Selasa, 17 Juni 2014

Tatat Cara Penerapan Pramuka SD

CARA MEMBINA PRAMUKA

I.       PENDAHULUAN
Membina Pramuka bukan mengajar, tetapi memberikan motivasi kepada peserta didik agar secara instrinsik mereka bangkit untuk membelajarkan diri sendiri dengan cara yang tidak formal, kekeluargaan sehingga peserta didik tumbuh mandiri, berkembang, secara bertanggung-jawab.

Perlu di sini dibedakan antara membina secara tradisional dan membina Pramuka secara kekinian:
        
Aspect
Traditional
Partnership
Communication
Giving intructions
Asking questions
Feedback
Judgmental
Non-judgmental
Questioning
Yes/no
Open-ended
Motivation
Extrinsic
Intrinsic
Focus
On the coach
On the learner
        
Dalam partnership, Pembina bertindak sebagai pelayan sekaligus pemimpin, proses pendidikan dilakukan secara efektif, saling bertanya dan saling mendengarkan, sedangkan peserta didik menjadi dirinya sendiri (ownership), secara bertanggung-jawab (accountability). - (diangkat dari: Ng Pak Tee, 2005: 4 - 5,  Grow Me,Coaching for Schools,  Pearson  Prentice Hall, Singapore, London, New York, Toroto, Sydney, Tokyo, Madrid, Mexico City, Munich, Paris, Capetown, Hongkong, Montreal
  
Membina Pramuka merupakan kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan :
a.   Kepribadian
b.   Pengetahuan dan keterampilan
c.   Kecendrungan/keinginan serta kemampuan, peserta didik sehingga menjadi manusia yang : kreatif, inovatif, pelopor dan mandiri.

II.      MATERI POKOK
Pengertian membina bisa diuraikan dari komponen-komponen prosesnya:
a.    Membina itu targetnya ( object ) adalah manusia.
b.    Membina itu adalah upaya pendidikan, upaya peningkatan, upaya improvisasi, upaya memajukan.
c.    Membina itu dapat dilaksanakan baik formal, non formal bahkan informal secara sadar berencana, terarah, teratur  dan bertanggungjawab.
d.    Membina itu sebagai proses pendidikan berisi kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan :
1)    suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras.
2)    pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan bakat.
3)    kecenderungan/keinginan serta kemampuan - kemampuan yang merupakan bekal dalam hidup dan kehidupan manusia yang dibina.

Melalui pendidikan kepramukaan peserta didik disiapkan menjadi kader bangsa yang bermoral Pancasila yang memiliki :
a.         Sikap dan moral Pancasila ; dengan jalan melatihkan = Penghayatan & Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
b.        Keterampilan manajerial ; dengan jalan melatihkan = Kepemimpinan, Manajemen satuan, Hubungan insani, Hubungan masyarakat.
c.         Ketrampilan Kepramukaan  ; dengan jalan melatihkan = Survival, Pengembaraan, Pengabdian.
d.        Keterampilan teknologi  ; dengan jalan melatihkan = Kewirausahaan.
Pramuka harus dibina sesuai dengan minat-nya untuk mengabdi  dan berkarya melalui proses :
a.       Learning to understand
b.      Learning to do
c.       Learning to live together
d.      Learning to be
e.       Learning to earn
f.       Earning to live
g.      Living to serve
h.      Learning by teaching (terutama dalam interaksi kelompok)

Kegiatan membina hendaknya disusun bersama peserta didik dengan memperhatikan  3 pilar  yang merupakan soko guru kepramukaan yaitu :
a.     Azas Modern
       kegiatan kepramukaan hendaknya menyesuaikan dengan perkembangan jaman, selalu bervariasi dan baru sehingga tidak membosankan.
b.    Azas Manfaat
       kegiatan kepramukaan hendaknya disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik, masyarakat dan lingkungannya.
c.     Azas Taat
       kegiatan kepramukaan hendaknya manjadi media untuk mendidikan pelaksana / pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
Agar Pembina Pramuka dapat berperan dengan baik dalam membina, Pembina perlu :
a.     Mempuyai sikap laku sesuai dengan sistem among
1)    rasa cinta kasih, rasa keadilan, rasa kepantasan dan rasa kesanggupan berkorban.
2)    rasa disiplin disertai inisiatif
3)    rasa tanggungjawab terhadap Tuhan YME, masyarakat dan dirinya sendiri.
b.    Mengetahui dan dapat melaksanakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dalam kegiatan kepramukaan.
c.     Memahami bahwa metode yang akan diterapkan sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat peserta didik dibinanya.  Dengan kata lain sebelum melaksanakan pembinaan, hendaknya terlebih dahulu mengerti bakat, minat, keadaan, kemampuan dan kebutuhan kaum muda/peserta didik disamping itu, bahan latihan yang akan diberikan dalam kegiatan hendaknya sesuai dengan rencana,  tujuan  dan sasaran kegiatan yang sudah ditentukan.
d.    Menciptakan keikut sertaan Peserta didik dalam kegiatan kepramukaan dilakukan secara sukarela.
e.     Memperlakukan peserta didik sebagai subjek pendidikan, yaitu sebagai pribadi yang mempunyai cipta, rasa dan karsa yang perlu dikembangkan.
f.     Macam kegiatan yang disajikan hendaknya disesuaikan dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, sehingga kegiatan pada tiap golongan usia peserta didik berbeda.
g.    Memperhatikan faktor lingkungan pendidikan karena faktor lingkungan besar sekali pengaruhnya terhadap perkembangan peserta didik.
Pembina Pramuka harus berusaha menguasai bahan latihan kegiatan, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk mengunakan tenaga orang lain yang lebih menguasai dan menghayati bahan-bahan dalam membina peserta didik, Penguasaan bahan latihan perlu ditunjang dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan kepentingannya.
Pembina sebelum memulai pembinaan di regu, di satuan, atau di gugusdepan hendaknya memulai dengan bertanya:
·         Siapa yang saya bina (usia, pendidikan, kebutuhan)
·         Apa yang harus saya berikan (materi/bahan latihan, bimbingan, motivasi, pemecahan masalah, inovasi, kreativitas, dll)
·         Di mana, kapan saya memberi (menyangkut tempat dan waktu)
·         Bagaimana saya membina (menyangkut metode, sarana-prasarana latihan yang dipakai, perencanaan dan stratetegi untuk meningkatkan kualitas peserta didik, dukungan pihak lain misalnya Majelis Pembimbing dll, dana yang harus diupayakan)

Syarat penting dalam membina adalah:
·         Mengetahui sifat kejiwaan peserta didik. Sifat-sifat anak usia Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega.
·         Mengetahui keinginan / kebutuhan peserta didik.
·         Mengetahui latar belakang (budaya, sosial, ekonomi)  peserta didik.
·         Menarik minat peserta didik. Di sini materi pembinaan dapat dibungkus dengan lagu, tari, gerak, permainan, perlombaan, ceritera, penugasan, bakti yang sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.

Sifat-sifat anggota Pramuka Siaga.
·         Senang meniru
·         Senang berdendang, menari dan bernyanyi
·         Suka dipuji, mudah merajuk
·         Senang menceriterakan dan mengadukan apa yang diketahui dan dialaminya.
·         Rata-rata masih manja
·         Suka berbekal
·         Sangat senang bermain

Cara membina Siaga
·         Dilakukan dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut.
·         Membina Siaga adalah phase awal dalam pendidikan maka sifat-sifat Pembina Siaga yang  tidak bisa dicontoh oleh anak usia Siaga harus tidak dimunculkan di permukaan. Misalnya Pembina merokok, membentak-bentak, berkata agak jorok, dsb.
·         Materi pembinaan banyak dibungkus, sehingga menarik (misalnya menceriterakan sifat-sifat kepahlawanan yang perlu dicontoh, dengan sosio drama).
·         Sesuatu yang khayal, baik untuk mempuk imajinasi Siaga, tetapi jangan dilebih-lebihkan. Ceritera tentang fabel, farabel baik untuk Siaga. Dalam abad modern ini baik apabila imajinasi tersebut dipadukan dengan teknologi.
·         Permainan perang-perangan tidakcocok untuk kejiwaan Siaga.
·         Siaga harus sudah diperkenalkan secara “nyata” bagaimana setiap hari berbuat kebaikan. Baik dalam latihan, maupun melalui pesan Pembinauntuk melaksanakannya di rumah.
·         Untuk melatih kreativitas Siaga (otak belahan kanan), maka akan sangat baik mereka ditugasi membuat lagu sederhana (jinggle), tarian, menulis pengalaman, atau mengarang, atau membuat yel-yel yang menyemarakkan kasih sayang.
·         Kehidupan Siaga itu ada di Perindukan.
·         Pembina lebih banyak “ing ngarso sung tulodo”.

Sifat-sifat Pramuka Penggalang
·         Sebagian sifat-sifat Siaga masih ada (variatif masing-masing anak).
·         Senang bergerak, senang mengembara
·         Usil, lincah, senang mencoba-coba
·         Mulai menyukai lawan jenis
·         Suka dengan sifat-sifat kepahlawanan
·         Suara sudah mulai pecah/ parau bagi penggalang putra.


Cara Membina Penggalang
·         Dapat menggunkan sebagian cara-cara membina Siaga (sifatnya situasional)
·         Kegiatan yang menantang, pengembaraan (hiking, climbing, camping, ) paling disukai penggalang. Namun demikian harus dipersiapkan dengan teliti faktor keamanannya, dan tidak boleh terlalu sering dilakukan.
·         Kegiatan yang mengacu kedisiplinan sangat penting diberikan (misalnya berjenis-jenis PBB dan upacara).
·         Rewards dan punishment mutlak harus dilakukan, dan ditegakkan.
·         Kehidupan penggalang ada di Regu, oleh karena itu kekompakan, kreativitas, dan disiplin beregu harus dipelihara.
·         Pembina lebih banyak “ing madyo mangun karso” (di tengah-tengah membangkitkan kehendak & semangat belajar/ bekerja).

Sifat-Sifat Penegak
·         Masa sosial (Kohnstamn)
·         Mencari identitas/ jati diri
·         Stabilitas emosionalnya belum mantap (mudah terprofokasi, mudah berubah)
·         Gemar pada kenyataan
·         Mengenal Cinta - agresif
·         Kemauan kuat, sulit dicegah, apabila tidak melewati kesadaran rasionalnya

Cara membina Penegak
·         Perangkat struktur kepenegakan ditertibkan, bila belum ada dibentuk lebih dahulu. Dewan Ambalan, dibentuk dengan benar, tidak main tunjuk.
·         Dimulai bertanggung-jawab atas keputusan musyawarah, dan menjalankan keputusan Dewan Ambalan.
·         Keinginan Penegak yang kuat tidak dipatahkan, tetapi dijalurkan (on the track).
·         Memberikan kondisi lingkungan yang baik
·         Pada tingkat Bantara, Penegak mulai dikondisikan untuk memperbaiki lingkungan yang kurang baik, semampunya. 
·         Pada tingkat Laksana, Penegak dikondisikan untuk  mengembangkan lingkungan ke arah yang lebih baik.
·         Penegak sudah mulai dikenalkan bagaimana “learning by doing”; “Learning to earn”; “Learning to serve”.
·         Untuk mempertahankan satuan terpisah di perkemahan sebaiknya Pembina menyerahkan tanggung-jawab kepada Pradana dan Pemuka Sangga, namun harus tetap mengkontrol.
·         Cara memberikan kritik dengan cara atau etika PIN, kepada Penegak diupayakan hanya sampai PI saja, yakni sebutkan “Positif”-nya kelebihan-kelebihan atas program atau kegiatan yang telah dilakukan – kemudian di “Interpretasikan” secara detail program atau kegiatan tersebut secara rasional, biasanya Penegak sudah tahu kelemahannya. Namun biala Penegak terpaksa belum tahu kelemahannya baru dikemukakan “Negatif” nya.
·         Contoh kegiatan pendidikan bagi Penegak dan Pandega yang paling lengkap adalah: Perkemahan Wirakarya.
·         Pembina lebih banyak “tut wuri handayani”.

Sifat-sifat Pandega
-     Sebagian besar sifat Penegak ada pada Pandega.
-     Pandega lebih terkonsentrasi pada kelompok dyadic atau triadic (kelompok duaan, atau tigaan). Jarang sekali (hampir tidak pernah ada) mereka secara bersama-sama melakukan kegiatan kemana-mana dalam jumlah 5 orang sampai  10 orang secara bersama-sama. Oleh karena itu “Reka” itu dibentuk cukup dengan 2 atau 3 orang sudah bisa.
-     Dalam berhubungan dengan lain jenis Pandega tidak seagresif Penegak, tetapi  lebih terbuka dibandingkan dengan Penegak.
-     Untuk mempertahankan satuan terpisah di perkemahan Pembina cukup menyerahkan tanggung-jawab kepada Pradana dan penyadaran umum dalam apel pagi, atau apel malam menjelang tidur. Biasanya mereka sudah saling mengkontrol, tapi sering terjadi kalau ada penyimpangan di antara mereka saling melindungi – pada norma atau nilai yang dianggap sebagai nilai baru.

Cara Membina Pandega
·         Cara yang paling baik dalam membina Pandega adalah tidak bersifat menggurui, semua keputusan Racana baik yang menyangkut visi, misi, strategi, program kerja, rencana kerja, ataupun rencana kegiatan latihan dilaksanakan secara musyawarah, dan komitmen untuk patuh terhadap keputusan-keputusan yang telah ditetapkan sungguh pun tadinya ia tidak menyepakati.
·         Pembina bertindak sebagai ”penghubung antar sistem”, artinya apabila ada materi-materi latihan yang diinginkan oleh Pandega yang tidak dikuasai oleh Pembinanya, maka Pembina mencari keluar (out sourcing), sungguhpun bisa saja meminta kepada anggota Pandega untuk mencarinya sendiri, sekaligus bertindak sebagai penghubung antar sistem
·         Evaluasi kegiatan dapat dilakukan secara bersama-sama antara Pembina dan anggota Racana secara questioning.
·         Apabila kegiatan di Racana sudah mapan maka Pembina lebih banyak bertindak sebagai motivator, mentor dan konsultan.
·         Pembina 90% bertindak tut wuri handayani.

III.   PENUTUP
                        Membina merupakan tugas pengabdian bagi Pembina Pramuka oleh karena itu membina merupakan seni.  Tehnik membina bagaimana yang tepat itu akan didapat dari pengalamannya dalam kegiatan dengan peserta didik.  Semboyan kita dalam melaksanakan tugas pembinaan "Ikhlas bakti bina bangsa ber budi bawa laksana "


Tata Cara Upacara
Tata Cara Upacara

Siaga

1. Acara persiapan
Pembina/Pembantu Pembina Siaga memanggil anggota perindukan dengan barisan bersaf
Para Pembina Siaga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan memilih barung yang terbaik dan barung yang terbaik tersebut mendapat kepercayaan untuk mempersiapkan upacara pembukaan.
2. Uraian Kegiatan
Seluruh anggota perindukan dalam barungnya masing-masing membentuk barisan bersaf
Siaga/Sulung yang terpilih mempersiapkan segala perlengkapan upacara untuk upacara pembukaan
3. Perlengkapan
Bendera Merah Putih/tiangnya, teks Pancasila, teks Dwi Darma
4. Acara Pokok
Sulung memanggil seluruh peserta upacara dengan .....siagaaaaaaa dan dijawab Siaaaap oleh para siaga, kemudian Sulung membuat kode lingkaran kecil maka berlarilah para siaga membentuk lingkaran kecil menurut barungnya masing-masing dan barung si sulung berapa di depanya. kemudian membentuk lingkaran besar
5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
Sulung/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
Sulung menjemput yanda/Bunda dengan ucapan "yanda, upacara pembukaan latihan perindukan siaga sudah bisa dimulai yanda sudi membukanya." kemudian Yanda mengatakan "Terima kasih" kemudian Yanda/ Bunda Memegang tangan Kiri Sulung dan membimbingnya memasuki lingkaran dan menempatkannya di depan standart/totem
6. Penjemputan Bendera Merah Putih
Yanda/bunda memerintahkan sulung untuk mengambil Bendera Merah Putih "Sulung, ambil Pusaka kita". dan sulung pun keluar melalui pintu untuk mengambil bendera merah putih.
Kemudian memasuki lingkaran dan pada waktu di pinggir lingkaran (pintu) berhenti sejenak dan penghormatan dipimpin oleh Yanda/Bunda dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara Yanda/Bunda
Yanda/ Bunda membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dwi darma
Pembacaan teks Dwi Darma oleh Sulung
Sulung membacakan dan dibalas oleh peserta sbb : Sulung : Dwi Darma, siaga membalas serupa kemudian Sulung ; "Siaga itu menurut ayah dan bundanya" dijawan"kami menurut ayah dan bunda kami". Sulung: "Siaga itu berani dan tidak putus asa" dijawab "kami berani dan tidak putus asa"
Selesai membaca teks dwi darma Yanda/ Bunda memerintahkan sulung kembali ke barungnya dan pada waktu sulung kembali ke barungnya wakilnya yang tadi menempati posisi pemimpin barung kembali ke tempatnya melalui jalan belakang.
9. Kata Bimbingan
Yanda/Bunda memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Yanda/Bunda cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Yanda/bunda kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh yanda/Bunda
doa diucapkan dna diikuti oleh seluruh siaga (doa cukup pendek saja)
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai Yanda/bunda berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Ingat..! Yanda dan Bunda tidak membubarkan lingkaran tetapi langsung dilanjutkan dengan kegiatan yang sesuai dengan jadwal latihan.


MENGELOLA SATUAN

I.     PENDAHULUAN
1.   Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggungjawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik.

2.   Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga, dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda berlandaskan Sistem Among dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan dan Motto Gerakan Pramuka yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.


II.   MATERI POKOK
1.   Mengelola satuan dapat diartikan :
a.   menggerakkan anggota dalam satuan Pramuka untuk mencapai tujuan
b.   seni / proses mengelola satuan

2.   Proses pendidikan melalui kepramukaan merupakan proses pendidikan berkelanjutan yang diawali dari kegiatan Pramuka Siaga, ke kegiatan Pramuka Penggalang, dilanjutkan kegiatan Pramuka Penegak sampai dengan berakhirnya Pramuka Pandega.

3.   Dari kegiatan kepramukaan yang berkelanjutan tersebut (dari Siaga sampai berakhirnya Pandega), diharapkan para peserta didik memiliki perilaku sebagai berikut:
a.   memiliki sikap dan moral Pancasila dalam kehidupan sehari - hari.
b.   mimiliki keterampilan manajerial
      1)  kepemimpinan
      2)  manajemen satuan
      3)  hubungan insani ( human relation )
      4)  kehumasan ( public relations )
c.   memiliki keterampilan kepramukaan
      1)  keterampilan "survival"
      2)  olah raga
      3)  pengembaraan di alam terbuka
      4)  pengabdian
d.   memiliki keterampilan teknologi:
      1)  kewiraan
      2)  kewirausahaan

4.   Cara Mengelola satuan
a.     Bersama peserta didik menyusun program kegiatan yang sesuai dengan keinginan peserta didik.
b.     Menetapkan sasaran kegiatan pada kegiatan - kegiatan  golongan (diperlukan adanya sasaran kegiatan Siaga, Penggalang, Penegak dan sasaran kegiatan untuk Pandega).
c.      Menyajikan kegiatan - kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang serta mengandung pendidikan di alam terbuka, diantaranya:
1)   berkemah
2)   pejelajahan/pengembaraan/hiking/lintas alam
3)   survival training
4)   api unggun
5)   pelantikan
6)   mountainering
7)   PPPK dan pengabdian masayarakat, dll.
d.   Memfungsikan peserta didik sebagai subyek pendidikan, di samping juga sebagai objek, diantaranya dengan jalan :
1)   memerankan pemimpin satuan dalam semua kegiatan satuan.
2)   memerankan Dewan Siaga, Dewan Penggalang, Dewan Penegak, dan Dewan Pandega, dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan, untuk dapat mengembangkan dan melatih keterampilan kepemimpinan yang ada pada mereka.
3)   ikut serta mengadministrasikan kegiatan.
e.   Pembina Pramuka menempatkan posisi sebagai: motivator, dinamisator, konsultan , fasilatator, dan inovator kegiatan.
f.    Pembina Pramuka hendaknya selalu berada di tengah-tengah peserta didik dalam semua kegiatan kepramukaan untuk dapat menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan, Pelaksanaan Kode Kehormatan, menerapkan Kiasan Dasar, dan perwujudan Motto Gerakan Pramuka.

5.   Mengelola Satuan merupakan seni menggerakkan anggota / peserta didik untuk melaksanakan kegiatan dengan senang hati dan merasa bukan karena dorongan orang lain, melainkan mereka melakukan kegiatan itu karena kebutuhannya sendiri.

6.   Sebagai Pembina Pramuka kita hendaknya mampu menciptakan suasana  peserta didik bergiat secara sukarela karena kegiatan yang tersajikan tersebut dirasakan sangat mereka butuhkan dalam pengembangan diri.

Situasi tersebut dapat kita wujudkan bilamana sebagai Pembina Pramuka, kita selalu :
a.     berusaha memegang teguh keputusan bersama yang dibuat (  Prodik ).
b.     menjalin komunikasi yang baik dengan peserta didik.
c.      mengadakan hubungan kerja dengan para pemimpin satuan dan anggota, dalam pelaksanaan kegiatan kepramukaan .
d.     mengembangkan keterampilan kepemimpinan peserta didik.
e.     mengelola satuan dengan rasa cita kasih.
f.      dapat menepatkan diri sebagai nara sumber, dan sebagai figur / yang dapat menjadi teladan.

III. PENUTUP
       Keberhasilan Pembina Pramuka dalam membina peserta didik, selain ditentukan oleh program Peserta didik ( PRODIK ) / YOUTH  PROGRAMME juga sangat  tergantung bagaimana Pembina Pramuka dalam mengelola satuannya.

       Pembina Pramuka idealnya selalu mau menambah pengetahuan, mengikuti laju perkembangan jaman sehingga penampilannya selalu sesuai dengan jamannya.


KEPUSTAKAAN
1.    AD & ART Gerakan Pramuka, (Kepres RI No. 24 Tahun 2009 dan Kep.Ka.Kwarnas No. 203 Tahun 2009, Kwarnas.  Jakarta, 2009.
2.    Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan, PP No. 137 Tahun 1987. Kwarnas, Jakarta, 1987.
3.    Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Satuan Pramuka, PP No. 041 Tahun 1995, Kwarnas. Jakarta, 1995.
4.    Atmasulistya, Endy R. Drs. H, dkk, Panduan Praktis Membina Pramuka, Kwarda DKI-Jakarta, 2000.
Sedot Filenya Di SINI


Sifat

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
·         Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
·         Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
·         Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar