CARA MEMBINA PRAMUKA
I. PENDAHULUAN
Membina Pramuka bukan mengajar, tetapi memberikan motivasi kepada peserta
didik agar secara instrinsik mereka bangkit untuk membelajarkan diri sendiri
dengan cara yang tidak formal, kekeluargaan sehingga peserta didik tumbuh
mandiri, berkembang, secara bertanggung-jawab.
Perlu di sini
dibedakan antara membina secara tradisional dan membina Pramuka secara
kekinian:
Aspect
|
Traditional
|
Partnership
|
Communication
|
Giving intructions
|
Asking questions
|
Feedback
|
Judgmental
|
Non-judgmental
|
Questioning
|
Yes/no
|
Open-ended
|
Motivation
|
Extrinsic
|
Intrinsic
|
Focus
|
On the coach
|
On the learner
|
Dalam partnership, Pembina bertindak sebagai pelayan sekaligus pemimpin,
proses pendidikan dilakukan secara efektif, saling bertanya dan saling
mendengarkan, sedangkan peserta didik menjadi dirinya sendiri (ownership),
secara bertanggung-jawab (accountability). - (diangkat dari: Ng Pak Tee, 2005:
4 - 5, Grow Me,Coaching for Schools, Pearson Prentice
Hall, Singapore, London, New York, Toroto, Sydney, Tokyo, Madrid, Mexico City,
Munich, Paris, Capetown, Hongkong, Montreal
Membina Pramuka merupakan kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing
dan mengembangkan :
a. Kepribadian
b. Pengetahuan dan keterampilan
c. Kecendrungan/keinginan serta kemampuan, peserta didik
sehingga menjadi manusia yang : kreatif, inovatif, pelopor dan mandiri.
II. MATERI POKOK
Pengertian membina bisa diuraikan dari komponen-komponen prosesnya:
a. Membina itu targetnya ( object ) adalah manusia.
b. Membina itu adalah upaya pendidikan, upaya
peningkatan, upaya improvisasi, upaya memajukan.
c. Membina itu dapat dilaksanakan baik formal, non
formal bahkan informal secara sadar berencana, terarah, teratur dan
bertanggungjawab.
d. Membina itu sebagai proses pendidikan berisi
kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan :
1) suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan
selaras.
2) pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan
bakat.
3) kecenderungan/keinginan serta kemampuan -
kemampuan yang merupakan bekal dalam hidup dan kehidupan manusia yang dibina.
Melalui pendidikan kepramukaan peserta didik disiapkan menjadi kader bangsa
yang bermoral Pancasila yang memiliki :
a. Sikap dan moral Pancasila ; dengan jalan melatihkan = Penghayatan &
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
b. Keterampilan manajerial ; dengan jalan melatihkan = Kepemimpinan, Manajemen
satuan, Hubungan insani, Hubungan masyarakat.
c. Ketrampilan Kepramukaan ; dengan jalan melatihkan = Survival,
Pengembaraan, Pengabdian.
d. Keterampilan teknologi ; dengan jalan melatihkan =
Kewirausahaan.
Pramuka harus
dibina sesuai dengan minat-nya untuk mengabdi dan
berkarya melalui proses :
a. Learning to understand
b. Learning to do
c. Learning to live together
d. Learning to be
e. Learning to earn
f. Earning to live
g. Living to serve
h. Learning by teaching (terutama dalam interaksi kelompok)
Kegiatan membina hendaknya disusun bersama peserta didik dengan
memperhatikan 3 pilar yang merupakan soko guru
kepramukaan yaitu :
a. Azas Modern
kegiatan kepramukaan hendaknya
menyesuaikan dengan perkembangan jaman, selalu bervariasi dan baru sehingga
tidak membosankan.
b. Azas Manfaat
kegiatan kepramukaan hendaknya
disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik, masyarakat dan
lingkungannya.
c. Azas Taat
kegiatan kepramukaan hendaknya
manjadi media untuk mendidikan pelaksana / pengamalan Kode Kehormatan
Pramuka.
Agar Pembina
Pramuka dapat berperan dengan baik dalam membina, Pembina perlu :
a. Mempuyai
sikap laku sesuai dengan sistem among
1) rasa cinta kasih, rasa keadilan, rasa kepantasan
dan rasa kesanggupan berkorban.
2) rasa disiplin disertai inisiatif
3) rasa tanggungjawab terhadap Tuhan YME, masyarakat
dan dirinya sendiri.
b. Mengetahui dan dapat melaksanakan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dalam kegiatan kepramukaan.
c. Memahami bahwa metode yang akan diterapkan
sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat peserta didik
dibinanya. Dengan kata lain sebelum melaksanakan pembinaan,
hendaknya terlebih dahulu mengerti bakat, minat, keadaan, kemampuan dan kebutuhan
kaum muda/peserta didik disamping itu, bahan latihan yang akan diberikan dalam
kegiatan hendaknya sesuai dengan rencana, tujuan dan
sasaran kegiatan yang sudah ditentukan.
d. Menciptakan keikut sertaan Peserta didik dalam
kegiatan kepramukaan dilakukan secara sukarela.
e. Memperlakukan peserta didik sebagai subjek
pendidikan, yaitu sebagai pribadi yang mempunyai cipta, rasa dan karsa yang
perlu dikembangkan.
f. Macam kegiatan yang disajikan hendaknya
disesuaikan dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, sehingga
kegiatan pada tiap golongan usia peserta didik berbeda.
g. Memperhatikan faktor lingkungan pendidikan karena
faktor lingkungan besar sekali pengaruhnya terhadap perkembangan peserta didik.
Pembina Pramuka harus berusaha menguasai bahan latihan kegiatan, meskipun
tidak menutup kemungkinan untuk mengunakan tenaga orang lain yang lebih
menguasai dan menghayati bahan-bahan dalam membina peserta didik, Penguasaan
bahan latihan perlu ditunjang dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai
dengan kepentingannya.
Pembina sebelum memulai pembinaan di regu, di satuan, atau di gugusdepan
hendaknya memulai dengan bertanya:
· Siapa yang saya bina (usia, pendidikan, kebutuhan)
· Apa yang harus saya berikan (materi/bahan latihan, bimbingan, motivasi,
pemecahan masalah, inovasi, kreativitas, dll)
· Di mana, kapan saya memberi (menyangkut tempat dan waktu)
· Bagaimana saya membina (menyangkut metode, sarana-prasarana latihan yang
dipakai, perencanaan dan stratetegi untuk meningkatkan kualitas peserta didik,
dukungan pihak lain misalnya Majelis Pembimbing dll, dana yang harus
diupayakan)
Syarat penting dalam membina adalah:
· Mengetahui sifat kejiwaan peserta didik. Sifat-sifat anak usia Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega.
· Mengetahui keinginan / kebutuhan peserta didik.
· Mengetahui latar belakang (budaya, sosial, ekonomi) peserta
didik.
· Menarik minat peserta didik. Di sini materi pembinaan dapat dibungkus
dengan lagu, tari, gerak, permainan, perlombaan, ceritera, penugasan, bakti
yang sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.
Sifat-sifat anggota Pramuka Siaga.
· Senang meniru
· Senang berdendang, menari dan bernyanyi
· Suka dipuji, mudah merajuk
· Senang menceriterakan dan mengadukan apa yang diketahui dan dialaminya.
· Rata-rata masih manja
· Suka berbekal
· Sangat senang bermain
Cara membina Siaga
· Dilakukan dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut.
· Membina Siaga adalah phase awal dalam pendidikan maka sifat-sifat Pembina
Siaga yang tidak bisa dicontoh oleh anak usia Siaga harus tidak
dimunculkan di permukaan. Misalnya Pembina merokok, membentak-bentak, berkata
agak jorok, dsb.
· Materi pembinaan banyak dibungkus, sehingga menarik (misalnya
menceriterakan sifat-sifat kepahlawanan yang perlu dicontoh, dengan sosio
drama).
· Sesuatu yang khayal, baik untuk mempuk imajinasi Siaga, tetapi jangan
dilebih-lebihkan. Ceritera tentang fabel, farabel baik untuk Siaga. Dalam abad
modern ini baik apabila imajinasi tersebut dipadukan dengan teknologi.
· Permainan perang-perangan tidakcocok untuk kejiwaan Siaga.
· Siaga harus sudah diperkenalkan secara “nyata” bagaimana setiap hari
berbuat kebaikan. Baik dalam latihan, maupun
melalui pesan Pembinauntuk melaksanakannya di rumah.
· Untuk melatih kreativitas Siaga (otak belahan kanan), maka akan sangat baik
mereka ditugasi membuat lagu sederhana (jinggle), tarian, menulis pengalaman,
atau mengarang, atau membuat yel-yel yang menyemarakkan kasih sayang.
· Kehidupan Siaga itu ada di Perindukan.
· Pembina lebih banyak “ing ngarso sung tulodo”.
Sifat-sifat Pramuka Penggalang
· Sebagian sifat-sifat Siaga masih ada (variatif masing-masing anak).
· Senang bergerak, senang mengembara
· Usil, lincah, senang mencoba-coba
· Mulai menyukai lawan jenis
· Suka dengan sifat-sifat kepahlawanan
· Suara sudah mulai pecah/ parau bagi penggalang putra.
Cara Membina Penggalang
· Dapat menggunkan sebagian cara-cara membina Siaga (sifatnya situasional)
· Kegiatan yang menantang, pengembaraan (hiking, climbing, camping, ) paling
disukai penggalang. Namun demikian harus dipersiapkan dengan teliti faktor
keamanannya, dan tidak boleh terlalu sering dilakukan.
· Kegiatan yang mengacu kedisiplinan sangat penting diberikan (misalnya
berjenis-jenis PBB dan upacara).
· Rewards dan punishment mutlak harus dilakukan, dan ditegakkan.
· Kehidupan penggalang ada di Regu, oleh karena itu kekompakan, kreativitas,
dan disiplin beregu harus dipelihara.
· Pembina lebih banyak “ing madyo mangun karso” (di tengah-tengah
membangkitkan kehendak & semangat belajar/ bekerja).
Sifat-Sifat Penegak
· Masa sosial (Kohnstamn)
· Mencari identitas/ jati diri
· Stabilitas emosionalnya belum mantap (mudah terprofokasi, mudah berubah)
· Gemar pada kenyataan
· Mengenal Cinta - agresif
· Kemauan kuat, sulit dicegah, apabila tidak melewati kesadaran rasionalnya
Cara membina Penegak
· Perangkat struktur kepenegakan ditertibkan, bila belum ada dibentuk lebih
dahulu. Dewan Ambalan, dibentuk dengan benar, tidak main
tunjuk.
· Dimulai bertanggung-jawab atas keputusan musyawarah, dan menjalankan
keputusan Dewan Ambalan.
· Keinginan Penegak yang kuat tidak dipatahkan, tetapi dijalurkan (on the
track).
· Memberikan kondisi lingkungan yang baik
· Pada tingkat Bantara, Penegak mulai dikondisikan untuk memperbaiki
lingkungan yang kurang baik, semampunya.
· Pada tingkat Laksana, Penegak dikondisikan untuk mengembangkan
lingkungan ke arah yang lebih baik.
· Penegak sudah mulai dikenalkan bagaimana “learning by doing”; “Learning
to earn”; “Learning to serve”.
· Untuk mempertahankan satuan terpisah di perkemahan sebaiknya Pembina
menyerahkan tanggung-jawab kepada Pradana dan Pemuka Sangga, namun harus tetap
mengkontrol.
· Cara memberikan kritik dengan cara atau etika PIN, kepada
Penegak diupayakan hanya sampai PI saja, yakni sebutkan “Positif”-nya
kelebihan-kelebihan atas program atau kegiatan yang telah dilakukan – kemudian
di “Interpretasikan” secara detail program atau kegiatan tersebut secara
rasional, biasanya Penegak sudah tahu kelemahannya. Namun biala Penegak
terpaksa belum tahu kelemahannya baru dikemukakan “Negatif” nya.
· Contoh kegiatan pendidikan bagi Penegak dan Pandega yang paling lengkap
adalah: Perkemahan Wirakarya.
· Pembina lebih banyak “tut wuri handayani”.
Sifat-sifat Pandega
- Sebagian besar sifat Penegak ada pada Pandega.
- Pandega lebih terkonsentrasi pada kelompok dyadic atau triadic (kelompok
duaan, atau tigaan). Jarang sekali (hampir tidak pernah ada) mereka secara
bersama-sama melakukan kegiatan kemana-mana dalam jumlah 5 orang
sampai 10 orang secara bersama-sama. Oleh karena itu “Reka” itu
dibentuk cukup dengan 2 atau 3 orang sudah bisa.
- Dalam berhubungan dengan lain jenis Pandega tidak seagresif Penegak,
tetapi lebih terbuka dibandingkan dengan Penegak.
- Untuk mempertahankan satuan terpisah di perkemahan Pembina cukup
menyerahkan tanggung-jawab kepada Pradana dan penyadaran umum dalam apel pagi,
atau apel malam menjelang tidur. Biasanya mereka sudah saling mengkontrol, tapi
sering terjadi kalau ada penyimpangan di antara mereka saling melindungi – pada
norma atau nilai yang dianggap sebagai nilai baru.
Cara Membina Pandega
· Cara yang paling baik dalam membina Pandega adalah tidak bersifat
menggurui, semua keputusan Racana baik yang menyangkut visi, misi, strategi,
program kerja, rencana kerja, ataupun rencana kegiatan latihan dilaksanakan
secara musyawarah, dan komitmen untuk patuh terhadap keputusan-keputusan yang
telah ditetapkan sungguh pun tadinya ia tidak menyepakati.
· Pembina bertindak sebagai ”penghubung antar sistem”, artinya apabila ada
materi-materi latihan yang diinginkan oleh Pandega yang tidak dikuasai oleh
Pembinanya, maka Pembina mencari keluar (out sourcing), sungguhpun bisa
saja meminta kepada anggota Pandega untuk mencarinya sendiri, sekaligus
bertindak sebagai penghubung antar sistem
· Evaluasi kegiatan dapat dilakukan secara bersama-sama antara Pembina dan
anggota Racana secara questioning.
· Apabila kegiatan di Racana sudah mapan maka Pembina lebih banyak bertindak
sebagai motivator, mentor dan konsultan.
· Pembina 90% bertindak tut wuri handayani.
III. PENUTUP
Membina
merupakan tugas pengabdian bagi Pembina Pramuka oleh karena itu membina
merupakan seni. Tehnik membina bagaimana yang tepat itu akan didapat
dari pengalamannya dalam kegiatan dengan peserta didik. Semboyan
kita dalam melaksanakan tugas pembinaan "Ikhlas bakti bina bangsa ber budi
bawa laksana "
Tata Cara Upacara
Tata Cara Upacara
Siaga
1. Acara persiapan
Pembina/Pembantu Pembina Siaga memanggil anggota perindukan dengan barisan bersaf
Para Pembina Siaga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan memilih barung yang terbaik dan barung yang terbaik tersebut mendapat kepercayaan untuk mempersiapkan upacara pembukaan.
2. Uraian Kegiatan
Seluruh anggota perindukan dalam barungnya masing-masing membentuk barisan bersaf
Siaga/Sulung yang terpilih mempersiapkan segala perlengkapan upacara untuk upacara pembukaan
3. Perlengkapan
Bendera Merah Putih/tiangnya, teks Pancasila, teks Dwi Darma
4. Acara Pokok
Sulung memanggil seluruh peserta upacara dengan .....siagaaaaaaa dan dijawab Siaaaap oleh para siaga, kemudian Sulung membuat kode lingkaran kecil maka berlarilah para siaga membentuk lingkaran kecil menurut barungnya masing-masing dan barung si sulung berapa di depanya. kemudian membentuk lingkaran besar
5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
Sulung/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
Sulung menjemput yanda/Bunda dengan ucapan "yanda, upacara pembukaan latihan perindukan siaga sudah bisa dimulai yanda sudi membukanya." kemudian Yanda mengatakan "Terima kasih" kemudian Yanda/ Bunda Memegang tangan Kiri Sulung dan membimbingnya memasuki lingkaran dan menempatkannya di depan standart/totem
6. Penjemputan Bendera Merah Putih
Yanda/bunda memerintahkan sulung untuk mengambil Bendera Merah Putih "Sulung, ambil Pusaka kita". dan sulung pun keluar melalui pintu untuk mengambil bendera merah putih.
Kemudian memasuki lingkaran dan pada waktu di pinggir lingkaran (pintu) berhenti sejenak dan penghormatan dipimpin oleh Yanda/Bunda dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara Yanda/Bunda
Yanda/ Bunda membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dwi darma
Pembacaan teks Dwi Darma oleh Sulung
Sulung membacakan dan dibalas oleh peserta sbb : Sulung : Dwi Darma, siaga membalas serupa kemudian Sulung ; "Siaga itu menurut ayah dan bundanya" dijawan"kami menurut ayah dan bunda kami". Sulung: "Siaga itu berani dan tidak putus asa" dijawab "kami berani dan tidak putus asa"
Selesai membaca teks dwi darma Yanda/ Bunda memerintahkan sulung kembali ke barungnya dan pada waktu sulung kembali ke barungnya wakilnya yang tadi menempati posisi pemimpin barung kembali ke tempatnya melalui jalan belakang.
9. Kata Bimbingan
Yanda/Bunda memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Yanda/Bunda cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Yanda/bunda kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh yanda/Bunda
doa diucapkan dna diikuti oleh seluruh siaga (doa cukup pendek saja)
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai Yanda/bunda berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Ingat..! Yanda dan Bunda tidak membubarkan lingkaran tetapi langsung dilanjutkan dengan kegiatan yang sesuai dengan jadwal latihan.
Siaga
1. Acara persiapan
Pembina/Pembantu Pembina Siaga memanggil anggota perindukan dengan barisan bersaf
Para Pembina Siaga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan memilih barung yang terbaik dan barung yang terbaik tersebut mendapat kepercayaan untuk mempersiapkan upacara pembukaan.
2. Uraian Kegiatan
Seluruh anggota perindukan dalam barungnya masing-masing membentuk barisan bersaf
Siaga/Sulung yang terpilih mempersiapkan segala perlengkapan upacara untuk upacara pembukaan
3. Perlengkapan
Bendera Merah Putih/tiangnya, teks Pancasila, teks Dwi Darma
4. Acara Pokok
Sulung memanggil seluruh peserta upacara dengan .....siagaaaaaaa dan dijawab Siaaaap oleh para siaga, kemudian Sulung membuat kode lingkaran kecil maka berlarilah para siaga membentuk lingkaran kecil menurut barungnya masing-masing dan barung si sulung berapa di depanya. kemudian membentuk lingkaran besar
5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
Sulung/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
Sulung menjemput yanda/Bunda dengan ucapan "yanda, upacara pembukaan latihan perindukan siaga sudah bisa dimulai yanda sudi membukanya." kemudian Yanda mengatakan "Terima kasih" kemudian Yanda/ Bunda Memegang tangan Kiri Sulung dan membimbingnya memasuki lingkaran dan menempatkannya di depan standart/totem
6. Penjemputan Bendera Merah Putih
Yanda/bunda memerintahkan sulung untuk mengambil Bendera Merah Putih "Sulung, ambil Pusaka kita". dan sulung pun keluar melalui pintu untuk mengambil bendera merah putih.
Kemudian memasuki lingkaran dan pada waktu di pinggir lingkaran (pintu) berhenti sejenak dan penghormatan dipimpin oleh Yanda/Bunda dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara Yanda/Bunda
Yanda/ Bunda membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dwi darma
Pembacaan teks Dwi Darma oleh Sulung
Sulung membacakan dan dibalas oleh peserta sbb : Sulung : Dwi Darma, siaga membalas serupa kemudian Sulung ; "Siaga itu menurut ayah dan bundanya" dijawan"kami menurut ayah dan bunda kami". Sulung: "Siaga itu berani dan tidak putus asa" dijawab "kami berani dan tidak putus asa"
Selesai membaca teks dwi darma Yanda/ Bunda memerintahkan sulung kembali ke barungnya dan pada waktu sulung kembali ke barungnya wakilnya yang tadi menempati posisi pemimpin barung kembali ke tempatnya melalui jalan belakang.
9. Kata Bimbingan
Yanda/Bunda memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Yanda/Bunda cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Yanda/bunda kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh yanda/Bunda
doa diucapkan dna diikuti oleh seluruh siaga (doa cukup pendek saja)
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai Yanda/bunda berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Ingat..! Yanda dan Bunda tidak membubarkan lingkaran tetapi langsung dilanjutkan dengan kegiatan yang sesuai dengan jadwal latihan.
MENGELOLA SATUAN
I. PENDAHULUAN
1. Tugas
pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna
menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik,
bertanggungjawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional serta
membangun dunia yang lebih baik.
2. Gerakan
Pramuka sebagai organisasi pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar
keluarga, dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda
berlandaskan Sistem Among dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan
metode kepramukaan dan Motto Gerakan Pramuka yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa serta masyarakat
Indonesia.
II. MATERI
POKOK
1. Mengelola
satuan dapat diartikan :
a. menggerakkan
anggota dalam satuan Pramuka untuk mencapai tujuan
b. seni
/ proses mengelola satuan
2. Proses
pendidikan melalui kepramukaan merupakan proses pendidikan berkelanjutan yang
diawali dari kegiatan Pramuka Siaga, ke kegiatan Pramuka Penggalang,
dilanjutkan kegiatan Pramuka Penegak sampai dengan berakhirnya Pramuka Pandega.
3. Dari
kegiatan kepramukaan yang berkelanjutan tersebut (dari Siaga sampai berakhirnya
Pandega), diharapkan para peserta didik memiliki perilaku sebagai berikut:
a. memiliki
sikap dan moral Pancasila dalam kehidupan sehari - hari.
b. mimiliki
keterampilan manajerial
1) kepemimpinan
2) manajemen
satuan
3) hubungan
insani ( human relation )
4) kehumasan
( public relations )
c. memiliki
keterampilan kepramukaan
1) keterampilan
"survival"
2) olah
raga
3) pengembaraan
di alam terbuka
4) pengabdian
d. memiliki
keterampilan teknologi:
1) kewiraan
2) kewirausahaan
4. Cara
Mengelola satuan
a. Bersama peserta didik
menyusun program kegiatan yang sesuai dengan keinginan peserta didik.
b. Menetapkan sasaran
kegiatan pada kegiatan - kegiatan golongan (diperlukan adanya
sasaran kegiatan Siaga, Penggalang, Penegak dan sasaran kegiatan untuk
Pandega).
c. Menyajikan kegiatan -
kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang serta mengandung pendidikan
di alam terbuka, diantaranya:
1) berkemah
2) pejelajahan/pengembaraan/hiking/lintas
alam
3) survival
training
4) api
unggun
5) pelantikan
6) mountainering
7) PPPK
dan pengabdian masayarakat, dll.
d. Memfungsikan
peserta didik sebagai subyek pendidikan, di samping juga sebagai objek,
diantaranya dengan jalan :
1) memerankan
pemimpin satuan dalam semua kegiatan satuan.
2) memerankan
Dewan Siaga, Dewan Penggalang, Dewan Penegak, dan Dewan Pandega, dalam menyusun
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan, untuk dapat mengembangkan dan
melatih keterampilan kepemimpinan yang ada pada mereka.
3) ikut
serta mengadministrasikan kegiatan.
e. Pembina
Pramuka menempatkan posisi sebagai: motivator, dinamisator, konsultan ,
fasilatator, dan inovator kegiatan.
f. Pembina
Pramuka hendaknya selalu berada di tengah-tengah peserta didik dalam semua
kegiatan kepramukaan untuk dapat menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode
Kepramukaan, Pelaksanaan Kode Kehormatan, menerapkan Kiasan Dasar, dan
perwujudan Motto Gerakan Pramuka.
5. Mengelola
Satuan merupakan seni menggerakkan anggota / peserta didik untuk melaksanakan
kegiatan dengan senang hati dan merasa bukan karena dorongan orang lain, melainkan
mereka melakukan kegiatan itu karena kebutuhannya sendiri.
6. Sebagai
Pembina Pramuka kita hendaknya mampu menciptakan suasana peserta
didik bergiat secara sukarela karena kegiatan yang tersajikan tersebut
dirasakan sangat mereka butuhkan dalam pengembangan diri.
Situasi tersebut dapat kita wujudkan
bilamana sebagai Pembina Pramuka, kita selalu :
a. berusaha memegang
teguh keputusan bersama yang dibuat ( Prodik ).
b. menjalin komunikasi
yang baik dengan peserta didik.
c. mengadakan hubungan
kerja dengan para pemimpin satuan dan anggota, dalam pelaksanaan kegiatan
kepramukaan .
d. mengembangkan
keterampilan kepemimpinan peserta didik.
e. mengelola satuan
dengan rasa cita kasih.
f. dapat menepatkan diri
sebagai nara sumber, dan sebagai figur / yang dapat menjadi teladan.
III. PENUTUP
Keberhasilan
Pembina Pramuka dalam membina peserta didik, selain ditentukan oleh program
Peserta didik ( PRODIK ) / YOUTH PROGRAMME juga
sangat tergantung bagaimana Pembina Pramuka dalam mengelola
satuannya.
Pembina
Pramuka idealnya selalu mau menambah pengetahuan, mengikuti laju perkembangan
jaman sehingga penampilannya selalu sesuai dengan jamannya.
KEPUSTAKAAN
1. AD
& ART Gerakan Pramuka, (Kepres RI No. 24 Tahun 2009 dan Kep.Ka.Kwarnas No.
203 Tahun 2009, Kwarnas. Jakarta, 2009.
2. Petunjuk
Penyelenggaraan Gugusdepan, PP No. 137 Tahun 1987. Kwarnas, Jakarta, 1987.
3. Petunjuk
Pelaksanaan Administrasi Satuan Pramuka, PP No. 041 Tahun 1995, Kwarnas.
Jakarta, 1995.
4. Atmasulistya,
Endy R. Drs. H, dkk, Panduan Praktis Membina Pramuka, Kwarda DKI-Jakarta, 2000.
Sifat
Berdasarkan resolusi Konferensi
Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka
kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
·
Nasional, yang berarti suatu organisasi yang
menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya
itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
·
Internasional, yang
berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina
dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan
sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama,
golongan, tingkat, suku dan bangsa.
·
Universal, yang berarti bahwa kepanduan
dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar