadap bidang tersebut dan senang menekuninya dengan
sungguh-sungguh tanpa adanya paksaan. Apabila seorang guru ingin berhasil dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar harus dapat memberikan rangsangan kepada
murid agar ia berminat dalam mengikuti proses belajar mengajar tersebut.
Apabila murid sudah merasa berminat mengikuti pelajaran, maka ia akan dapat
mengerti dengan mudah dan sebaliknya apabila murid merasakan tidak berminat
dalam melakukan proses pembelajaran ia akan merasa tersiksa mengikuti pelajaran
tersebut.
Menurut Nasution (2010: 34)
belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa belajar adalah
berusaha memperoleh kepandaian, berlatih, dan berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Dengan belajar tindakan atau
perilaku siswa berubah menjadi baik. Berhasil atau tidaknya perubahan baik itu
tergantung pada siswa itu sendiri dan tergantung pula oleh beberapa faktor yang
mempengaruhinya.
Berdasarkan pengertian di
atas maka dapat disimpulkan bahwa Minat belajar adalah kecenderungan yang
mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya
keterpaksaan dari siapapun untuk meningkatkan kualitasnya dalam hal
pengetahuan, ketrampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, logika berpikir,
komunikasi, dan kreativitas. Merupakan ketertarikan atau kesenangan pada suatu
pelajaran sehingga dapat menimbulkan perubahan perilaku pada diri siswa yang relatif
tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus menerus yang diikuti
rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2.1.2.
Aspek-aspek Minat
Belajar
Menurut Hurlock (2010:422) Mengemukakan bahwa minat memiliki dua
aspek yaitu:
1) Aspek kognitif
Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai
bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif diasarkan
atas pengalaman dan apa yangdipelajari dari lingkungan.
2)
Aspek afektif
Aspek afektif ini adalah konsep yang
membangun konsep kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau
objek yang menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasikan
tindakan seseorang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka minat
terhadap mata pelajaran IPA yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir,
tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian afektif
seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian
kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan menghasilkan
sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.
2.1.3.
Indikator Minat Belajar
Menurut Slameto (2009 :58) siswa yang
berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mempunyai
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang
dipelajari secara terus menerus.
b. Ada rasa
suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
c. Memperoleh
suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan
pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
d. Lebih
menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.
e. Dimanifestasikan
melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
Menurut Dinar Barokah (2011) dalamhttp://pedoman-skripsi.blogspot.com/2016/01/indikator
minat belajar.html
ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat
belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas
maupun dirumah yaitu:
a.
Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan
senang atau suka terhadap pelajaran IPA, maka ia harus terus mempelajari ilmu
dengan IPA. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang
tersebut.
b.
Ketertarikan Siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang
mendorong siswa untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan,
atau bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
c.
Perhatian
dalam Belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu
indikator minat. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita
terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang hal
lain. Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya
dia akan memperhatikan objek tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat
terhadap pelajaran IPA, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari
gurunya.
d.
Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik
Tidak semua siswa menyukai suatu bidang
studi pelajaran karena faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya
terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman sekelas,
bahan pelajaran yang menarik. Walaupun demikian lama-kelamaan jika siswa mampu mengembangkan
minatnya yang kuat terhadap mata pelajaran niscaya ia bisa memperoleh prestasi
yang berhasil sekalipun ia tergolong siswa yang berkemampuan rata-rata.
Sebagaimana dikemukakan oleh Brown yang
dikutip oleh Ali Imran (2009:88) sebagai berikut: Tertarik kepada guru, artinya
tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang
diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya
terutama kepada guru, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas
dirinya diketahui oleh orang lain, tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam
kontrol diri, selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu
terkontrol oleh lingkungannya.
e.
Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang akan sesuatu
obyek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan
atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut.
f.
Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran
Selain adanya perasaan senang, perhatian
dalam belajar dan juga bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya
manfaat dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran IPA) juga merupakan salah
satu indikator minat. Karena setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. Pelajaran
IPA banyak memberikan manfaat kepada siswa bila IPA
tidak hanya dipelajari di sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa
tidak membaca pelajaran IPA maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang
terdapat dalam pelajaran IPA tersebut.
Berdasarkan penjelasan di
atas maka indikator minat belajar siswa dalam penelitian ini adalah :
1.
Perasaan Senang
2.
Ketertarikan Siswa
3.
Perhatian dalam Belajar
4.
Keterlibatan Siswa
2.1.4 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Dengan minat yang tinggi
tentunya akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi pula. Apabila siswa
mempunyai minat yang tinggi terhadap amat pelajaran IPA prestasi belajar IPA
pun akan tinggi pula. Hal ini juga dapat dilihat dengan apabila prestasi siswa
tersebut tinggi tentunya siswa tersebut mempunyai minat yang tinggi pula. Sehingga
dapat dilihat minat mempunyai hubungan dengan prestasi belajar. Salah satu
pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat terutama minat yang tinggi.
Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat
mempengaruhi munculnya minat.
Menurut Dinar Barokah
(2011), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara
lain :
a. Motivasi
Minat seseorang akan semakin
tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal ataupun eksternal.
Menurut D.P. Tampubolon (2008: 41) minat merupakan “perpaduan antara keinginan
dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi”. seorang siswa yang
ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan Alamnya misalnya tentang keanekaragaman
mahluk hidup, tentu siswa tersebut akan terarah
minatnya untuk membaca buku-buku tentang aneka ragam
mahluk hidup, mendiskusikannya, dan sebagainya.
b.
Belajar
Minat dapat diperoleh melalui belajar,
karena dengan belajar siswa yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran
tertentu, lama kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran
tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi mempelajari
pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Singgih D. Gunarsa dan Ny.
Singgih D.G (2012: 68) bahwa “minat akan timbul dari sesuatu yang diketahui dan
kita dapat mengetahui sesuatu dengan belajar, karena itu semakin banyak belajar
semakin luas pula bidang minat”.
c. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru
Faktor yang dapat membangkitkan dan
merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada
siswa. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh
siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik minat
siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa, sebagaimana yang telah dikemukakan
oleh Slameto (2009: 187) bahwa “Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai
dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya tarik baginya”. Guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang
dan membangkitkan minat belajar siswa.
Menurut Kurt Singer (2007: 93) bahwa
“Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya, berarti telah
melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan
murid-muridnya”. Guru yang pandai, baik, ramah, disiplin, serta disenangi murid
sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat murid. Sebaliknya guru yang
memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya
minat dan perhatian murid.
Bentuk-bentuk kepribadian gurulah yang
dapat mempengaruhi timbulnya minat siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar
mengajar guru harus peka terhadap situasi kelas. Ia harus mengetahui dan memperhatikan
akan metode-metode mengajar yang cocok dan sesuai dengan tingkatan kecerdasan
para siswanya, artinya guru harus memahami kebutuhan dan perkembangan jiwa
siswanya.
d. Keluarga
Orang tua adalah orang yang terdekat
dalam keluarga, oleh karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan
minat seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat
berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat
diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan dari keluarga khususnya orang tua.
e. Teman Pergaulan
Melalui pergaulan seseorang akan dapat
terpengaruh arah minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus
bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan itulah
mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama-sama untuk mengurangi
ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami. Apabila seseorang bergaul dengan
orang yang berkepribadian baik tentu orang tersebut akan terpengaruh menjadi
baikpula. Begitu pula dalam hal minat, orang yang bergaul dengan orang yang
mempunyai minat yang besar dalam belajar tentu orang tersebut juga dapat
terpengaruh. Karena teman pergaulan sangat berpengaruh terhadap kepribadian
siswa.
f. Lingkungan
Melalui pergaulan seseorang akan
terpengaruh minatnya. Hal ini ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh
Crown L dan A. Crow (2009:352) bahwa “minat dapat diperoleh dari kemudian
sebagai dari pengalaman mereka dari lingkungan di mana mereka tinggal”. Lingkungan
sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah
keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik,
masyarakat tempat bergaul, juga tempat bermain sehari-hari dengan keadaan alam dan
iklimnya, flora serta faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri
serta jasmani dan rohaninya.
g.
Cita-cita
Setiap manusia memiliki cita-cita di
dalam hidupnya, termasuk para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar
siswa, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang
dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang. Cita-cita ini senantiasa dikejar
dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang meskipun mendapat rintangan, seseorang
tetap berusaha untuk mencapainya.
h. Bakat
Melalui bakat seseorang akan memiliki
minat. Ini dapat dibuktikan dengan contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki
bakat menyanyi, secara tidak langsung ia akan memiliki minat dalam hal
menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai sesuatu yang lain, kemungkinan ia
akan membencinya atau merupakan suatu beban bagi dirinya. Oleh karena itu,
dalam memberikan pilihan baik sekolah maupun aktivitas lainnya sebaiknya
disesuaikan dengan bakat dimiliki.
i. Hobi
Bagi setiap orang hobi merupakan salah
satu hal yang menyebabkan timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki
hobi terhadap matematika maka secara tidak langsung dalam dirinya timbul minat
untuk menekuni ilmu matematika, begitupun dengan hobi yang lainnya. Dengan
demikian, faktor hobi tidak bisa dipisahkan dari faktor minat.
j. Media Massa
Apa yang ditampilkan di media massa,
baik media cetak ataupun media elektronik, dapat menarik dan merangsang
khalayak untuk memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut
istilah, gaya hidup, nilai-nilai, dan juga perilaku sehari-hari. Minat khalayak
dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh dari media massa.
k.
Fasilitas
Berbagai fasilitas berupa sarana dan
prasarana, baik yang berada dirumah, disekolah, dan di masyarakat memberikan
pengaruh yang positif dan negatif. Sebagai contoh, bila fasilitas yang
mendukung upaya pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat anak untuk menambah
wawasannya. Tetapi apabila fasilitas yang ada justru mengikis minat
pendidikannya, seperti merebaknya tempat-tempat hiburan yang ada di kota-kota
besar, tentu hal ini berdampak negatif bagi pertumbuhan minat yang sudah ada
dalam diri anak tersebut.
2.1.5
Hasil Belajar
Beberapa ahli dalam
dunia pendidikan memberikan definisi belajar sebagai berikut. Sntrock
dan Yussen (Sugihartono, 2007: 74) mengemukakan bahwa belajar merupakan sebagai
perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman.
Sugihartono
(2007: 74) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Slameto (2007: 2) mengemukakan belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Morgan
(Ngalim Purwanto, 2009: 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan
definisi belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Nana Sudjana (2005: 5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa
pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam
upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Menurut Gagne (dalam Muhammad Zainal Abidin, 8:2011)
bahwa: Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku dalam diri siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk
perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah mempelajari
Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 10) mengemukakan
belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas.
Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
Eko
Putro Widoyoko (2009:1), mengemukakan bahwa hasil belajar terkait dengan
pengukuran, kemudian akan terjadi suatu penilaian dan menuju evaluasi baik
menggunakan tes maupun non-tes. Pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat
hirarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment), sedangkan penilaian
didahului dengan pengukuran.
Benyamin Bloom
(Nana Sudjana , 2010: 22-31)
mengemukakan secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik.
a. Ranah kognitif
Ranah
kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, kedua aspek pertama disebut kognitif
tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:1) Pengetahuan; 2) Pemahaman;
3) Aplikasi;
4) Analisis;
5) Sintesis;
6) Evaluasi
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai
yang terdiri dari lima aspek.
Kelima aspek dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat
yang kompleks sebagai berikut.
1) Receiving/
attending (penerimaan)
2) Responding
(jawaban)
3) Valuing (penilaian)
4) Organisasi
5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai
c. Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan
keterampilan, yakni:
1) gerakan refleks
yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak sadar;
2) keterampilan
pada gerakan-gerakan dasar;
3) kemampuan
perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris
dan lain-lain;
4) kemampuan di
bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan;
5) gerakan-gerakan
skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang
kompleks;
6) kemampuan yang
berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Tohirin (2006: 155) mengungkapkan seseorang yang berubah tingkat
kognitifnya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan
perilakunya. Suharsimi Arikunto (2007: 121)
mengungkapkan ranah kognitif pada siswa SD yang cocok diterapkan
adalah ingatan, pemahaman dan aplikasi, sedangkan untuk analisis, sintesis,
baru dapat dilatih di SMP dan SMA
dan Perguruan Tinggi secara bertahap sesuai urutan yang ada. Pengetahuan atau
ingatan merupakan proses berfikir yang paling rendah, misalnya mengingat rumus,
istilah, nama-nama tokoh atau nama-nama kota. Kemudian pemahaman adalah tipe
hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan, misalnya memberi contoh
lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus
lain. Sedangkan aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau
situasi khusus. Menerapkan abstraksi yaitu ide, teori atau petunjuk teknis ke
dalam situasi baru disebut aplikasi. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada
kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana,
yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa
untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, model atau
prosedur yang dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi
yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat
pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
Dari beberapa
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
penilaian hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam ranah kognitif,
afektif dan psikomotor yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar dan
dinilai dalam periode tertentu. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah
kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena
berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Nana Sudjana, 2005: 23). Dalam pembatasan hasil pembelajaran yang akan
diukur, peneliti mengambil ranah kognitif pada jenjang pengetahuan (C1),
pemahaman (C2) dan aplikasi (C3). Hasil
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang dicapai siswa.
Hasil
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini ranah kognitif ditunjukkan dengan
nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV semester ganjil
tahun pelajaran 2016/2017.
2.1.6 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Ilmu pengetahuan
alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris yaitu natural science,
artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut
paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu
pengetahuan alam (IPA) atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang
alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.
Menurut Rom
Harre (Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis, 2009: 4), Science is a
collection of well attested theories which explain the patterns and
regularities among carefully studied phenomena. Bila diterjemahkan secara
bebas artinya sebagai berikut: IPA adalah kumpulan teori yang telah diuji
kebenarannya yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam
yang diamati secara seksama. Pendapat Harre ini memuat dua hal yang penting
yaitu Pertama, bahwa IPA suatu kumpulan pengetahuan yang berupa
teori-teori. Kedua, bahwa teori-teori itu berfungsi untuk menjelaskan
gejala alam.
Seperti halnya
setiap ilmu pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan
jelas yaitu berobjek benda-benda alam dan mengungkapkan misteri (gejala-gejala)
alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh
Powler (Usman Samatowa, 2006: 2), IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan
gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur,
berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
Setiap mata pelajaran
memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik sangat dipengaruhi oleh
sifat keilmuan yang terkandung pada masing-masing mata pelajaran. Perbedaan
karakteristik pada berbagai mata pelajaran akan menimbulkan perbedaan cara
mengajar dan cara siswa belajar antar mata pelajaran satu dengan yang lainnya.
IPA memiliki karakteristik tersendiri untuk membedakan dengan mata pelajaran
lain.
Harlen (Patta
Bundu, 2006: 10) menyatakan bahwa ada tiga karakteristik utama Sains yakni: Pertama,
memandang bahwa setiap orang mempunyai kewenangan untuk menguji validitas
(kesahihan) prinsip dan teori ilmiah meskipun kelihatannya logis dan dapat
dijelaskan secara hipotesis. Teori dan prinsip hanya berguna jika sesuai dengan
kenyataan yang ada. Kedua, memberi pengertian adanya hubungan antara
fakta-fakta yang diobservasi yang memungkinkan penyusunan prediksi sebelum
sampai pada kesimpulan. Teori yang disusun harus didukung oleh fakta-fakta dan
data yang teruji kebenarannya. Ketiga, memberi makna bahwa teori Sains
bukanlah kebenaran yang akhir tetapi akan berubah atas dasar perangkat
pendukung teori tersebut. Hal ini memberi penekanan pada kreativitas dan
gagasan tentang perubahan yang telah lalu dan kemungkinan perubahan di masa
depan, serta pengertian tentang perubahan itu sendiri.
2.1.7 Hasil
Penelitian Terdahulu
Berdasarkan tinjauan pustaka yang
dilakukan oleh peneliti sebagai bahan pembanding, terdapat beberapa penelitian
yang hasilnya relevan, antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Winarni (
2004 ) diperoleh hasil ada hubungan antara minat baca terpola dengan prestasi
belajar siswa kelas IV SD Negeri I di Desa Tampingan Kecamatan Boja Kabupaten
Kendal tahun pelajaran 2012/2013, yang terbukti rhitung = 0,654 lebih besar
dari rtabel = 0,244, dan kedua variabel tersebut (minat baca terpola dan
prestasi belajar) memiliki hubungan sebesar 0,654 yang ternyata masuk pada
kriteria tinggi (rentang korelasi 0,61 – 0,81). Penelitian di atas menunjukkan
bahwa apabila seseorang mempunyai minat pada suatu bidang tertentu maka orang
tersebut akan mempengaruhi hasil, dalam hal ini prestasi belajar.
Penelitian hampir serupa juga telah
dilakukan oleh Gumelar Andriani (2005). Penelitiannya menunjukkan pengaruh
faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar akuntansi pada siswa
kelas I SMK TU Semarang 2013/2014 yaitu
pengaruh faktor intern (kesehatan,
perhatian, minat, bakat motivasi) terhadap prestasi belajar siswa adalah 41,2%,
sedangkan pengaruh faktor ekstern (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat) terhadap prestasi belajar siswa sebesar 26,6%.
2.2 Kerangka
Berfikir
Seorang siswa
yang menempuh pendidikan di sekolah tentu memiliki keinginan untuk menjadi
siswa yang berprestasi di kelasnya, unggul dari teman–teman lain dalam hal
pencapaian hasil belajar. siswa yang berprestasi tidak dapat dipisahkan dari
usaha–usahanya dalam meraih prestasi belajar itu, terutama proses belajar.
Dalam belajar
banyak hal yang dilakukan, salah satunya adalah dengan menyukai mata pelajaran
tersebut atau minat dalam mata pelajaran tersebut, sehingga dengan menyukai
mata pelajaran tersebut siswa tidak akan terpaksa dalam mempelajari materi yang
diperoleh. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Sehingga malas
untuk belajar, dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan
pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena
minat menambah kegiatan belajar.
Minat merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar dan hasilnya, maka minat
dapat mempengaruhi kwalitas pencapaian hasil belajar dalam bidang-bidang
tertentu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,
sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
Maka apabila seorang siswa mempunyai minat yang besar terhadap suatu bidang
studi ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari temannya, kemudian karena
pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan
siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang tinggi
dalam bidang studi tersebut.
Demikian pula
halnya dengan minat siswa terhadap mata pelajaran IPA, apabila seorang siswa
mempunyai minat yang besar terhadap bidang studi IPA maka siswa tersebut akan
memusatkan perhatiannya terhadap bidang studi IPA dan lebih giat dalam
mempelajari bidang studi ini dan hasil belajarnya pun akan memuaskan. Setelah
pembelajaran dilakukan diharapkan siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan di
masyarakat, para siswa sudah mempunyai bekal pengetahuan dan ketrampilan
melalui pembelajaran IPA.
Berikut ini adalah alur kerangka
berfikir pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa:
Minat Belajar (X)
1) Perasaan
Senang
2) Ketertarikan
Siswa
3) Perhatian
dalam Belajar
4) Keterlibatan
Siswa
|
Hasil Belajar
Siswa (Y)
|
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis
adalah dugaan sementara yang perlu diuji lebih dulu kebenarannya, dan
berdasarkan uraian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh minat
belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil di SD Negeri
7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017.
Ha : Diterima
=> Terdapat pengaruh yang signifikan antara minat belajar terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten
Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017
Ho : Ditolak
=> Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara minat belajar terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal
Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017
|
BAB 3. METODE
PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian Kuantitatif non eksperimen. Desain yang
digunakan adalah deskriptif korelasional, yaitu penelitian yang
bermaksud mencari hubungan antara dua faktor variabel bebas dan variabel
terikat. Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah cross
sectional karena pengumpulan data variabel bebas dan variabel terikat
dilakukan dalam waktu bersamaan pada satu waktu (Nursalam, 2003).
Mulai
|
Identifikasi
masalah dan studi pustaka
|
Menyusun Instrumen
|
UjiValiditas
|
Selesai
|
Gambar
2.2 rancangan penelitian
|
22
|
Pengumpulan Data
|
Analisis Data
|
Kesimpulan
|
Uji Reliabilitas
|
3.2 Populasi Sampel
3.2.1 Populasi
Metode
penentuan responden adalah penegasan salah satu cara yang dipergunakan oleh
peneliti untuk menentukan siapa saja yang akan dikenai penelitian serta berapa
besar jangkauan jumlahnya. Nana Sudjana (2005: 83) berpendapat bahwa “ setiap
penelitian memerlukan data atau
informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya agar data dan informasi
tersebut dapat digunakan untuk menjawab masalah penelitian atau untuk menguji
hipotesis ”. sampel dan instrumen sangat erat kaitannnya, sebab keduanya
berkenaan dengan subyek yang sama. Sampel
adalah informan sedangkan instrumen adalah alat untuk memperoleh informasi dari
sumber tersebut. Populasi penelitian
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun
Pelajaran 2016/2017 sebanyak 30 siswa.
3.2.2
Sampel
Ada dua macam metode penentuan responden penelitian yaitu
: metode populasi atau metode sampel. Sugiono
(2008: 55-56) yang menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi dan karakteristik yang ditarik kesimpulannya sedangkan sampel
adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Mengenai besar kecilnya sampel sebenarnya tidak ada
ketentuan yang pasti berkaitan dengan jumlah yang diambil. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sutrisno Hadi (2005 : 73) yang mengemukakan bahwa : “sebenarnya tidak ada ketentuan
yang mutlak suatu sampel harus diambil dari populasi”.
Sedangkan
Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa : “untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila
subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya
merupakan populasi. Selanjutnya
jika jumlah subyek besar dapat diambil antara 10%-15 atau 20 %-25% atau lebih ”
(2008: 107).
Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode penentuan responden menggunakan tehnik
populasi yaitu hanya seluruh siswa kelas IV di SD Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun
Pelajaran 2016/2017 untuk dijadikan sampel penelitian,
dengan jumlah siswa sebanyak 30 Siswa.
3.3 Definisi Operasional
Definisi
Operasional dalam
penelitian
ini
adalah:
1.
Minat Belajar
Minat belajar adalah
kecenderungan yang mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang disukai dan
tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun untuk meningkatkan kualitasnya
dalam hal pengetahuan, ketrampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, logika
berpikir, komunikasi, dan Kreativitas. Untuk mengukur minat belajar siswa dalam
penelitian ini menggunakan angket.
2. Hasil belajar
Hasil
belajar dalam penelitian ini adalah nilai yang dicapai siswa dalam ulangan
harian IPA siswa kelas IV di SD Negeri 7 Curah
Tatal Kabupaten Situbondo tahun ajaran 2016/2017.
3.4 Instrument
Penelitian
Instrumen penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel. 1 Item Angket Minat Belajar
Indikator
|
Nomer Soal
|
Keterangan
|
1.
Perasaan Senang
2.
Ketertarikan Siswa
3.
Perhatian dalam Belajar
4.
Keterlibatan Siswa
|
1,2,3,4,5
6,7,8,9,10
11,12,13,14,15,
16,17,18,19,20
|
Jika jawaban responden :
S.Setuju,
skor = 4
Setuju,
skor = 3
K.
Setuju, skor = 2
T.
Setuju, Skor = 1
|
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan
oleh peneliti guna memperoleh data. Penggunaan metode penelitian yang tepat
sangat penting dalam sebuah penelitian ilmiah.
Agar data yang diperoleh sesuai yang diharapkan.
Sutrisno Hadi mengatakan bahwa “baik buruknya suatu
penelitian sangat bergantung kepada teknik-teknik pengumpulan datanya.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini adalah metode angket, observasi, interview dan
dokumentasi.
3.5.1
Metode
Angket
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
daftar pertanyaan yang disertai dengan beberapa alternatif jawaban
untuk dipilih salah satu oleh responden dan untuk
mendapatkan informasi dari responden. Angket yang digunakan oleh peneliti berbentuk pertanyaan
tertutup, dimana responden hanya memberi jawaban yang tersedia dalam angket.
Angket dalam penelitian ini di gunakan untuk meraih data tentang minat belajar
siswa kelas IV di SDN 7 Curah Tatal.
3.5.2
Metode Dokumentasi
Metode
dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang berasal dari surat-surat
atau bukti-bukti serta catatan yang ada di tempat. Untuk memperoleh data tersebut,
pihak yang akan dimintai keterangan mengenai dokumen yang
diinginkan adalah guru kelas IV
SDN 7 Curah Tatal. Adapun dokumen-dokumen penelitian yang diperlukan adalah, nilai
hasil ulangan harian mata pelajaran IPA, daftar nama-nama siswa yang akan di
jadikan responden.
3.6 Metode Analisis Data
3.5.1 Metode Analisis Data
Analisis
data adalah merupakan cara yang paling menentukan untuk menyusun dan mengelolah
data yang terkumpul, sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat
dipertanggung jawabkan kebenarnya. Analisis data yang digunakan pada penelitian
ini adalah data kuantitatif.
Penelitian
yang penulis lakukan adalah penelitian pengaruh, sehingga untuk menghitung antara dua atau lebih
variabel, penelitian penulis menerangkan keeratan hubungan dua variabel dan
untuk menentukan pengaruh antara dua keeratan hubungan dua variabel untuk
menentukan pengaruh gejala interval dalam hal ini yaitu “ Pengaruh minat
belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 7 Curah Tatal.
Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 124) Rumus yang
digunakan antara lain :
1.
Uji Validitas
Validitas adalah tingkat kemampuan instrument penelitian
untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan.
Validitas instrument dilakukan agar mengetahui ketepatan alat penilaian.
Validitas instrument dilakukan dengan rumus point biserial yang
dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
rpbi = koefisien korelasi point biserial
Mp = rata-rata skor jawaban
Mt = rata-rata skor seluruhnya
p =
proporsi yang menjawab benar
q =
proporsi yang menjawab salah
Kriteria
pengujian validitas instrumen :
rpbi
hitung > rpbi tabel = valid
rpbi
hitung < rpbi tabel = tidak valid
2.
Uji Reliabilitas
Salah
satu metode yang digunakan untuk menentukan konsistensi internal tes
(reliabilitas tes) adalah Alpha Cronbach khususnya untuk instrumen yang
skor butirnya non-dikotomis,
sedangkan untuk data dikotomis konsistensi internal tes
(reliabilitas tes) adalah
dengan KR-20 (Arikunto, 2005; Depdiknas, 2008).
Rumus Alpha
Cronbach:
,
Di mana
, dan
Rumus KR-20
Dengan:
r11
|
= reliabilitas
instrument
|
K
|
= banyaknya butir
pertanyaan
|
|
= jumlah varians
butir
|
|
= varians total
|
X
|
= skor butir
|
Y
|
= skor total
|
N
|
= jumlah responden
|
P
|
= proporsi responden yang menjawab betul
|
Q
|
= proporsi responden yang menjawab salah
|
Kriteria
Normatif menurut Guilford (dalam Candiasa, 2004; Koyan 2008) adalah:
0,00 – 0,19 → sangat rendah
0,20 – 0,39 → rendah
0,40 – 0,59 → sedang
0,60 – 0,79 → tinggi
0,80 – 1,00 → sangat tinggi
3.
Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran data dimaksudkan untuk meyakinkan
bahwa sampel benar-benar berasal dari sampel yang berdistribusi normal,
sehingga uji hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas siswa digunakan analisis
Uji Lifefors test dengan rumus:
- Data diurutkan dari terkecil ke terbesar
- Cari rata-rata, simpangan baku sampel (program SD)
- Tentukan angka baku
- Hitung peluang F(zi ) = P(zi)
- Hitung proporsi yang lebih kecil atau sama dengan zi -> S( zi)
- Hitung | F(zi) –
S(zi) |
- Statistik Uji :
Nilai terbesar dari |
F(zi) -S(zi) |
-Dengan α tertentu tentukan titik kritis L
Kriteria pengujian data
berdistribusi normal jika
hit >
tabel,,
terima dalam hal lainnya.
4.
Menghitung Regresi Sederhana
Data
yang telah terkumpul perlu dianalisis dalam rangka menguji kebenaran hipotesis dan juga untuk mengambil kesimpulan
hasil penelitian, data yang telah
terkumpul dianalisis secara kuantitatif ini menggunakan rumus–rumus
statistik tertentu untuk menguji
hipotesis. Analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
dengan teknik regresi sederhana.Analisis regresi digunakan untuk menyatakan
dalam bentuk persamaan (model matematika) matematik, antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas terdiri dari satu
prediktor yaitu minat belajar (X) yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik (Y), maka hubungan kedua variabel tersebut merupakan garis lurus
(linier), sehingga dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Korelasi
Produk Moment dan regresi sederhana (yaitu 1 prediktor). Langkah–langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
Y = a + bX
Nilai-nilai a dan b dapat dihitung
dengan menggunakan Rumus dibawah ini :
a = (Σy) (Σx²)
– (Σx) (Σxy)
. n(Σx²) – (Σx)²
. n(Σx²) – (Σx)²
b = n(Σxy) – (Σx) (Σy)
. n(Σx²) – (Σx)²
. n(Σx²) – (Σx)²
Dimana :
R= nilai koefisien korelasi
X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent)
X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent)
Y = Variabel Response atau Variabel Akibat
(Dependent)
a = konstanta
b = koefisien regresi (kemiringan); besaran Response
yang ditimbulkan oleh Predictor.
Selanjutnya untuk mengetahui ada pengaruh variabel X
terhadap variabel Y maka digunakan rumus:
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara
variabel (x) dengan variabel (y)
Σxy = jumlah produk antara
variabel (x) dengan variabel (y)
Σx² = jumlah kuadrat variable (x)
Σy² = jumlah kuadrat variable (y)
N = jumlah data
|
BAB
4. HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Data Penelitian
4.1.1
Penentuan Responden Penelitian dan Data hasil Penelitian
Penelitian
dilaksanakan di SD Negeri 7 Curah Tatal. Pengambilan data dilaksanakan mulai
hari tanggal 24 April 2016 sampai dengan hari tanggal 30 April 2016. Data
diambil dengan memberikan angket kepada semua siswa kelas IV. Kegiatan pengisian angket bertujuan untuk mengetahui
pengaruh minat belajar terhadap hasil
belajar IPA.
Adapun daftar nama siswa kelas IV SD Negeri 7 Curah
Tatal yang menjadi responden dalam
penelitian adalah sebagai berikut :
30
|
No
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Kelas
|
1
|
Ahmad Rofiki
|
L
|
IV
|
2
|
Ana Nabilatul Laila
|
P
|
IV
|
3
|
Asnan Wahyudi
|
L
|
IV
|
4
|
Dimas Devio
|
L
|
IV
|
5
|
Dimillah Salamh
|
L
|
IV
|
6
|
Farhan Afandi
|
L
|
IV
|
7
|
Imroatus Soleha
|
P
|
IV
|
8
|
Muhammad Sandi
|
L
|
IV
|
9
|
Muhammad Febri
|
L
|
IV
|
10
|
Muhammad Faidris
|
L
|
IV
|
11
|
Muhammad Farhan
|
L
|
IV
|
12
|
Miswandi
|
L
|
IV
|
13
|
Nurhanifa
|
P
|
IV
|
14
|
Nyi Nila
|
P
|
IV
|
15
|
Nuraisya
|
P
|
IV
|
16
|
Nurul Qomariah
|
P
|
IV
|
17
|
Dini Antika
|
P
|
IV
|
18
|
Muhammad Ifandika
|
L
|
IV
|
19
|
Muhammad Rian
|
L
|
IV
|
20
|
Rendi
|
L
|
IV
|
21
|
Raudatul Anisya
|
P
|
IV
|
22
|
Nafiatun Mubarokah
|
P
|
IV
|
23
|
Ahmad Ibnu Daruri
|
L
|
IV
|
24
|
Ahmad Ramadhani
|
L
|
IV
|
25
|
Andi Al Iqrom Afandi
|
L
|
IV
|
26
|
Desy Lilatul Qomariyah
|
P
|
IV
|
27
|
Hasan Basori
|
L
|
IV
|
28
|
Hasyim Ashari
|
L
|
IV
|
29
|
Juni Zuhri
|
L
|
IV
|
30
|
Lady Ramadhanti C
|
P
|
IV
|
4.1.2
Data
Hasil Penelitian
Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode angket dimana setiap item soal
disediakan 4 jawaban, yaitu :
1.
Jawaban SS, skor = 4
2. Jawaban
S, skor = 3
3. Jawaban
KS, skor = 2
4. Jawaban
TS, skor = 1
Adapun
pengumpulan data dari nilai / skor angket tentang minat belajar terhadap hasil belajar IPA kelas IV Semester ganjil di SD Negeri 7 Curah
Tatal tahun pelajaran 2016/2017 terdapat pada tabel berikut.
Tabel
4.2 Data tentang Minat belajar dan nilai ulangan harian (hasil belajar) IPA
NO
|
Minat belajar (X)
|
Hasil
Belajar (Y)
|
1
|
40
|
65
|
2
|
45
|
70
|
3
|
40
|
80
|
4
|
45
|
80
|
5
|
30
|
50
|
6
|
40
|
60
|
7
|
43
|
60
|
8
|
44
|
70
|
9
|
20
|
50
|
10
|
40
|
70
|
11
|
30
|
65
|
12
|
45
|
60
|
13
|
20
|
71
|
14
|
45
|
75
|
15
|
20
|
60
|
16
|
41
|
70
|
17
|
40
|
60
|
18
|
41
|
70
|
19
|
45
|
65
|
20
|
40
|
66
|
21
|
45
|
70
|
22
|
22
|
60
|
23
|
20
|
50
|
24
|
22
|
55
|
25
|
45
|
60
|
26
|
22
|
55
|
27
|
30
|
55
|
28
|
44
|
62
|
29
|
45
|
65
|
30
|
30
|
50
|
Jml
|
1079
|
1899
|
Penghitungan selengkapnya dapat dilihat
pada (lampiran 1)
4.1.3 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas
1)
Uji Validitas
Pada
validitas item angket minat belajar ini, Setelah dilakukan pengujian melalui
bantuan spss 19.0 for windows diperoleh hasil output uji coba instrumen yang akan disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.3 Validitas soal
angket minat belajar
No.
|
Nilai
r hitung
|
Nilai
r tabel
|
Keterangan
|
1
|
0,803
|
0,361
|
Valid
|
2
|
0,823
|
0,361
|
Valid
|
3
|
0,935
|
0,361
|
Valid
|
4
|
0,887
|
0,361
|
Valid
|
5
|
0,589
|
0,361
|
Valid
|
6
|
0,815
|
0,361
|
Valid
|
7
|
0,430
|
0,361
|
Valid
|
8
|
0,498
|
0,361
|
Valid
|
9
|
0,432
|
0,361
|
Valid
|
10
|
0,455
|
0,361
|
Valid
|
11
|
0,717
|
0,361
|
Valid
|
12
|
0,634
|
0,361
|
Valid
|
13
|
0,539
|
0,361
|
Valid
|
14
|
0,869
|
0,361
|
Valid
|
15
|
0,786
|
0,361
|
Valid
|
16
|
0,852
|
0,361
|
Valid
|
17
|
0,814
|
0,361
|
Valid
|
18
|
0,541
|
0,361
|
Valid
|
19
|
0,425
|
0,361
|
Valid
|
20
|
0,629
|
0,361
|
Valid
|
Dari
tabel di atas diketahui jika r hitung > r tabel maka butir soal tersebut
dinyatakan valid. Dari hasil output di atas, diketahui nilai r hitung dari
butir soal no 1 sampai no 20 lebih besar dari r tabel sehingga seluruh butir
soal angket minat belajar siswa dinyatakan valid. Penghitungan selengkapnya
dapat dilihat pada (lampiran 2)
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat
diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Uji signifikansi dilakukan pada taraf
signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha
lebih besar dari r kritis product moment. Adapun hasil reliabilitas
dengan bantuan SPSS 19 ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.4 Reliabilitas Minat belajar
Cronbach’s
alpha
|
N of items
|
0,939
|
20
|
Sumber : Data yang diolah
Apabila koefisien Cronbach’s Alpha (r11) > 0,7 maka dapat dikatakan instrument tersebut
reliabel. Untuk lebih jelasnya hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada
(lampiran 3)
3) Uji Normalitas
Dalam penelitian ini Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data
berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode
parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari
distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah
sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang
digunakan adalah statistik non parametrik. Dalam pembahasan ini akan digunakan
uji Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau
0,05. Berikut ini hasil uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan SPSS 19:
Tabel. 4.5 Tests
of Normality
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test
|
|||
|
|
MINAT_BELAJAR
|
HASIL_BELAJAR
|
N
|
30
|
30
|
|
Normal
Parametersa
|
Mean
|
39.30
|
63.30
|
Std.
Deviation
|
8.255
|
8.375
|
|
Most Extreme
Differences
|
Absolute
|
.234
|
.121
|
Positive
|
.212
|
.120
|
|
Negative
|
-.234
|
-.121
|
|
Kolmogorov-Smirnov
Z
|
1.281
|
.665
|
|
Asymp. Sig.
(2-tailed)
|
.075
|
.768
|
|
a. Test
distribution is Normal.
|
Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel minat
belajar dan hasil Belajar berdistribusi normal.
Angka Statistic menunjukkan variabel Minat belajar sebesar 0,075 dan hasil belajar siswa sebesar
0,768. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada (lampiran 4)
4.2 Pengujian Hipotesis
Selanjutnya
untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel X pembelajaran Minat
belajar dengan Variabel Y (hasil belajar), dilakukan penghitungan dengan
menggunakan SPSS.19, hasil penghitunganya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel. 4.6 Tests of Coefficients
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
45.099
|
6.846
|
|
6.588
|
.000
|
X
|
.463
|
.171
|
.456
|
2.715
|
.011
|
|
a. Dependent Variable: Y
|
|
|
|
|
Sumber:
SPSS 19 Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada (lampiran
5)
Berdasarkan
hasil penghitungan tersebut maka nilai thitung dibandingkan dengan ttabel.
Dari hasil perbandingan dengan thitung dengan taraf signifikansi 5%
dengan jumlah responden 30 orang df= 30 – 2 =28 diperoleh ttabel =
2,048 sedangkan thitung = 2,715. Ternyata thitung lebih
besar dari ttabel artinya hipotesis kerja (Ha) diterima dan
hipotesis (Ho) ditolak. Hipotesis kerja yang diterima adalah ada pengaruh minat
belajar terhadap hasil belajar IPA kelas
IV Semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Tahun Pelajaran 2016/2017.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Untuk
mengetahui apakah hipotesis yang diajukan terima / ditolak, maka nilai thitung
dibandingkan dengan ttabel. Dari hasil perbandingan dengan thitung
dengan taraf signifikansi 5% dengan jumlah responden 30 orang df=2 diperoleh ttabel
= 2,048 sedangkan thitung = 2,715. Dari hasil perbandingan ternyata
thitung lebih > dari ttabel dan Y= 45.099 + 0,463
artinya hipotesis (Ha) diterima dan hipotesis (Ho) ditolak, hipotesis kerja
yang diterima adalah : ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPA
kelas IV Semester ganjil di SD Negeri 7 Curah Tatal Tahun Pelajaran 2016/2017.
Setelah
dilakukan pengujian hipotesis, ternyata hipotesis yang diajukan thitung
= 2,715 ttabel = 2,048 dan taraf signifikasi (Sig.) 0,011 < 0,05
maka (Ha) diterima dan (Ho) ditolak.
Berikut
ini hasil pengolahan data deskripsi statistik dengan menggunakan SPSS 19:
Model
Summary
|
||||
Model
|
R
|
R
Square
|
Adjusted
R Square
|
Std.
Error of the Estimate
|
1
|
.456a
|
.208
|
.180
|
7.584
|
a.
Predictors: (Constant), X
|
|
Nilai
tersebut di atas dikonsultasikan dengan
tabel interprestasi koefisien korelasi
:
Tabel 4.7 : Interprestasi koefisien korelasi
Besar nilai r
|
Interprestasi
|
+
0,00 s/d + 0,20
+
0,21 s/d + 0,40
+
0,41 s/d + 0,60
+
0,61 s/d + 0,80
+
0,81 s/d + 1,00
|
Tidak ada pengaruh
pengaruh rendah
pengaruh sedang
pengaruh tinggi
pengaruh sempurna
|
Setelah dikonsultasikan dengan tabel interpretasi
koefisien korelasi diketahui bahwa nilai 0,456 terletak + 0,41 s/d + 0,60 yang berarti
tingkat pengaruh sedang. Setelah menganalisis data pengujian
hipotesis, maka dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,456.
Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan terima / ditolak, maka thitung
dibandingkan dengan ttabel. Dari hasil perbandingan dengan thitung
= 2,715 sedangkan dengan taraf signifikansi 5% jumlah responden 30 orang
diperoleh ttabel =2,048 (lampiran 5)
Dari
hasil perbandingan ternyata thitung lebih > ttabel
artinya hipotesis kerja (Ha) diterima dan hipotesis (Ho) ditolak, hipotesis
kerja yang diterima adalah : ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar
IPA kelas IV Semester ganjil di SD
Negeri 7 Curah Tatal Tahun Pelajaran 2016/2017.
Hasil penelitian ini
juga sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh sedang penggunaan minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri 7
Curah Tatal.
Dengan adanya minat belajar yang besar dalam belajar,
maka akan berdampak
pada kegiatan yang dilakukan seseorang. Dalam kegiatan belajar, minat tertentu
dimungkinkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pernyatan ini didukung oleh pendapat Sumadi
Suryabrata (2008: 109) Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk
tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu. Minat adalah sesuatu
pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya
dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan.
Minat terhadap mata pelajaran IPA yang
dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses
penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap.
Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap
objek minat adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat
menimbulkan minat belajar yang besar.
Oleh karena itu setiap guru mempunyai
kewajiban untuk meningkatkan minat siswanya untuk belajar. Karena minat belajar
merupakan komponen penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan,
serta pembelajaran di ruang kelas. Guru juga harus memelihara minat yang
timbul, apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka tugas guru untuk
memelihara minat belajar tersebut. Selain itu guru juga harus mampu mencegah
timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.
Hasil penelitian ini juga sudah
membuktikan bahwa ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV Semester ganjil di SD
Negeri 7 Curah Tatal Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2016/2017.
4.4 Menafsirkan
Temuan-Temuan Penelitian dan Mengintegrasikan ke dalam Pengetahuan dan Teori
yang Telah Mapan.
Perhitungan
pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa (Ha) diterima terdapat pengaruh yang signifikan antara minat terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil dan (Ho) ditolak tidak terdapat
pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester
ganjil, dengan demikian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh minat belajar dan
koefisien determinasi 20,8% (Lampiran 5) dipengaruhi oleh minat belajar,
sedangkan dari hasil belajar 79,2%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada
beberapa temuan diantaranya dukungan kondisi lingkungan kelas yang nyaman yang
ditandai dengan kondisi kelas yang tertata rapi dan bersih sehingga nyaman
untuk belajar. Semua warga sekolah diberi tanggung jawab untuk menjaga kondisi
kelas agar selalu nampak rapi dan bersih. Di kelas IV SD Negeri 7 Curah
Tatal ini juga disediakan
fasilitas-fasilitas belajar sehingga dapat membantu kelancaran proses belajar
mengajar siswa kelas IV di SD Negeri 7 Curah Tatal, namun fasilitas yang ada
hanya terbatas, misalnya peralatan buku tulis, media belajar yang tidak semua
siswa bisa mengunakannya secara bersama-sama. Bahan pelajaran
yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan,
sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan
dikesampingkan oleh siswa. Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Seperti pernyataan Sntrock dan Yussen (Sugihartono, 2007: 74) mengemukakan
bahwa hasil
belajar merupakan sebagai perubahan yang relatif permanen
karena adanya pengalaman. Slameto (2007: 2) mengemukakan
hasil belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
5.1 Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh
antara Minat belajar terhadap hasil
belajar IPA kelas IV Semester ganjil di
SD Negeri 7 Curah Tatal Tahun Pelajaran 2016/2017”. Hal ini dapat dilihat dari
nilai koefisien korelasi sebesar 0,456 dan df=2 dengan taraf signifikansi
5% thitung = 2,715 dan ttabel
= 2,048 berarti thitung > ttabel sehingga dapat
dikatakan Ada pengaruh minat belajar
terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA kelas IV Semester ganjil di SD
Negeri 7 Curah Tatal Tahun Pelajaran
2016/2017. Hasil penelitian ini juga sudah sesuai dengan hasil pengujian SPSS
19.
5.2 Saran
Saran yang dapat
diajukan berdasarkan simpulan diatas adalah sebagai berikut:
1. Dengan adanya fasilitas yang terbatas dan pentingnya hal tersebut
maka diharapkan panambahan fasilitas, terutama peralatan laboratorium.
2. Guru sebaiknya lebih mampu membimbing siswa
untuk lebih mengembangkan Minat belajarnya, agar siswa lebih dapat meningkatkan
hasil belajarnya dan melatih dirinya untuk berani tampil dalam mengungkapkan
pendapatnya di depan umum
3. Penelitian hendaknya dapat dijadikan sebagai masukan bagi
penelitian lain untuk menggabungkan penelitian lebih lanjut dengan materi dan
mata pelajaran yang berbeda dan tingkat yang berbeda juga.
40
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar